tag:blogger.com,1999:blog-32723281991854568462024-03-05T08:14:58.572-08:00LESER ACEHLEMBARAN SEJARAH ACEHMASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comBlogger362125tag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-82192553277172265842016-10-11T22:31:00.001-07:002016-10-11T22:31:45.184-07:00PEMIMPIN HEBAT MAMPU MEMBUAT PROGRAM BARU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
Calang, program calon bupati aceh jaya kedepan adalah program copy Azhar abdurrahman terlihat dari spanduk dan perkataan lansung dari calon, disini sangat jelas untuk aceh jaya kedepan yaitu aceh jaya tidak ada perubahan tetapi hebat Azhar abdurrahman yang kreatif sedangkan calon pemimpin aceh jaya kedepan tidak kreatif.</div>
<a name='more'></a><br />
<span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">adapun program Azhar Abdurrahman</span><br />
<span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">1. Program Raskin Gratis</span><br />
<span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">Semua masyarakat miskin aceh jaya tidak pandang bulu mendapatkannya, baik dia pemilih Partai Aceh atau bukan tetap mendapatkan beras miskin dari pemerintah aceh yang di berikan secara rutin.</span><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">2.Program Listrik Gratis</span><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">Progaram listrik gratis untuk masyarakat aceh jaya semua masyarakat mendapatkannya, yang tidak mendapatkan katagori PNS dan masyarakat pemakai pemakai di atas 4 amper, sedangkan 4 amper kebawah semua mendapatkanya. Program ini membuat masyarakat kabupaten lain jadi sibuk.</span><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">3.Program Biaya Langsia</span><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">Biaya Lansia khusus di berikan kepada langsia secara terus menurus, yang di berikan secara rutin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di karena para lansia sudah kurang mampu untuk bekerja.</span><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">4.Program beasiswa cerdas</span><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">Program beasiswa cerdas semua yang sekolah di aceh jaya, termasuk siswa kabupaten lain yang sekolah di aceh jaya mendapatkanya di berikan 1 tahun sekali,SD Rp.500.000 persiswa, SMP Rp.750.000, SMA RP.1.000.000, dan Mahasiswa Rp.1.500.000.</span><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">5.Program Malem dagang</span><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><span style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;">Program malem dagang di tujukan bagi dayah di aceh jaya untuk membantu kehidupan para santri, termasuk dengan dapur sehat yaitu makan para santri</span><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><br style="background-color: #4f87f4; color: #aaaaaa; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, sans-serif; font-size: 15.84px;" /><span style="color: #aaaaaa; font-family: Trebuchet MS, Trebuchet, sans-serif;"><span style="background-color: #4f87f4; font-size: 42.3088px;">Ada juga program lain yaitu pembagian bibit sawit, bibit jagung, alat tangkap ikan nelayan, bibit ikan, modal usaha kecil dan lain-lain</span></span></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-4024015187048321322016-09-27T22:50:00.001-07:002016-09-27T22:58:44.876-07:00KESUKSESAN PROGRAM BUPATI AZHAR ABDURRAHMAN <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Calang, program bupati aceh jaya termasuk program tersukses dari pada kabupaten lain di aceh yaitu program GERBANG RAJA. Program tersebut sangat menyentuh di masyarakat, di antaranya program Raskin Gratis, Listrik Gratis, Biaya Lansia, Beasiswa cerdas, Malem dagang dan lain-lain.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Dalam kaca Sejarah Aceh, para pemimpin aceh baik gubenur maupun bupati yang pernah memegang kekuasaan belum mampu mencetuskan program baru yang lebih pro Rakyat Kecuali program JKA. adapun program yang sangat menyentuh masyarakat aceh jaya di antaranya:<br />
1. Program Raskin Gratis<br />
Semua masyarakat miskin aceh jaya tidak pandang bulu mendapatkannya, baik dia pemilih Partai Aceh atau bukan tetap mendapatkan beras miskin dari pemerintah aceh yang di berikan secara rutin.<br />
2.Program Listrik Gratis<br />
Progaram listrik gratis untuk masyarakat aceh jaya semua masyarakat mendapatkannya, yang tidak mendapatkan katagori PNS dan masyarakat pemakai pemakai di atas 4 amper, sedangkan 4 amper kebawah semua mendapatkanya. Program ini membuat masyarakat kabupaten lain jadi sibuk.<br />
3.Program Biaya Langsia<br />
Biaya Lansia khusus di berikan kepada langsia secara terus menurus, yang di berikan secara rutin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di karena para lansia sudah kurang mampu untuk bekerja.<br />
4.Program beasiswa cerdas<br />
Program beasiswa cerdas semua yang sekolah di aceh jaya, termasuk siswa kabupaten lain yang sekolah di aceh jaya mendapatkanya di berikan 1 tahun sekali,SD Rp.500.000 persiswa, SMP Rp.750.000, SMA RP.1.000.000, dan Mahasiswa Rp.1.500.000.<br />
5.Program Malem dagang<br />
Program malem dagang di tujukan bagi dayah di aceh jaya untuk membantu kehidupan para santri, termasuk dengan dapur sehat yaitu makan para santri<br />
<br />
Bukan cuma itu saja tapi ada juga program wirausaha kecil, program pertanian di berikan bibit sawit, jangung dan peternakan semua masyarakat mendapatkannya kusus bagi yang mempunyai lahan, tidak lupa juga bagi nelayan di berikan alat tangkap ikan termasuk boat, mesin dan jaring semua nelayan mendapatkanya.<br />
<br />
Program memajukan pendidikan Aceh Jaya Azhar abdurrahman melakukan program perekrutan tenaga guru kontrak besar-besaran mencapai 2000 orang dengan tujuan siswa aceh jaya berkualitas dapat bersaing daerah lain.<br />
<br />
Masihkah kita menjelek-jelekkan pemerintah Azhar abdurrahman sedang daerah lain sangat meharapkan pemimpin kita.<br />
<br />
Penulis<br />
Maswardi<br />
<br />
<br /></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-47414096389285448092016-09-21T21:53:00.002-07:002017-05-17T07:39:43.252-07:00DEKLARASI AKBAR PARTAI ACEH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Calang</b>, Deklarasi Partai aceh pada hari kamis 22 september 2016,sangat antusias tim simpatisan partai aceh sungguh luar biasa mencapai kurang lebih 2000 orang, untuk mendukun pasangan bupati Pang Toni dan Irfan TB informasi di proleh jam 11:00 dan pada saat masyarakat terus berdatangan kegiatan deklarasi tersebut di laksanakan di area komplek monumen Tsunami calang, kegiatan pembukaan di laksanakan di laksnakan di area monumen Tsunami selanjut menuju kantor kip dengan konfoi bersama simpatisan partai aceh, area kota calang pada hari ini di hiasi dengan bendera Partai aceh . berikut photo2 yang dapat kami peroleh<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeH9J9xtARVH0ByZS94_JvSWeF_wfvzB6qsiTtMUPFZQvIL0EHuFVAlJ-hs6stxxzJFlm-lhoxgbsBCS18xk_DFXs7ZaKQbxfmW8zw3N37ItoFp1HI6dim6U3JSY2Npd4AZt_oB_sxm3Q/s1600/IMG_20160922_112200.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeH9J9xtARVH0ByZS94_JvSWeF_wfvzB6qsiTtMUPFZQvIL0EHuFVAlJ-hs6stxxzJFlm-lhoxgbsBCS18xk_DFXs7ZaKQbxfmW8zw3N37ItoFp1HI6dim6U3JSY2Npd4AZt_oB_sxm3Q/s320/IMG_20160922_112200.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv0I3HDdYjMpIyXjHh34W6XiRLwOXGMRgeGFAqh5hM_asJVD6W_IBxNnduUoxQBh5deDg369FXaUmFlHSPKQ0LlMIQbyaMYtQWSNlqaFqkpVDcxJfM5s0EhtI1VUrUl3M2IuvmvC8pDyU/s1600/IMG_20160922_112424.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv0I3HDdYjMpIyXjHh34W6XiRLwOXGMRgeGFAqh5hM_asJVD6W_IBxNnduUoxQBh5deDg369FXaUmFlHSPKQ0LlMIQbyaMYtQWSNlqaFqkpVDcxJfM5s0EhtI1VUrUl3M2IuvmvC8pDyU/s320/IMG_20160922_112424.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWu3O05-4UVuoHaCs0HMvRucBz4F9QdHGb1yVEjzg-FOfKSaSvWRp2HBS0kQFRtTM6TxrZhwrjAz16M7WWjz3GDQa0mbJFCHMQ8VYwd8hice3Jn6QSJRh-mXT4ThGN-wSs-eXvVv51gm0/s1600/IMG_20160922_112607.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWu3O05-4UVuoHaCs0HMvRucBz4F9QdHGb1yVEjzg-FOfKSaSvWRp2HBS0kQFRtTM6TxrZhwrjAz16M7WWjz3GDQa0mbJFCHMQ8VYwd8hice3Jn6QSJRh-mXT4ThGN-wSs-eXvVv51gm0/s320/IMG_20160922_112607.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNBCUaCpSUmsL8WMKPrxcEUs6T373RU3lCzRDO6GDxNRLAmJeoME038F4eJx0U547hyphenhyphen3FWv9SbGR9FbVYT-m2JjsvQhfnkGVoZ-XrRjc6hesnMivcA6ZVgIuGVvcw04XVzuJfMmx4gW8E/s1600/IMG_20160922_112402.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNBCUaCpSUmsL8WMKPrxcEUs6T373RU3lCzRDO6GDxNRLAmJeoME038F4eJx0U547hyphenhyphen3FWv9SbGR9FbVYT-m2JjsvQhfnkGVoZ-XrRjc6hesnMivcA6ZVgIuGVvcw04XVzuJfMmx4gW8E/s320/IMG_20160922_112402.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br /></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-36735739945505773232016-09-21T21:53:00.000-07:002016-09-21T22:42:26.683-07:00DEKLARASI AKBAR PARTAI ACEH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Calang</b>, Deklarasi Partai aceh pada hari kamis 22 september 2016,sangat antusias tim simpatisan partai aceh sungguh luar biasa mencapai kurang lebih 5000 orang, untuk mendukun pasangan bupati Pang Toni dan Irfan TB informasi di proleh jam 11:00 dan pada saat masyarakat terus berdatangan kegiatan deklarasi tersebut di laksanakan di area komplek monumen Tsunami calang, kegiatan pembukaan di laksanakan di laksnakan di area monumen Tsunami selanjut menuju ke kantor KIP untuk mendaftarkan calon Bupati Aceh Jaya dengan konfoi bersama simpatisan partai aceh, area kota calang pada hari ini di hiasi dengan bendera Partai aceh . berikut photo2 yang dapat kami peroleh<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeH9J9xtARVH0ByZS94_JvSWeF_wfvzB6qsiTtMUPFZQvIL0EHuFVAlJ-hs6stxxzJFlm-lhoxgbsBCS18xk_DFXs7ZaKQbxfmW8zw3N37ItoFp1HI6dim6U3JSY2Npd4AZt_oB_sxm3Q/s1600/IMG_20160922_112200.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeH9J9xtARVH0ByZS94_JvSWeF_wfvzB6qsiTtMUPFZQvIL0EHuFVAlJ-hs6stxxzJFlm-lhoxgbsBCS18xk_DFXs7ZaKQbxfmW8zw3N37ItoFp1HI6dim6U3JSY2Npd4AZt_oB_sxm3Q/s320/IMG_20160922_112200.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv0I3HDdYjMpIyXjHh34W6XiRLwOXGMRgeGFAqh5hM_asJVD6W_IBxNnduUoxQBh5deDg369FXaUmFlHSPKQ0LlMIQbyaMYtQWSNlqaFqkpVDcxJfM5s0EhtI1VUrUl3M2IuvmvC8pDyU/s1600/IMG_20160922_112424.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv0I3HDdYjMpIyXjHh34W6XiRLwOXGMRgeGFAqh5hM_asJVD6W_IBxNnduUoxQBh5deDg369FXaUmFlHSPKQ0LlMIQbyaMYtQWSNlqaFqkpVDcxJfM5s0EhtI1VUrUl3M2IuvmvC8pDyU/s320/IMG_20160922_112424.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWu3O05-4UVuoHaCs0HMvRucBz4F9QdHGb1yVEjzg-FOfKSaSvWRp2HBS0kQFRtTM6TxrZhwrjAz16M7WWjz3GDQa0mbJFCHMQ8VYwd8hice3Jn6QSJRh-mXT4ThGN-wSs-eXvVv51gm0/s1600/IMG_20160922_112607.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWu3O05-4UVuoHaCs0HMvRucBz4F9QdHGb1yVEjzg-FOfKSaSvWRp2HBS0kQFRtTM6TxrZhwrjAz16M7WWjz3GDQa0mbJFCHMQ8VYwd8hice3Jn6QSJRh-mXT4ThGN-wSs-eXvVv51gm0/s320/IMG_20160922_112607.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNBCUaCpSUmsL8WMKPrxcEUs6T373RU3lCzRDO6GDxNRLAmJeoME038F4eJx0U547hyphenhyphen3FWv9SbGR9FbVYT-m2JjsvQhfnkGVoZ-XrRjc6hesnMivcA6ZVgIuGVvcw04XVzuJfMmx4gW8E/s1600/IMG_20160922_112402.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNBCUaCpSUmsL8WMKPrxcEUs6T373RU3lCzRDO6GDxNRLAmJeoME038F4eJx0U547hyphenhyphen3FWv9SbGR9FbVYT-m2JjsvQhfnkGVoZ-XrRjc6hesnMivcA6ZVgIuGVvcw04XVzuJfMmx4gW8E/s320/IMG_20160922_112402.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br /></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-7249129282989928152013-12-18T05:35:00.003-08:002013-12-18T05:35:30.665-08:00Metodologi Sejarah <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="awal">M</span>etodologi
berasal dari kata Yunani 'metodos', kata ini terdiri dari dua suku kata
yaitu 'metha' yang berarti melalui atau melewati dan 'hodos' yang
berarti jalan atau cara. Menurut Webster metodologi yaitu suatu
keseluruhan (body) metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep
kerja, aturan-aturan, dan postulat-postulat yang digunakan oleh ilmu
pengetahuan, seni, atau disiplin; proses, teknik-teknik, atau
pendekatan-pendekatan yang dipakai dalam pemecahan suatu masalah atau di
dalam mengerjakan sesuatu; suatu atau seperangkat prosedur-prosedur;
dasar teoritis dari suatu doktrin filsafat: premis-premis,
postulat-postulat, dan konsep-konsep dasar dari suatu filsafat. Suatu
ilmu atau kajian tentang metode… menganalisis prinsip-prinsip atau
prosedur-prosedur yang harus menuntun penyelidikan dalam suatu bidang
(kajian) tertentu (Webster, 1966: 1423). <a name='more'></a><div class="fullpost">
<br />
Sementara itu dalam Kamus The New Lexicon, metodologi mempunyai makna,
suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau
prosedur; suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang
digunakan dalam sains (The New Lexicon. 1989: 628).<br />
<br />
Metodologi sejarah merupakan suatu prosedur atau metode yang digunakan
untuk tahu bagaimana mengetahui. Metodologi sejarah atau 'science of
methods' juga berarti sebagai suatu ilmu yang membicarakan tentang cara,
yaitu cara untuk mengetahui bagaimana mengetahui peristiwa yang terjadi
dimasa lampau (sejarah). Misalnya seorang sejarawan yang ingin
mengetahui sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Dia akan menempuh
secara sistematis prosedur penyelidikan dengan menggunakan teknik untuk
pengumpulan bahan sejarah sehingga dia dapat menjaring informasi yang
dia dapatkan selengkap mungkin. Namun hanya sampai itu saja tidaklah
cukup bagi seorang sejarawan karena seorang sejarawan harus dilengkapi
juga dengan pengetahuan metodologis ataupun teoritis bahkan filsafat.
Artinya bagaimana sejarawan itu menggunakan ilmu metode itu pada tempat
yang seharusnya sehingga untuk mengetahui bagaimana mengetahui sejarah
itu diperlukanlah suatu ilmu yaitu Metodologi Sejarah. Helius Sjamsuddin
(2007: 15).<br />
<br />
Dalam metodologi sejarah, seorang sejarawan dituntut harus menguasai
metode yang digunakan untuk mengetahui peristiwa di masa lampau, untuk
mengetahui peristiwa di masa lampau itu maka dilakukanlah penelitian
berupa prosedur penyelidikan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
sejarah baik berupa arsip-arsip dan perpustakaan-perpustakaan (di dalam
atau di luar negeri) maupun dari wawancara dengan tokoh-tokoh yang masih
hidup sehubungan dengan peristiwa bersejarah. Mempelajari metodologi
sejarah berarti kita juga menguraikan metode penelitian sejarah, sumber
sejarah dan penulisan sejarah. Profesor Kuntowijoyo memberi batasan
metodologi sebagai ilmu yang membicarakan jalan, bagaimana metodologi
sejarah harus dilakukan. Metodologi harus ditempatkan secara benar,
membicarakan teori dan konsep-konsep, dan sumber sejarah yang akan
digunakan.<br />
<br />
<br />
<strong>A. HUBUNGAN ANTARA METODE DAN METODOLOGI SEJARAH</strong><br />
Metode berbeda dengan metodologi. Metode dan metodOlogi mempunyai tugas
yang sama yaitu untuk mendapatkan objek yang sedang diteliti oleh
seorang peneliti itu sendiri. Hal ini juga ditambahkan oleh Sjamsuddin
bahwa metode ada hubungannnya dengan suatu prosedur, proses atau teknik
yang sistematis untuk mendapatkan objek yang diteliti. Selain mempunyai
tugas yang sama antara metode dan metodelogi mempunyai kegiatan yang
berbeda. Ibarat seorang tukang tembok yang jelas mengetahui bagaimana
mengetahui dan menguasai (metode) membangun rumah dengan melakukan
sendiri penyusunan bata demi bata, pencampuran semen untuk beton dan
plester tembok tanpa harus mengetahui segala macam teori dan perhitungan
yang cukup rumit. Tetapi seorang insinyur membangun rumah harus
menguasai metodologi (ada metode juga) dalam membangun sebuah gedung. Ia
merencanakan semua dari awal sampai dengan desainnya, kekuatan
bangunannya, keamanan dan kenyamannnnya sampai pada hubungan gedung
dengan lingkungan sekitarnya (2007:16). Jadi seorang sejarawan
profesional dituntut penguasaan sekaligus metode dan metodologis
disiplinnya. Lebih jelasnya oleh Sartono Kartodhirjo menambahkan
diantara keduanya. Pertama: metode sebagai bagaimana orang memperoleh
pengetahuan (how to know) dan Kedua: metodologi sebagai mengetahui
bagaimana harus mengetahui 'to know how to know' (Kartodirjo, 1992: 9).<br />
<br />
<br />
<strong>B. KERANGKA DAN ISI DARI METODOLOGI SEJARAH</strong><br />
Kerangka dan isi dari metodologi sejarah meliputi:<br />
<br />
<b>1. Fakta</b><br />
Fakta adalah sesuatu yang diketahui kebenarnya; suatu pernyataan tentang
sesuatu yang telah terjadi. Bagi sejarawan, fakta-fakta dapat
diumpamakan dengan batu bangunan kajian sejarah. Fakta-fakta yang
diperoleh itu masing-masing tidak berdiri sendiri melainkan harus
dikaitkan dalam hubungan-hubungan yang bermakna dalam berbagai bentuk
yang akan dapat membantunya memahami dan menjelaskan lebih lengkap
beberapa bagian dari keberadaan pribadi atau kelompok sosial tertentu.<br />
<br />
<b>2. Konsepsi</b><br />
Konsep adalah hasil dari suatu kegiatan mental membuat generalisasi;
suatu gambaran mental yang umum dari kelompok yang diabstraksikan dari
aturan-aturan, juga suatu objek intuisi langsung dari pikiran. Dengan
sendirinya para sejarawan dapat pula memanfaatkan konsep-konsep yang
relevan untuk membantu mereka dalam metodologi dan analisis-analisis
historiografi mereka.<br />
<br />
<b>3. Generalisasi</b><br />
Generalisasi merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara
konsep-konsep dan berfungsi sebagai pembantu untuk berpikir dan
mengerti. Generalisasi bertujuan dua hal: (1) saintifikasi, dan (2)
implikasi. Apakah generalisasi ini benar atau salah, didukung atau
ditolak, tentu saja memerlukan pembuktian-pembuktian lebih lanjut.
Tetapi selama generalisasi ini dapat dipahami (komunikatif),
pernyataanya menjadi titik tolak untuk suatu diskusi dan penelitian
ilmiah lebih lanjut.<br />
<br />
<b>4. Hipotesis</b><br />
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentatif yang menyatakan suatu
hubungan diantara variabel-variabel. Hipotesis dapat ditarik dari
generalisasi-generalisasi dan teori-teori.<br />
<br />
<b>5. Teori</b><br />
Teori digunakan dalam mengidentifikasi dan mendefinisikan suatu
keberadaan kolektif; merekonstruksi suatu perangkat kepercayaan menurut
arti apa yang disebut suatu analisis karakter kolektif; menguji
kebenaran atau ketepatan (verifikasi) penjelasan (eksplanasi) suatu
peristiwa kolektif (Lubasz, 1963-1964: 3).<br />
<br />
<b>6. Model</b><br />
Model dalam sejarah dapat dipakai dalam penggunaan luas (umum) atau
sempit (khusus). Dalam penggunaan yang lebih umum, model-model itu dapat
berupa contoh, paradigma yang melekat pada individu-individu tertentu
misalnya Mahatma Gandhi sebagai model tokoh kemanusiaan, Hitler sebagai
tokoh yang diktator dan kejam, dll. Dalam penggunaan yang lebih khusus
model-model itu dikenakan pada struktur sosial.<br />
<br />
<br />
<b>Description:</b> <span itemprop="description">metodologi sejarah, metodologi, teori dan metodologi sejarah</span></div>
</div>
- Reviewer:
<span itemprop="reviewer">
Ivan Sujatmoko
</span>
-
ItemReviewed:
<span itemprop="itemreviewed">
Metodologi Sejarah
</span>
Rating:
<span itemprop="rating">
5 </span><br />
<span itemprop="rating"><a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2013/05/metodologi-sejarah.html">SEBERKAS SEJARAH </a></span></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-13376868227468233742013-12-18T05:33:00.003-08:002013-12-18T05:33:22.752-08:00Metode Sejarah <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="awal">S</span>ejarah
adalah salah satu cabang dari ilmu sosial yang sangat terbuka. Hal
tersebut tergambar dari suatu pendapat yang menyatakan bahwa semua orang
mampu menulis sejarah. Konsekuensi dari pendapat tersebut adalah
banyaknya tulisan tentang sejarah yang kurang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kadang kala sulit dibedakan antara
yang dongeng, mitos, legenda, dan sejenisnya dengan fakta sejarah.
Sekarang tulisan-tulisan seperti itu tidak dapat dipertahankan lagi. <a name='more'></a><div class="fullpost">
<br />
Sejarah seharusnya ditulis oleh orang yang mempunyai kompetensi di
bidang kesejarahan (sejarawan) yang diharapkan mampu meneliti dan
menulis dengan semangat kritis yang tinggi, dalam arti sejak pengumpulan
data atau sumber sejarah (yang biasa disebut heuristik) sampai kepada
tahap penulisannya (historiografi), harus dilakukan serangkaian kritik
sehingga dapat dihasilkan suatu tulisan sejarah yang didasarkan atas
fakta-fakta yang benar-benar teruji dan dapat diandalkan. Untuk
mencapainya sejarah harus ditulis melalui prosedur yang disebut <b>Metode Sejarah</b>. Metode ini mempunyai empat tahapan yang integral, yakni Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi.<br />
<br />
<br />
<strong>A. PENGERTIAN METODE SEJARAH</strong><br />
Metode sejarah berasal dari dua kata yaitu metode dan sejarah. Kata
"metode" memiliki arti cara atau prosedur yang sifatnya sistematis,
metode juga dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh
untuk menjelaskan objek yang dikajinya. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan guna mencapai apa yang telah ditentukan”. Dengan kata lain
metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu, sejarah adalah semua peristiwa yang terjadi pada masa
lampau. Menurut Sartono Kartodirdjo sejarah dapat didefinisikan sebagai
berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lampau. Setiap
pengungkapannya dapat dipandang sebagai suatu aktualisasi atau
pementasan pengalaman masa lampau. Menceritakan suatu kejadian ialah
cara membuat hadir kembali (dalam kesadaran) peristiwa tersebut dengan
pengungkapan verbal.<br />
<br />
<b>Metode sejarah</b> dapat disimpulkan sebagai cara atau prosedur yang
sistematis untuk menjelaskan objek kajiannya dalam merekonstruksi masa
lampau. Kuntowijoyo mengartikan metode sejarah sebagai petunjuk
pelaksaaan dan teknis tentang bahan, kritik dan interpretasi sejarah
serta penyajian dalam bentuk tulisan. Metode Sejarah bertujuan
memastikan dan mengatakan kembali masa lampau. Metode sejarah digunakan
sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam
pertanyaan (5W dan 1H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah,
yaitu what (apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why
(mengapa), dan how (bagaimana). Berdasarkan definisi metode sejarah yang
dijelaskan, <b>metode sejarah</b> merupakan cara atau teknik dalam
merekonsturksi peristiwa pada masa lampau melalui empat tahapan kerja,
yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber (eksternal/bahan dan
internal/isi), interpretasi (penafsiran) dan historiografi (penulisan
kisah sejarah).<br />
<br />
<br />
<strong>B. SISTEMATIKA METODE SEJARAH</strong><br />
<b>1. Heuristik</b><br />
Heuristik adalah suatu teknik, mencari dan mengumpulkan sumber. Jadi
Heuristik adalah tahap mencari, mengumpulkan, menghimpun sumber-sumber,
jejak-jejak sejarah yang relevan yang diperlukan untuk dijadikan
informasi. Tahap ini merupakan tahap pertama yang harus dilakukan dalam
merekonstruksi masa lampau. Ketika kita akan merekonstruksi masa lampau,
kita harus melakukan pencarian sumber, dalam pencarian sumber perlu
diketahui mengenai jenis-jenis sumber. Sumber dapat dibagi menjadi dua
yaitu sumber tertulis (dokumen, arsip, surat, buku, koran), sumber benda
(foto, makam, masjid), dan sumber lisan. Berdasarkan asal-usulnya,
sumber dapat dibagi menjadi tiga (dua yang utama), yaitu sumber primer
(pelaku, saksi), sumber sekunder (orang yang tidak sezaman dengan
peristiwa), dan sumber tersier (karya ilmiah). Penelusuran sumber-sumber
ini dapat dilakukan di tempat yang memungkinkan seperti perpustakaan,
arsip nasional/daerah, museum, dan dokumen pribadi atau lembaga. Tentu
saja, sumber yang dicari di tempat-tempat tersebut harus berkaitan
dengan masa lampau yang hendak direkonstruksi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjibbTNQRlrNRulUehZ9t8AaHHMa2J2-B3gCvYNbXEsXmGA77HZoWbgnYg5zRechjUvv1tIZV57I9NMCCPp0IuWUbj02Dj1OFYeGpbqiYI3NBIL4OGvd48CVEmBUBiNIST8ni4xuAO3-yGI/s1600/contoh-sumber-sejarah.jpg"><img alt="contoh sumber sejarah" border="0" height="311" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjibbTNQRlrNRulUehZ9t8AaHHMa2J2-B3gCvYNbXEsXmGA77HZoWbgnYg5zRechjUvv1tIZV57I9NMCCPp0IuWUbj02Dj1OFYeGpbqiYI3NBIL4OGvd48CVEmBUBiNIST8ni4xuAO3-yGI/s320/contoh-sumber-sejarah.jpg" title="contoh sumber sejarah" width="236" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Contoh Sumber Sejarah</b></center>
<br />
<b>2. Kritik Sumber</b><br />
Sumber untuk penulisan sejarah ilmiah bukan sembarang sumber, tetapi
sumber-sumber itu terlebih dahulu harus dinilai melalui kritik ekstern
dan kritik intern. Kritik ekstern menilai, apakah sumber itu benar-benar
sumber yang diperlukan, apakah sumber itu asli, turunan, atau palsu.
Dengan kata lain, kritik ekstern menilai keakuratan sumber
(otentisitas). Kritik intern menilai kesahihannya data dalam sumber
(kredibilitas). Keaslian sumber (otentisitas) adalah peneliti melakukan
pengujian atas asli tidaknya sumber, berarti ia menyeleksi segi-segi
fisik dari sumber yang ditemukan. Bila sumber itu merupakan dokumen
tertulis, maka harus diteliti kertasnya, tintanya, gaya tulisannya,
bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya, dan hurufnya.<br />
Keshahihan sumber (kreedibilitas) yaitu mencari asal muasal sumber
berasal karena kesaksian sumber dalam sejarah adalah faktor terpenting
dalam menentukan shahih dan tidaknya bukti atau fakta itu sendiri.
Tujuan utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga
diperoleh fakta. Setiap data sebaiknya dicatat dalam lembaran lepas
(sistem kartu), agar memudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan
kerangka tulisan.<br />
<br />
<b>3. Interpretasi</b><br />
Interpretasi atau penafsiran sejarah disebut juga dengan analisis
sejarah. Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah
fakta yang diperoleh dari sumber-sumber. Jadi interpretasi untuk
mendapatkan makna dan saling hubungan antara fakta yang satu dengan yang
lainnya. Data atau sumber sejarah yang dikritik akan menghasilkan fakta
yang akan digunakan dalam penulisan sejarah. Namun demikian, sejarah
itu sendiri bukanlah kumpulan dari fakta, parade tokoh, kronologis
peristiwa, atau deskripsi belaka yang apa¬bila dibaca akan terasa kering
karena kurang mempunyai makna. Fakta-fakta sejarah harus
diinterpretasikan atau ditafsirkan agar sesuatu peristiwa dapat
direkonstruksikan dengan baik, yakni dengan jalan menyeleksi, menyusun,
mengurangi tekanan, dan menempatkan fakta dalam urutan kausal. Dengan
demikian, tidak hanya pertanyaan dimana, siapa, bilamana, dan apa yang
perlu dijawab, tetapi juga yang berkenaan dengan kata mengapa dan apa
jadinya. Dalam interpretasi, seorang sejarawan tidak perlu terkekang
oleh batas-batas kerja bidang sejarah semata, sebab sebenarnya kerja
sejarah melingkupi segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu,
untuk memahami kompleksitas sesuatu peristiwa, maka mau tidak mau
sejarah memerlukan pendekatan multidimensi. Dengan demikian, berbagai
ilmu bantu perlu dipergunakan dengan tujuan mempertajam analisis
sehingga diharapkan dapat diperoleh generalisasi ke tingkat yang lebih
sempurna. Perlu pula dikemukakan di sini, bahwa dalam tahapan
interpretasi inilah subjektifitas sejarawan bermula dan turut mewarnai
tulisannya dan hal itu tak dapat dihindarkan. Walau demikian, seorang
sejarawan harus berusaha sedapat mungkin menekan subjektifitasnya dan
tahu posisi dirinya sehingga nantinya tidak membias ke dalam isi
tulisannya.<br />
<br />
<b>4. Historiografi</b><br />
Historiografi adalah penyajian hasil interpretasi fakta dalam bentuk
tulisan. Dapat dikatakan historiografi sebagai puncak dari rangkaian
kerja seorang sejarawan, dan dari tahapan inilah dapat diketahui baik
buruknya hasil kerja secara keseluruhan. Oleh karena itu dalam penulisan
diperlukan kemampuan menyu¬sun fakta-fakta yang bersifat fragmentaris
ke dalam tulisan yang sistematis, utuh, dan ko¬munikatif. Dalam
penulisan sejarah aspek kronologi sangat penting. Dalam historiografi
modern (sejarah kritis), seorang sejarawan yang piawai tidak lagi
terpaku kepada bentuk penulisan yang naratif atau deskriptif, tetapi
dengan multidimensionalnya lebih mengarah kepada bentuk yang analitis
karena dirasakan lebih ilmiah dan mempunyai kemampuan memberi keterangan
yang lebih unggul dibandingkan dengan apa yang ditampilkan oleh
sejarawan konvensional dengan sejarah naratifnya.<br />
<br />
<br />
<b>Description:</b> <span itemprop="description">metode sejarah, teori dan metodologi, sejarah</span></div>
</div>
- Reviewer:
<span itemprop="reviewer">
Ivan Sujatmoko
</span>
-
ItemReviewed:
<span itemprop="itemreviewed">
Metode Sejarah
</span>
Rating:
<span itemprop="rating">
5 </span><br />
<span itemprop="rating"><a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2013/04/metode-sejarah.html">SEBERKAS SEJARAH </a></span></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-20573788672250767812013-12-18T05:25:00.003-08:002013-12-18T05:25:51.995-08:00Sistem Tanam Paksa dan Dampaknya <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="awal">S</span>ejak VOC
dibubarkan tahun 1799, daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya diambil
alih oleh pemerintah kerajaan Belanda. Kebijakan 'Culture Stelsel'
dilaksanakan untuk mengeruk kekayaan bumi Indonesia tanpa mau
memperhatikan rakyat Indonesia dibawah pimpinan Van Den Bosch. Secara
teoritis, peraturan yang ditetapkan dalam <strong>sistem tanam paksa</strong>
tidak memberatkan. Akan tetapi dalam prakteknya, banyak sekali
penyimpangan yang dilakukan dalam sistem ini. Penyimpangan pelaksanaan
sistem tanam paksa sebagai berikut:<a name='more'></a><br />
<blockquote>
<ol>
<li>Dalam perjanjian, tanah yang digunakan untuk 'cultur
stelsel' adalah seperlima sawah, namun dalam prakteknya dijumpai lebih
dari seperlima tanah, yaitu sepertiga dan bahkan setengah dari sawah
milik pribumi.</li>
<li>Tanah petani yang dipilih hanya tanah yang subur, sedangkan rakyat hanya mendapat tanah yang tidak subur.</li>
<li>Tanah yang digunakan untuk penanaman tetap saja dikenakan pajak sehngga tidak sesuai dengan perjanjian.</li>
<li>Kelebihan hasil tidak dikembalikan kepada rakyat atau pemilik tanah,
tetapi dipaksa untuk dijual kepada pihak Belanda dengan harga yang
sangat murah.</li>
<li>Waktu untuk bekerja untuk tanaman yang dikehendaki pemerintah
Belanda, jauh melebihi waktu yang telah ditentukan. Waktu yang
ditentukan adalah 65 hari dalam setahun, namun dalam pelaksanaannya
adalah 200 sampai 225 hari dalam setahun.</li>
<li>Penduduk yang tidak memiliki tanah dipekerjakan di perkebunan Belanda, dengan waktu 3-6 bulan bahkan lebih.</li>
<li>Tanaman pemerintah harus didahulukan baru kemudian menanam tanaman
mereka sendiri. Kadang-kadang waktu untuk menanam, tanamannya sendiri
itu tinggal sedikit sehingga hasilnya kurang maksimal.</li>
<li>Kerusakan tanaman tetap ditanggung petani.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
<b>A. PENYIMPANGAN SISTEM TANAM PAKSA</b><br />
Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa banyak menyimpang dari ketentuan pokok
dan cenderung mengadakan eksploitasi agraris yang semaksimal mungkin.
Oleh karena itu, Sistem Tanam Paksa mengakibatkan penderitaan bagi
rakyat pedesaan di Pulau Jawa. Adapun penderitaan bangsa Indonesia
akibat pelaksanaan sistem Tanam Paksa diantaranya:<div class="fullpost">
<blockquote>
<ol>
<li>Rakyat makin miskin karena sebagian tanah dan tenaganya harus disumbangkan secara cuma-cuma kepada Belanda.</li>
<li>Sawah dan ladang menjadi terlantar karena kewajiban kerja paksa yang berkepanjangan mengakibatkan penghasilan menurun.</li>
<li>Beban rakyat makin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan
hasil panen, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, serta menanggung
risiko apabila panen gagal.</li>
<li>Akibat bermacam-macam beban, menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.</li>
<li>Bahaya kelaparan dan wabah penyakit timbul di mana-mana sehingga
angka kematian meningkat drastis. Bahaya kelaparan yang menimbulkan
korban jiwa terjadi di daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan
(1850). Kejadian itu telah mengakibatkan penurunan jumlah penduduk
secara drastis. Di Demak jumlah penduduknya yang semula 336.000 jiwa
turun sampai dengan 120.000 jiwa, di Grobogan dari 89.500 turun sampai
dengan 9.000 jiwa. Demikian pula yang terjadi di daerah-daerah lain,
penyakit busung lapar (hongerudeem) merajalela.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAf_0oz_rY9EvLinza7eDd1WQom9qEKiTjwy2DeXvHjrYKzqbuMPmKcJ6SYy2_eegyMwfFpU0e6gaquypvgWpOh2wsX2vCrUVyzSDmUV8il7stt4UoPvaWNIUNUBzafbPjHShPiIYG8Mcu/s1600/tanam-paksa.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="tanam paksa" border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAf_0oz_rY9EvLinza7eDd1WQom9qEKiTjwy2DeXvHjrYKzqbuMPmKcJ6SYy2_eegyMwfFpU0e6gaquypvgWpOh2wsX2vCrUVyzSDmUV8il7stt4UoPvaWNIUNUBzafbPjHShPiIYG8Mcu/s320/tanam-paksa.jpg" title="tanam paksa" width="320" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Tanam Paksa</b></center>
<br />
Pelaksanaan sistem tanam Paksa menyebabkan bangsa Indonesia menderita,
sehingga muncul reaksi berupa perlawanan. Pada sisi yg lain, orang-orang
Belanda sendiri juga banyak yang menentangnya. Sistem tanam paksa
ditentang, baik secara perseorangan maupun melalui parlemen di Negeri
Belanda.<br />
<br />
<br />
<b>B. TOKOH-TOKOH PENENTANG TANAM PAKSA</b><br />
Golongan yang menentang tanam paksa di Indonesia sendiri terdiri atas
golongan bawah yang merasa iba mendengar keadaan petani yang menderita
akibat <strong>tanam paksa</strong>. Mereka menghendaki agar tanam paksa
dihapuskan berdasarkan peri kemanusiaan. Kebanyakan dari mereka
diilhami oleh ajaran agama. Sementara itu dari golongan menengah yang
terdiri dari pengusaha dan pedagang swasta yang menghendaki agar
perekonomian tidak saja dikuasai oleh pemerintah namun bebas kepada
penanam modal. Tokoh Belanda yang menentang pelaksanaan Sistem tanam
paksa di Indonesia, antara lain sebagai berikut.<br />
<br />
<b>1. Eduard Douwes Dekker (1820–1887)</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhklpxibHdLAB-VtpvbF5MX_Xf5tWgz-cIF8_QLhIos5cEZv_eICytRrL5uFitG3RR2H2mGR91YH1u0lnwvhiMx9tB0zs5JO-rnCw5GePQmKVIKibolW9AFwd2eO3MJojj6tUALqCSpWFZM/s1600/eduard-douwes-dekker.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="eduard douwes dekker" border="0" height="122" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhklpxibHdLAB-VtpvbF5MX_Xf5tWgz-cIF8_QLhIos5cEZv_eICytRrL5uFitG3RR2H2mGR91YH1u0lnwvhiMx9tB0zs5JO-rnCw5GePQmKVIKibolW9AFwd2eO3MJojj6tUALqCSpWFZM/s200/eduard-douwes-dekker.jpg" title="eduard douwes dekker" width="200" /></a></div>
Eduard
Douwes Dekker atau Multatuli sebelumnya adalah seorang residen di
Lebak, (Serang, Jawa Barat). Ia sangat sedih menyaksikan betapa buruknya
nasib bangsa Indonesia akibat sistem tanam paksa dan berusaha
membelanya. Ia mengarang sebuah buku yang berjudul Max Havelaar (lelang
kopi perdagangan Belanda) dan terbit pada tahun 1860. Dalam buku
tersebut, ia melukiskan penderitaan rakyat di Indonesia akibat
pelaksanaan sistem tanam paksa. Selain itu, ia juga mencela pemerintah
Hindia-Belanda atas segala kebijakannya di Indonesia. Eduard Douwes
Dekker mendapat dukungan dari kaum liberal yang menghendaki kebebasan.
Akibatnya, banyak orang Belanda yang mendukung penghapusan Sistem Tanam
Paksa.<br />
<br />
<b>2. Baron van Hoevell (1812–1870)</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm_YB-RuTSgFBTO3VH5QZ3wijHBpcZy9t3hHATb1ON93qLNoxURdm-Ia0lq19AVpqHk8GDlQS7BMxyVmOQ_uOa36My3f9DrDx2KcqFqSh5UOPsH-9h4jfoUPpfiMeSL1jJ9L0An3pty0jC/s1600/baron-van-hoevell.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="baron van hoevell" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm_YB-RuTSgFBTO3VH5QZ3wijHBpcZy9t3hHATb1ON93qLNoxURdm-Ia0lq19AVpqHk8GDlQS7BMxyVmOQ_uOa36My3f9DrDx2KcqFqSh5UOPsH-9h4jfoUPpfiMeSL1jJ9L0An3pty0jC/s200/baron-van-hoevell.jpg" title="baron van hoevell" width="162" /></a></div>
Selama
tinggal di Indonesia, Baron van Hoevell menyaksikan penderitaan bangsa
Indonesia akibat sistem tanam paksa. Baron van Hoevell bersama Fransen
van de Putte menentang sistem tanam paksa. Kedua tokoh itu juga berjuang
keras menghapuskan sistem tanam paksa melalui parlemen Belanda.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>3. Fransen van der Putte (1822-1902)</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxRUq_ZP2E0wfWIWjDqAk-wtVDN6GGZmEw_sHwrwPTqWy8kLOt7TexQ1P84cDQBIANf-sCbeGmuSkvlJzH5KGNCulnOHYW0mSUE8W9i2XFJ57dW9ebtKbkF-mWIkO_wISYPeVFAairjsXq/s1600/fransen-van-der-putte.gif" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="fransen van der putte" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxRUq_ZP2E0wfWIWjDqAk-wtVDN6GGZmEw_sHwrwPTqWy8kLOt7TexQ1P84cDQBIANf-sCbeGmuSkvlJzH5KGNCulnOHYW0mSUE8W9i2XFJ57dW9ebtKbkF-mWIkO_wISYPeVFAairjsXq/s200/fransen-van-der-putte.gif" title="fransen van der putte" width="169" /></a></div>
Fransen van der putte yang menulis 'Suiker Contracten' sebagai bentuk protes terhadap kegiatan tanam paksa.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>4. Golongan Pengusaha</b><br />
Golongan pengusaha menghendaki kebebasan berusaha, dengan alasan bahwa
sistem tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal. Akibat reaksi
dari orang-orang Belanda yang didukung oleh kaum liberal mulai tahun
1865 sistem tanam paksa dihapuskan. Penghapusan sistem tanam paksa
diawali dengan penghapusan kewajiban penanaman nila, teh, kayu manis
(1965), tembakau (1866), tanaman tebu (1884) dan tanaman kopi (1916).
Hasil dari perdebatan di parlemen Belanda adalah dihapuskannya cultuur
stelsel secara bertahap mulai tanaman yang paling tidak laku sampai
dengan tanaman yang laku keras di pasaran Eropa. Secara berangsur-angsur
penghapusan cultuurstelsel adalah sebagai berikut.<br />
<blockquote>
<ul>
<li>Pada tahun 1860, penghapusan tanam paksa lada.</li>
<li>Pada tahun 1865, penghapusan tanam paksa untuk the dan nila.</li>
<li>Pada tahun 1870, hampir semua jenis tanam paksa telah dihapuskan.</li>
</ul>
</blockquote>
<br />
Karena banyaknya protes dan reaksi atas pelaksanaan sistem tanam paksa
yang tidak berperikemanusiaan tidak hanya di negara Indonesia namun di
negeri Belanda, maka sistem tanam paksa dihapuskan dan digantikan oleh
politik liberal kolonial.<br />
<br />
<br />
<strong>C. DAMPAK TANAM PAKSA</strong><br />
<b>1. Bagi Belanda</b><br />
<blockquote>
<ol type="a">
<li>Meningkatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan dan dijual Belanda di pasaran Eropa.</li>
<li>Perusahaan pelayaran Belanda yang semula hampir mengalami kerugian, tetapi pada masa tanam paksa mendapatkan keuntungan.</li>
<li>Belanda mendapatan keuntungan yang besar, keuntungantanam paksa
pertama kali pada tahun 1834 sebesar 3 juta gulden, pada tahun
berikutnya rata-rata sekitar 12 sampai 18 juta gulden.</li>
<li>Kas belanda yang semula kosong dapat dipenuhi.</li>
<li>Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.</li>
<li>Belanda tidak mengalami kesulitan keuangan lagi dan mampu melunasi utang-utang Indonesia.</li>
<li>Menjadikan Amsterdam sebagai pusat perdagangan hasil tanaman tropis.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
<b>2. Bagi Indonesia</b><br />
<blockquote>
<ol type="a">
<li>Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan.</li>
<li>Beban pajak yang berat.</li>
<li>Pertanian, khusunya padi banyak mengalami kegagalan panen.</li>
<li>Kelaparan dan kematian terjadi di mana-mana.</li>
<li>Pemaksaan bekerja sewenang-wenang kepada penduduk pribumi.</li>
<li>Jumlah penduduk Indonesia menurun.</li>
<li>Segi positifnya, rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis-jenis tanaman baru.</li>
<li>Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang laku dipasaran ekspor Eropa.</li>
<li>Memperkenalkan teknoligo multicrops dalam pertanian.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
<br />
<strong>D. PENGARUH SISTEM TANAM PAKSA DI MASYARAKAT</strong><br />
<b>1. Bidang Sosial </b><br />
<blockquote>
<ol type="a">
<li>Dalam bidang pertanian, khususnya dalam
struktur agraris tidak mengakibatkan adanya perbedaan antara majikan
dan petani kecil penggarap sebagai budak, melainkan terjadinya
homogenitas sosial dan ekonomi yang berprinsip pada pemerataan dalam
pembagian tanah. (Sartono, 1987: 321).</li>
<li>Ikatan antara penduduk dan desanya semakin kuat hal ini malahan
menghambat perkembangan desa itu sendiri.Penduduk lebih senang tinggal
di desanya, mengakibatkan terjadinya keterbelakangan dan kurangnya
wawasan untuk perkembangan kehidupan penduduknya.</li>
<li>Tanam paksa secara tidak sengaja juga membantu kemajuan bagi bangsa
Indonesia, dalam hal mempersiapkan modernisasi dan membuka jalan bagi
perusahaan-perusahaan partikelir bagi bangsa Indonesia sendiri.</li>
<li>Peranan bahasa melayu dan bahasa daerah dikalangan penguasa.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
<b>2. Bidang Ekonomi</b><br />
<blockquote>
<ol type="a">
<li>Dengan adanya tanam paksa tersebut
menyebabkan pekerja mengenal sistem upah yang sebelumnya tidak dikenal
oleh penduduk, mereka lebih mengutamakan sistem kerjasama dan
gotongroyong terutama tampak di kota-kota pelabuhan maupun di
pabrik-pabrik gula.</li>
<li>Dalam pelaksanaan tanam paksa, penduduk desa diharuskan menyerahkan
sebagian tanah pertaniannya untuk ditanami tanaman eksport, sehingga
banyak terjadi sewa menyewa tanah milik penduduk dengan pemerintah
kolonial secara paksa. Dengan demikian hasil produksi tanaman eksport
bertambah,mengakibatkan perkebunan-perkebunan swasta tergiur untuk ikut
menguasai pertanian di Indonesia di kemudian hari.(Burger, 1977: 18).</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
Akibat lain dari adanya tanam paksa ini adalah timbulnya “kerja rodi”
yaitu suatu kerja paksa bagi penduduk tanpa diberi upah yang layak,
menyebabkan bertambahnya kesengsaraan bagi pekerja. Kerja rodi oleh
pemerintah kolonial berupa pembangunan-pembangunan seperti; jalan-jalan
raya, jembatan, waduk, rumah-rumah pesanggrahan untuk pegawai pemerintah
kolonial, dan benteng-benteng untuk tentara kolonial.<br />
<br />
<br />
<b>Description:</b> <span itemprop="description">penghapusan tanam paksa dan dampaknya, tanam paksa, penghapusan tanam paksa</span></div>
</div>
- Reviewer:
<span itemprop="reviewer">
Ivan Sujatmoko
</span>
-
ItemReviewed:
<span itemprop="itemreviewed">
Sistem Tanam Paksa dan Dampaknya
</span>
Rating:
<span itemprop="rating">
5 </span><br />
<span itemprop="rating"><a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/09/sistem-tanam-paksa-dan-dampaknya.html">SEBERKAS SEJARAH </a></span></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-28356633975000969292013-12-18T05:22:00.001-08:002013-12-18T05:22:24.782-08:00Sistem Sewa Tanah Masa Raffles <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="awal">K</span>emenangan
Inggris dalam perang melawan Belanda-Prancis, menandai berakhirnya
kekuasaan Belanda di Nusantara. Kekuasaan Inggris di Indonesia mencakup
Jawa, Palembang, Banjarmasin, Makassar, Madura, dan Sunda Kecil. Pusat
pemerintahan Inggris atas Indonesia berkedudukan di Madras, India dengan
Lord Minto sebagai gubernur jenderal. Daerah bekas jajahan Belanda
dipimpin oleh seorang letnan gubernur yang bernama Stamford Raffles
(1811-1816).<br />
<br />
Selama pemerintahannya Raffles banyak melakukan pembaharuan yang
bersifat liberal di Indonesia. Pembaharuan yang dilakukan Raffles di
Indonesia secara teoritis mirip dengan pemikiran Dirk van Hogendorp pada
tahun 1799. Inti dari pemikiran kedua orang tersebut adalah kebebasan
berusaha bagi setiap orang, dan pemerintahan hanya berhak menarik pajak
tanah dari penggarap. Pemerintahan dijalankan untuk mencapai
kesejahteraan umum, dan kesadaran baru bahwa baik serikat dagang,
terlebih kekuasaan negara tidak mungkin bertahan hidup dengan memeras
masyarakatnya.<a name='more'></a><br />
<br />
Gagasan Raffles mengenai sewa tanah ini dilatar belakangi oleh keadaan
Jawa yang tidak memuaskan dan tidak adanya kebebasan berusaha. Gagasan
dan cita-cita Raffles merupakan pengaruh dari Revolusi Perancis yaitu
prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan yang semula tidak ada
pada masa Belanda. Pada masa pemerintahan Belanda, para pedagang pribumi
dan Eropa mengalami kesulitan dalam hal berdagang. Hal ini disebabkan
oleh adanya sistem monopoli yang diterapkan pemerintah Belanda. Sistem
monopoli yang diterapkan oleh pemerintahan Belanda ini pada masa Raffles
diganti dengan perdagangan bebas.<br />
<br />
Selain itu adanya paksaan dari pemerintah Belanda kepada para petani
untuk menyediakan barang dan jasa sesuai kebutuhan Belanda,
mengakibatkan matinya daya usaha rakyat. Oleh karena itu, pada masa
Raffles inilah masyarakat diberi kebebasan bekerja, bertanam, dan
penggunaan hasil usahanya sendiri. Pada masa Raffles para petani diberi
kebebasan untuk menentukan jenis tanaman apa yang akan ditanam.<div class="fullpost">
<br />
Tidak adanya kepastian hukum pada masa pemerintahan Belanda, telah
mengakibatkan terjadinya kekacauan di berbagai daerah. Tidak adanya
perlindungan hukum untuk para para penduduk mengakibatkan adanya sikap
sewenang-wenang para penguasa pribumi. Tidak adanya jaminan bagi para
petani mengakibatkan hilangnya dorongan untuk maju. Sesuai pernyataan
Hogendorf, ia tidak percaya pendapat orang-orang Eropa tentang kemalasan
orang Jawa, karena apabila diberi kebebasan menanam dan menjual
hasilnya, petani-petani Jawa akan terdorong untuk menghasilkan lebih
banyak dari pada yang dicapai dibawah masa Belanda.<br />
<br />
Jika kebebasan dan kepastian hukum dapat diwujudkan, untuk mencapai
kemakmuran orang-orang Jawa yang dahulunya tertindas akan dapat
berkembang. Masyarakat pun dengan keinginannya sendiri akan menanam
tanaman-tanaman yang diperlukan oleh perdagangan di Eropa. Semua ini
pada akhirnya juga akan menguntungkan bagi perekonomian pihak Inggris.<br />
<br />
Stelsel yang diterapkan pemerintah Belanda sangat ditentang oleh
Raffles, hal ini dikarenakan munculnya penindasan dan menghilangkan
dorongan untuk mengembangkan kerajinan. Secara makro kondisi ini akan
menyebabkan rendahnya pendapatan negara atau negara mengalami kerugian.
Pada hakikatnya pemerintahan Raffles menginginkan terciptanya suatu
sistem ekonomi di Jawa yang bebas dari segala unsur paksaan yang dahulu
melekat pada sistem penyerahan paksa dan pekerjaan rodi yang dijalankan
pemerintah Belanda.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsKBuXgGEzRgMby-2lq4jIwh-3SN8SwBr0w75dRBNQZ2MchQbf-_qx4c0udFqq1LmvEWDXC0jvoPouvZyBSNaczb2m3PKunzNNdzL9lovkDaQGWcdkvtSeQsQQOj6NPV2Y7XipUar3nn3X/s1600/thomas-stamford-raffles.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="raffles" border="0" height="294" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsKBuXgGEzRgMby-2lq4jIwh-3SN8SwBr0w75dRBNQZ2MchQbf-_qx4c0udFqq1LmvEWDXC0jvoPouvZyBSNaczb2m3PKunzNNdzL9lovkDaQGWcdkvtSeQsQQOj6NPV2Y7XipUar3nn3X/s320/thomas-stamford-raffles.jpg" title="raffles" width="250" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Thomas Stamford Raffles</b></center>
<br />
<br />
Dalam pemerintahannya, Raffles menghendaki adanya sitem sewa tanah atau
dikenal jugadengan sistem pajak bumi dengan istilah landrente. Dalam
usahanya untuk melaksanakan sisten sewa tanah ini Raffles berpegang pada
tiga azas, yaitu: <br />
<blockquote>
<ol>
<li>Segala bentuk dan jenis penyerahan wajib maupun
pekerjaan rodi perlu dihapuskan dan rakyat tidak dipaksa untuk menanam
satu jenis tanaman, melainkan mereka diberi kebebasan untuk menentukan
jenis tanaman apa yang akan ditanam.</li>
<li>Pengawasan tertinggi dan langsung dilakukan oleh pemerintah atas
tanah-tanah dengan menarik pendapatan atas tanah-tanah dengan menarik
pendapatan dan sewanya tanpa perantara bupati-bupati, yang dikerjakan
selanjutnya bagi mereka adalah terbatas pada pekerjaan-pekerjaan umum</li>
<li>Menyewakan tanah-tanah yang diawasi pemerintah secara langsung dalam
persil-persil besar atau kecil, menurut keadaan setempat, berdasarkan
kontrak-kontrak untuk waktu yang terbatas.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
Adanya suatu aparatur pemerintahan yang terdiri dari orang-orang Eropa
dan mengesampingkan peranan penguasa pribumi (para bupati), menurut
Raffles hal ini adalah salah satu tindakan penghapusan feodalisme Jawa.
Para bupati dialih fungsinya menjadi pengawas ketertiban dan tidak boleh
ikut dalam pemungutan pajak tanah (landrente). Tentang persewaan tanah,
menurut Raffles pemerintah (gubernemen) sebagai pengganti raja-raja
Indonesia merupakan pemilik semua tanah-tanah sehingga dengan demikian
mereka boleh menyewakan tanah-tanah tersebut, yaitu dengan menuntut sewa
tanah berupa pajak tanah maka pendapat negara akan baik. <br />
<br />
<b>Untuk menentukan besarnya pajak, tanah dibagi menjadi tiga kelas,yaitu:</b> <br />
<blockquote>
<ol>
<li>Kelas I, yaitu tanah yang subur, dikenakan pajak setengah dari hasil bruto.</li>
<li>Kelas II, yaitu tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga darihasil bruto.</li>
<li>Kelas III, yaitu tanah tandus, dikenakan pajak dua per lima dari hasil bruto.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
<br />
<strong>A. PELAKSANAAN SEWA TANAH</strong><br />
Sewa tanah diperkenalkan di Jawa semasa pemerintahan peralihan Inggris
(1811-1816) oleh Gubernur Jenderal Stamford Raffles, yang banyak
menghinpun gagasan sewa tanah dari sistem pendapatan dari tanah
India-Inggris. Sewa tanah didasarkan pada pemikiran pokok mengenai hak
penguasa sebagai pemilik semua tanah yang ada.<br />
<br />
Thomas Stamford Raffles menyebut Sistem Sewa tanah dengan istilah
landrente. Peter Boomgard (2004:57) menyatakan bahwa: Kita perlu
membedakan antara landrente sebagai suatu pajak bumi atau lebihtepat
pajak hasil tanah, yang diperkenalkan tahun 1813 dan masih terus
dipungut pada akhir periode colonial, dan andrente sebagai suatu sistem
(Belanda: Landrente Stelsel), yang berlaku antara tahun 1813 sampai
1830.<br />
<br />
Tanah disewakan kepada kepala-kepala desa di seluruh Jawa yang pada
gilirannya bertanggungjawab membagi tanah dan memungut sewa tanah
tersebut. sistem sewa tanah ini pada mulanya dapat dibayar dengan uang
atau barang, tetapi selanjutnya pembayarannya menggunakan uang. Gubernur
Jenderal Stamford Raffles ingin menciptakan suatu sistem ekonomi di
Jawa yang bebas dari segala unsur paksaan, dan dalam rangka kerjasama
dengan raja-raja dan para bupati. <br />
<br />
Kepada para petani, Gubernur Jenderal Stamford Raffles ingin memberikan
kepastian hukum dan kebebasan berusaha melalui sistem sewa tanah
tersebut. Kebijakan Gubernur Jenderal Stamford Raffles ini, pada
dasarnya dipengaruhi oleh semboyan revolusi Perancis dengan semboyannya
mengenai “Libertie (kebebasan), Egaliie (persamaan), dan Franternitie
(persaudaraan)”. Hal tersebut membuat sistem liberal diterapkan dalam
sewa tanah, di mana unsur-unsur kerjasama dengan raja-raja dan para
bupati mulai diminimalisir keberadaannya.<br />
<br />
Sehingga hal tersebut berpengaruh pada perangkat pelaksana dalam sewa
tanah, di mana Gubernur Jenderal Stamford Raffles banyak memanfaatkan
colonial (Inggris) sebagai perangkat (struktur pelaksana) sewa tanah,
dari pemungutan sampai pada pengadministrasian sewa tanah. Meskipun
keberadaan dari para bupati sebagai pemungut pajak telah dihapuskan,
namun sebagai penggantinya mereka dijadikan bagian integral (struktur)
dari pemerintahan colonial, dengan melaksanakan proyek-proyek pekerjaan
umum untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.<br />
<br />
<b>Tiga aspek pelaksanaan sistem sewa tanah:</b><br />
<blockquote>
<ol>
<li><b>Penyelenggaraan sistem pemerintahan atas dasar modern</b><br />
Pergantian dari sistem pemerintahan yang tidak langsung yaitu
pemerintahan yang dilaksanakan oleh para raja-raja dan kepala desa.
Penggantian pemerintahan tersebut berarti bahwa kekuasaan tradisional
raja-raja dan kepala tradisional sangat dikurangi dan sumber-sumber
penghasilan tradisional mereka dikurangi ataupun ditiadakan. Kemudian
fungsi para pemimpin tradisional tersebut digantikan oleh para
pegawai-pegawai Eropa.</li>
<li><b>Pelaksanaan pemungutan sewa</b><br />
Pelaksanaan pemungutan sewa selama pada masa VOC adalah pajak kolektif,
dalam artian pajak tersebut dipungut bukan dasar perhitungan perorangan
tapi seluruh desa. Pada masa sewa tanah hal ini digantikan menjadi
pajak adalah kewajiban tiap-tiap orang bukan seluruh desa.</li>
<li><b>Pananaman tanaman dagangan untuk dieksport</b><br />
Pada masa sewa tanah ini terjadi penurunan dari sisi ekspor, misalnya
tanaman kopi yang merupakan komoditas ekspor pada awal abad ke-19 pada
masa sistem sewa tanah mengalami kegagalan, hal ini karena kurangnya
pengalaman para petani dalam menjual tanaman-tanaman mereka di pasar
bebas, karena para petani dibebaskan menjual sendiri tanaman yang mereka
tanam.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
<b>Dua hal yang ingin dicapai oleh raffles melalui sistem sewa tanah ini adalah:</b><br />
<blockquote>
<ol>
<li>Memberikan kebebasan berusaha kepada para petani Jawa melalui pajak tanah.</li>
<li>Mengefektifkan sistem administrasi Eropa yang berarti penduduk
pribumi akan mengenal ide-ide Eropa mengenai kejujuran, ekonomi, dan
keadilan.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
Pada sistem sewa tanah rakyat tetap saja harus membayar pajak kepada
pemerintah. Rakyat diposisikan sebagai penyewa tanah, karena tanah
adalah milik pemerintah sehingga untuk memanfaatkan tanah tersebut untuk
menghasilkan tanaman yang nantinya akan dijual dan uang yang didapatkan
sebagian kemudian digunakan untuk membayar pajak dan sewa tanah
tersebut. Pada masa ini sistem feodalisme dikurangi, sehingga para
kepala adat yang dahulunya memdapatkan hak-hak atau pendapatan yang bisa
dikatakan irasional, kemudian dikurangi.<br />
<br />
Setiap orang dibebaskan menanam apa saja untuk tanaman ekspor, dan bebas
menjualnya kepada siapa saja di pasar yang telah disediakan oleh
pemerintah. Tetapi karena kecenderungan rakyat yang telah terbiasa
dengan tanam paksa dimana mereka hanya menanam saja, untuk mernjual
tanaman yang mereka tanam tentu saja mengalami kesulitan, sehingga
mereka kemudian menyerahkan urusan menjual hasil pertanian kepada para
kepala-kepala desa untuk menjualnya di pasar bebas. Tentu saja hal ini
berakibat pada banyaknya korupsi dan penyelewengan yang dilakukan oleh
para kepala desa tersebut. <br />
<br />
<br />
<strong>C. TANAMAN DAN SISTEM PERDAGANGAN</strong><br />
Pada sistem sewa tanah, petani diberi kebebasan untuk menanam apapun
yang mereka kehendaki. Namun gantinya rakyat mulai dibebani dengan
sistem pajak. Kebebasan untuk menanam tanaman tersebut tidak dapat
dilaksanakan di semua daerah di pulau Jawa. Daerah-daerah milik swasta
atau tanah partikelir dan daerah Parahyangan masih menggunakan sistem
tanam wajib. Pelaksanaannya di Parahyangan, Inggris enggan untuk
mengganti penanaman kopi karena merupakan sumber keuntungan bagi kas
negara.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRY-L03gSX9xj_wDKX-nGs6HOJEgXV-WX6OKT2ktJGvJtxfyK9sqcpKxHP7wO_q9nu1yGHSa3MZI8QQ2-rcbUczu99x7_Fq4BtmURC6s11nX0mbHTcI8YjIOPzoSCpXWJ59lUYBjpsiSZR/s1600/tanaman-kopi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="tanaman kopi" border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRY-L03gSX9xj_wDKX-nGs6HOJEgXV-WX6OKT2ktJGvJtxfyK9sqcpKxHP7wO_q9nu1yGHSa3MZI8QQ2-rcbUczu99x7_Fq4BtmURC6s11nX0mbHTcI8YjIOPzoSCpXWJ59lUYBjpsiSZR/s320/tanaman-kopi.jpg" title="tanaman kopi" width="320" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Tanaman Kopi</b></center>
<br />
<br />
Walaupun demikian pada sistem sewa tanah tanaman kopi mengalami
penurunan hasil. Selain kopi, tanaman tebu juga mengalami kemunduran
yang sama, sehingga pada sistem sewa tanah pemerintah hanya mampu
mengekspor kopi dan beras dalam jumlah yang terbatas. Penurunan
hasil-hasil tanaman ini dikarenakan petani Indonesia tidak begitu
mengenal tanaman ekspor.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxUtsWEVNpdvanxazHwVqIvmp-OwJMY2hwezRWzhtjUk2aof8ZC7kdxcHsMBTKu_NLrCYY4EDZIpje2sJoD1lfalaw04IaXcUssg7iT_EB1q2lGdGYpOsgUi5jM4E-l0jJfaeuo3HTBsrz/s1600/tanaman-tebu.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="tanaman tebu" border="0" height="203" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxUtsWEVNpdvanxazHwVqIvmp-OwJMY2hwezRWzhtjUk2aof8ZC7kdxcHsMBTKu_NLrCYY4EDZIpje2sJoD1lfalaw04IaXcUssg7iT_EB1q2lGdGYpOsgUi5jM4E-l0jJfaeuo3HTBsrz/s320/tanaman-tebu.JPG" title="tanaman tebu" width="320" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Tanaman Tebu</b></center>
<br />
<br />
Dalam sistem sewa tanah, rakyat selain diberikan kebebasan untuk
menanam, mereka juga diberi kebebasan untuk melakukan perdagangan atau
menjual tanaman mereka sendiri di pasaran bebas. Sistem perdagangan ini
tidak efektif karena penjualan sering diserahkan rakyat kepada kepala
desa mereka. Penyerahan penjualan kepada kepala desa dikarenakan kurang
pengalamannya petani dalam menjual tanaman-tanaman mereka di pasaran
bebas. hal ini mengakibatkan kepala-kepala desa sering melakukan
penipuan terhadap petani maupun pembeli, sehingga membuat pemerintah
terpaksa ikut campur tangan dengan mengadakan penanaman paksa bagi
tanaman perdagangan.<br />
<br />
<br />
<strong>D. KEGAGALAN SISTEM SEWA TANAH</strong><br />
Pelaksanaan sistem sewa tanah yang dilakukan Gubernur Jendral Thomas
Stamford Raffles pada sistem pertanahan di Indonesia menemui beberapa
kegagalan. Sistem sewa tanah yang diberlakukan ternyata memiliki
kecenderungan tidak cocok bagi pertanahan milik penduduk pribumi di
Indonesia. Sistem sewa tanah tersebut tidak berjalan lama, hal itu di
sebabkan beberapa faktor dan mendorong sistem tersebut untuk tumbang
kemudian gagal dalam peranannya mengembangkan kejayaan kolonisasi
Inggris di Indonesia. Beberapa faktor kegagalan sistem sewa tanah antara
lain ialah:<br />
<blockquote>
<ol>
<li>Keuangan negara yang terbatas, memberikan dampak pada minimnya pengembangan pertanian.</li>
<li>Pegawai-pegawai negara yang cakap jumlahnya cukup sedikit, selain
karena hanya diduduki oleh para kalangan pemerinah Inggris sendiri,
pegawai yang jumlahnya sedikit tersebut kurang berpengalaman dalam
mengelola sistem sewa tanah tersebut.</li>
<li>Masyarakat Indonesia pada masa itu belum mengenal perdagangan
eksport seperti India yang pernah mengalami sistem sewa tanah dari
penjajahan Inggris. Dimana pada abad ke-9, masyarakat Jawa masih
mengenal sistem pertanian sederhana, dan hanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri. Sehingga penerapan sistem sewa tanah sulit
diberlakukan karena motifasi masyarakat untuk meningkatkan produksifitas
pertaniannya dalam penjualan ke pasar bebas belum disadari betul.</li>
<li>Masyarakat Indonesia terutama di desa masih terikat dengan
feodalisme dan belum mengenal ekonomi uang, sehingga motifasi masyarakat
untuk memperoleh keuntungan dari produksifitas hasil pertanian belum
disadari betul.</li>
<li>Pajak tanah yang terlalu tinggi, sehingga banyak tanah yang
terlantar tidak di garap, dan dapat menurunkan produksifitas hasil
pertanian.</li>
<li>Adanya pegawai yang bertindak sewenang-wenang dan korup.</li>
<li>Singkatnya masa jabatan Raffles yang hanya bertahan lima tahun,
sehingga ia belum sempat memperbaiki kelemahan dan penyimpangan dalam
sistem sewa tanah.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
Secara garis besar kegagalan Raffles dalam sistem sewa tanah di Jawa
terkendala akan susunan kebiasaan masyarakat Indonesia sendiri. Dimana
Raffles memberlakukan sistem yang sama antara India yang lebih maju
dalam perekonomiannya pada Indonesia yang masa itu masi cukup sederhana
dimana sifat ekonomi desa di Jawa yang bersifat self suffcient.<br />
<br />
<br />
<b>Description:</b> <span itemprop="description">sistem sewa tanah masa raffles, sistem sewa tanah masa kolonial, sewa tanah raffles</span></div>
</div>
- Reviewer:
<span itemprop="reviewer">
Ivan Sujatmoko
</span>
-
ItemReviewed:
<span itemprop="itemreviewed">
Sistem Sewa Tanah Masa Raffles
</span>
Rating:
<span itemprop="rating">
5
</span>
<a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/05/sistem-sewa-tanah-masa-raffles.html">SEBERKAS SEJARAH</a></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-60490398920803764592013-12-18T05:17:00.005-08:002013-12-18T05:17:40.441-08:00Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="awal">K</span>edatangan
orang-orang Eropa pertama di kawasan Asia Tenggara pada awal abad XVI
kadang-kadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam
sejarah kawasan ini. Pada abad XV bangsa Portugis merupakan salah satu
bangsa yang mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi. Bangsa
Portugis telah dapat membuat kapal-kapal yang lebih layak dan canggih di
bandingkan dengan kapal-kapal sebelumnya memungkinkan mereka melakukan
sebuah pelayaran dan melebarkan kekuasaaan ke seberang lautan. Dengan
alasan untuk menguasai impor rempah-rempah di kawasan Eropa, bangsa
Portugis mencari daerah kawasan penghasil rempah-rempah terbaik.
Rempah-rempah di kawasan Eropa merupakan kebutuhan dan juga cita rasa.
Selama musim dingin di Eropa, tidak ada salah satu cara pun yang dapat
di jalankan untuk mempertahankan agar semua hewan-hewan ternak dapat
tetap hidup. Kerena itu banyak hewan ternak yang disembelih dan
dagingnya kemudian harus di awetkan. Untuk itulah diperlukan sekali
banyak garam dan rempah-rempah. <br />
<a name='more'></a><br />
Cengkih dari Indonesia Timur adalah yang paling berharga. Indonesia juga
menghasilkan lada, buah pala, dan bunga pala. Kekayaan alam Indonesia
yang begitu melimpah termasuk dalam tanaman rempah-rempah menjadi alasan
Portugis ingin menguasai daerah Indonesia sekaligus menguasai pasaran
Eropa.<br />
<br />
<br />
<strong>A. AWAL PROSES KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS KE INDONESIA</strong><br />
Tahun 1487, Bartolomeus Dias mengitari Tanjung Harapan dan memasuki
perairan Samudra Hindia. Selanjutnya pada tahun 1498, Vasco da Gama
sampai di India. Namun, orang-orang Portugis ini segera mengetahui bahwa
barang-barang dagangan yang hendak mereka jual tidak dapat bersaing di
pasaran India yang canggih dengan barang-barang yang mengalir melalui
jaringan perdagangan Asia. Karena itu, mereka sadar harus melakukan
peperangan di laut untuk mengukuhkan diri. <div class="fullpost">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKa143vNUHlLNLPXcbjlRD3gTWxJp4NKHEheeu2RrKaTX_E9WpkYcYvHXi4zEXjIfsF24vOkNUcXdBiGrWt5b7eUdPfQOKoQcqHBc3P8ZMZiVnwItfCBGEWQWLT0mPR9yn0jnjGa5g3u6M/s1600/bartolomeus-diaz.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="bartolomeus diaz" border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKa143vNUHlLNLPXcbjlRD3gTWxJp4NKHEheeu2RrKaTX_E9WpkYcYvHXi4zEXjIfsF24vOkNUcXdBiGrWt5b7eUdPfQOKoQcqHBc3P8ZMZiVnwItfCBGEWQWLT0mPR9yn0jnjGa5g3u6M/s320/bartolomeus-diaz.jpg" title="bartolomeus diaz" width="200" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Bartolomeus Diaz</b></center>
<br />
<br />
Alfonso de Albuquerque merupakan panglima angkatan laut terbesar pada
masa itu. Pada tahun 1503 Albuquerque berangkat menuju India, dan pada
tahun 1510, dia menaklukan Goa di Pantai Barat yang kemudian menjadi
pangkalan tetap Portugis. Pada waktu itu telah dibangun
pangkalan-pangkalan di tempat-tempat yang agak ke barat, yaitu di
Ormuzdan Sokotra. Rencananya ialah untuk mendominasi perdagangan laut di
Asia dengan cara membangun pangkalan tetap di tempat-tempat krusial
yang dapat digunakan untuk mengarahkan teknologi militer Portugis yang
tinggi. Pada tahun 1510, setelah mengalami banyak pertempuran,
penderitaan, dan kekacauan internal, tampaknya Portugis hampir mencapai
tujuannya. Sasaran yang paling penting adalah menyerang ujung timur
perdagangan Asia di Maluku.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoiz42M0V4NxfLZyi0sekIPfKrpvFmm77iTbdmTVJc0KOZOJlzgCSbY5qxEeoNf3GanYbwNMaRwgwOcV5gBdBm4wApfV7pgEWSisu1OcdSNCvFxGqDozRc9Jar1WhMggw7JYG7xrrWhr7x/s1600/vasco-da-gama.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="vasco da gama" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoiz42M0V4NxfLZyi0sekIPfKrpvFmm77iTbdmTVJc0KOZOJlzgCSbY5qxEeoNf3GanYbwNMaRwgwOcV5gBdBm4wApfV7pgEWSisu1OcdSNCvFxGqDozRc9Jar1WhMggw7JYG7xrrWhr7x/s320/vasco-da-gama.jpg" title="vasco da gama" width="237" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Vasco da Gama</b></center>
<br />
<br />
Setelah mendengar laporan-laporan pertama dari para pedagang Asia
mengenai kekayaan Malaka yang sangat besar, Raja Portugis mengutus Diogo
Lopez de Sequiera untuk menekan Malaka, menjalin hubungan persahabatan
dengan penguasanya, dan menetap disana sebagai wakil Portugis di sebelah
timur India. Tugas Sequiera tersebut tidak mungkin terlaksana
seluruhnya saat dia tiba di Maluku pada tahun 1509. Pada mulanya dia
disambut dengan baik oleh Sultan Mahmud Syah (1488-1528), tetapi
kemudian komunitas dagang internasional yang ada di kota itu meyakinkan
Mahmud bahwa Portugis merupakan ancaman besar baginya. Akhirnya, Sultan
Mahmud melawan Sequiera, menawan beberapa orang anak buahnya, dan
membunuh beberapa yang lain. Ia juga mencoba menyerang empat kapal
Portugis, tetapi keempat kapal tersebut berhasil berlayar ke laut lepas.
Seperti yang telah terjadi di tempat-tempat yang lebih ke barat, tampak
jelas bahwa penaklukan adalah satu-satunya cara yang tersedia bagi
Portugis untuk memperkokoh diri.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIqST8c-PgggYQ2PkM2py5bnTV5V0z4p4WMVMh7yEKEVUqj0O5gF9uBprfxuUYlnaMdwXYNI8JPcQqto2hdlJuOYR99nnv0ZSOaEm-QGHbc3Y1WoO2YoUYLHrEfQfHZ-S_HmpA-78OIYkb/s1600/afonso-de-albuquerque.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="alfonso de albuquerque" border="0" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIqST8c-PgggYQ2PkM2py5bnTV5V0z4p4WMVMh7yEKEVUqj0O5gF9uBprfxuUYlnaMdwXYNI8JPcQqto2hdlJuOYR99nnv0ZSOaEm-QGHbc3Y1WoO2YoUYLHrEfQfHZ-S_HmpA-78OIYkb/s320/afonso-de-albuquerque.jpg" title="alfonso de albuquerque" width="188" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Alfonso de Albuquerque</b></center>
<br />
<br />
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju
Malaka dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal.
Peperangan pecah segera setelah kedatangannya dan berlangsung terus
secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus. Pihak Malaka
terhambat oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan putranya, Sultan
Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas negara namun dibunuh atas
perintah ayahnya.<br />
<br />
Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis. Albuquerque menetap
di Malaka sampai bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan
pertahanan Malaka untuk menahan setiap serangan balasan orang-orang
Melayu. Dia juga memerintahkan kapal-kapal yang pertama untuk mencari
Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia berangkat ke India dengan kapal besar,
dia berhasil meloloskan diri ketika kapal itu karam di lepas pantai
Sumatera beserta semua barang rampasan yang dijarah di Malaka.<br />
<br />
Setelah satu kapal layar lagi tenggelam, sisa armada itu tiba di Ternate
pada tahun itu juga. Dengan susah payah, ekspedisi pertama itu tiba di
Ternate dan berhasil mengadakan hubungan dengan Sultan Aby Lais. Sultan
Ternate itu berjanji akan menyediakan cengkeh bagi Portugis setiap tahun
dengan syarat dibangunnya sebuah benteng di pulau Ternate. <br />
<br />
Hubungan dagang yang tetap dirintis oleh Antonio de Abrito. Hubungannya
dengan Sultan Ternate yang masih anak-anak, Kacili Abu Hayat, dan
pengasuhnya yaitu Kacili Darwis berlangsung sangat baik. Pihak Ternate
tanpa ragu mengizinkan De Brito membangun benteng pertama Portugis di
Pulau Ternate (Sao Joao Bautista atau Nossa Seighora de Rossario) pada
tahun 1522. Penduduk Ternate menggunakan istilah Kastela untuk benteng
itu, bahkan kemudian benteng itu lebih dikenal dengan nama benteng
Gamalama. Sejak tahun 1522 hingga tahun 1570 terjalin suatu hubungan
dagang (cengkih) antara Portugis dan Ternate.<br />
<br />
Portugis yang sedang menguasai Malaka, terbukti bahwa mereka tidak
menguasai perdagangan Asia yang berpusat disana. Portugis tidak pernah
dapat mencukupi kebutuhannya sendiri dan sangat tergantung kepada para
pemasok bahan makanan dari Asia seperti halnya para penguasa Melayu
sebelum mereka di Malaka. Mereka kekurangan dana dan sumber daya
manusia. Organisasi mereka ditandai dengan perintah-perintah yang saling
tumpang tindih dan membingungkan, ketidakefisienan, dan korupsi. Bahkan
gubernur-gubernur mereka di Malaka turut berdagang demi keuntungan
pribadi di pelabuhan Malaya, Johor, pajak dan harga barang-barangnya
lebih rendah, dan hal tersebut telah merusak monopoli yang seharusnya
mereka jaga. Para pedagang Asia mengalihkan sebagian besar perdagangan
mereka ke pelabuhan-pelabuhan lain dan menghindari monopoli Portugis
yang mudah.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVeGaAWDOhtv9FzVXa4OKhyphenhyphenqlJ-k_EEtxjmIbtaslvr4yFDkYM2wmau3FFBbtvtXgVcMse6aH4rHLaAD7ddq7SjLg4zdtl5TLJco03OSBwPeDfj64UP1Pl1vx-GpfpqUR7-G5oGtvXDJZP/s1600/peta-selat-malaka.gif" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="peta selat malaka" border="0" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVeGaAWDOhtv9FzVXa4OKhyphenhyphenqlJ-k_EEtxjmIbtaslvr4yFDkYM2wmau3FFBbtvtXgVcMse6aH4rHLaAD7ddq7SjLg4zdtl5TLJco03OSBwPeDfj64UP1Pl1vx-GpfpqUR7-G5oGtvXDJZP/s320/peta-selat-malaka.gif" title="peta selat malaka" width="320" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Selat Malaka</b></center>
<br />
<br />
Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang
revolusioner. Keunggulan teknologi mereka yang terdiri atas
teknik-teknik pelayaran dan militer berhasil dipelajari dengan cepat
oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia. Seperti meriam Portugis yang
dengan cepat berhasil direbut oleh orang-orang Indonesia. Portugis
menjadi suatu bagian dari jaringan konflik di selat Malaka, dimana Johor
dan Aceh berlomba-lomba untuk saling mengalahkan Portugis agar bisa
menguasai Malaka.<br />
<br />
Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada dibawah
cengkeraman Portugis. Mereka tidak pernah berhasil memonopoli
perdagangan Asia. Portugis hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap
kebudayaan orang-orang Indonesia yang tinggal di nusantara bagian barat,
dan segera menjadi bagian yang aneh di dalam lingkungan Indonesia.
Portugis telah mengacaukan secara mendasar organisasi sistem perdagangan
Asia. Tidak ada lagi satu pelabuhan pusat dimana kekayaan Asia dapat
saling dipertukarkan, tidak ada lagi negara Malaya yang menjaga
ketertiban selat Malaka dan membuatnya aman bagi lalu lintas
perdagangan. Sebaliknya komunitas dagang telah menyebar ke beberapa
pelabuhan dan pertempuran sengit meletus di Selat.<br />
<br />
Segera setelah Malaka ditaklukan, dikirimlah misi penyelidikan yang
pertama ke arah timur dibawah pimpinan Francisco Serrao. Pada tahun
1512, kapalnya mengalami kerusakan, tetapi dia berhasil mencapai Hitu
(Ambon sebelah utara). Disana dia mempertunjukkan keterampilan perang
melawan suatu pasukan penyerang yang membuat dirinya disukai oleh
penguasa setempat. Hal ini mendorong kedua penguasa setempat yang
bersaing (Ternate dan Tidore) untuk menjajaki kemungkinan memperoleh
bantuan Portugis. Portugis disambut baik di daerah itu karena mereka
juga dapat membawa bahan pangan dan membeli rempah-rempah. Akan tetapi
perdagangan Asia segera bangkit kembali, sehingga Portugis tidak pernah
dapat melakukan suatu monopoli yang efektif dalam perdagangan
rempah-rempah.<br />
<br />
Sultan Ternate, Abu Lais (1522) membujuk orang Portugis untuk
mendukungnya dan pada tahun 1522, mereka mulai membangun sebuah benteng
disana. Sultan Mansur dari Tidore mengambil keuntungan dari kedatangan
sisa-sisa ekspedisi pelayaran keliling dunia Magellan di tahun 1521
untuk membentuk suatu persekutuan dengan bangsa Spanyol yang tidak
memberikan banyak hasil dalam periode ini.<br />
<br />
Hubungan Ternate dan Portugis berubah menjadi tegang karena upaya yang
lemah Portugis melakukan kristenisasi dan karena perilaku orang-orang
Portugis yang tidak sopan. Pada tahun 1535, orang-orang Portugis di
Ternate menurunkan Raja Tabariji (1523-1535) dari singgasananya dan
mengirimnya ke Goa yang dikuasai Portugis. Disana dia masuk Kristen dan
memakai nama Dom Manuel, dan setelah dinyatakan tidak terbukti melakukan
hal-hal yang dituduhkan kepadanya, dia dikirim kembali ke Ternate untuk
menduduki singgasananya lagi. Akan tetapi dalam perjalanannya dia wafat
di Malaka pada tahun 1545. Namun sebelum wafat, dia menyerahkan Pulau
Ambon kepada orang Portugis yang menjadi ayah baptisnya, Jordao de
Freitas. <br />
<br />
Akhirnya orang-orang Portugis yang membunuh Sultan Ternate, Hairun
(1535-1570) pada tahun 1570, diusir dari Ternate pada tahun 1575 setelah
terjadi pengepungan selama 5 tahun. Mereka kemudian pindah ke Tidore
dan membangun benteng baru pada tahun 1578. Akan tetapi Ambon-lah yang
kemudian menjadi pusat utama kegiatan-kegiatan Portugis di Maluku
sesudah itu. Ternate sementara itu menjadi sebuah negara yang gigih
menganut Islam dan anti Portugis dibawah pemerintahan Sultan Baabullah
(1570-1583) dan putranya Sultan Said ad-Din Berkat Syah (1584-1606).<br />
<br />
Pada waktu itu juga Portugis terlibat perang di Solor. Pada tahun 1562,
para pendeta Dominik membangun benteng dari batang kelapa disana. Pada
tahun berikutnnya dibakar para penyerang beragama Islam dari Jawa. Namun
orang-orang Dominik tetap bertahan dan segera membangun ulang benteng
dari bahan yang lebih kuat dan mulai melakukan kristenisasi pada
penduduk lokal.<br />
<br />
Pada tahun sesudahnya, muncul serangan-serangan dari Jawa. Masyarakat
Solor sendiri pun tidak secara keseluruhan senang terhadap orang-orang
Portugis dan agama mereka, sehingga seringkali muncul perlawanan. Pada
tahun 1598-1599, pemberontakan besar-besaran dari orang Solor memaksa
pihak Portugis mengirimkan sebuah armada yang terdiri dari 90 kapal
untuk menundukkan para pemberontak itu. Namun Portugis tetap menduduki
benteng-benteng mereka di Solor sampai diusir oleh Belanda pada tahun
1613 dan setelah itu Portugis melakukan pendudukan kembali pada tahun
1636.<br />
<br />
Diantara para petualang Portugis tersebut ada seorang Eropa yang
tugasnya memprakarsai suatu perubahan yang tetap di Indonesia Timur.
Orang ini bernama Francis Xavier (1506-1552) dan Santo Ignaius Loyola
yang mendirikan orde Jesuit. Pada tahun 1546-1547, Xavier bekerja di
tengah-tengah orang Ambon, Ternate, dan Moro untuk meletakkan
dasar-dasar bagi suatu misi yang tetap disana. Pada tahun 1560-an
terdapat sekitar 10.000 orang katolik di wilayah itu dan pada tahun
1590-an terdapat 50.000-an orang. Orang-orang Dominik juga cukup sukses
mengkristenkan Solor. Pada tahun 1590-an orang-orang Portugis dan
penduduk lokal yang beragama Kristen di sana diperkirakan mencapai
25.000 orang.<br />
<br />
<br />
<strong>B. PENGARUH BANGSA PORTUGIS DI INDONESIA</strong><br />
Selama berada di Maluku, orang-orang Portugis meninggalkan beberapa
pengaruh kebudayaan mereka seperti balada-balada keroncong romantis yang
dinyanyikan dengan iringan gitar berasal dari kebudayaan Portugis. Kosa
kata Bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa Portugis yaitu
pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, dll. Hal ini mencerminkan peranan
bahasa Portugis disamping bahasa Melayu sebagai <i>lingua franca</i> di
seluruh pelosok nusantara sampai awal abad XIX. Bahkan di Ambon masih
banyak ditemukan nama-nama keluarga yang berasal dari Portugis seperti
da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodriguez, da Silva, dll.
Pengaruh besar lain dari orang-orang Portugis di Indonesia yaitu
penanaman agama Katolik di beberapa daerah timur di Indonesia.</div>
<br />
<br />
<b>Description:</b> <span itemprop="description">kedatangan bangsa portugis ke indonesia, bangsa portugis ke indonesia, awal kedatangan bangsa portugis</span></div>
- Reviewer:
<span itemprop="reviewer">
Ivan Sujatmoko
</span>
-
ItemReviewed:
<span itemprop="itemreviewed">
Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia
</span>
Rating:
<span itemprop="rating">
5 </span><br />
<span itemprop="rating">S<a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia.html">EBERKAS SEJARAH </a></span></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-39658715066647691172013-12-18T05:14:00.001-08:002013-12-18T05:14:53.630-08:00Sejarah VOC di Indonesia <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
ke Timur dari bangsa Italia (Venesia)
yang banyak berjasa membuat peta ke Timur yang kemudian digunakan oleh
bangsa Portugis. Semenjak itu bangsa Belanda mulai melakukan perjalanan
laut ke arah Timur (Asia). Tahun 1595 kapal-kapal niaga Belanda mulai
berdagang di daerah Banten dan Sunda Kelapa di bawah pimpinan Cornelis
de Houtman. Karena ketidaksopanan Cornelis de Houtman dalam menjalin
hubungan dengan penduduk Banten, maka penduduk Banten mengusirnya dari
Banten. Tahun 1598 pedagang Belanda datang kembali ke Indonesia di bawah
pimimpinan Jacob Van Neck mendarat di Banten. Banyaknya kapal-kapal
yang berdagang di wilayah itu pada awalnya menghasilkan
keuntungan-keuntungan besar bagi bangsa Belanda, namun pada perkembangan
selanjutnya banyak terjadi persaingan yang terjadi antara
perusahaan-perusahaan pelayaran hingga menyebabkan kemerosotan
keuntungan. Meskipun terjadi kemerosotan keuntungan dalam
perdagangannya, Belanda akhirnya dapat menanamkan kekuasaan perdagangan
di Indonesia. Akhirnya Pangeran Maurits sebagai raja Belanda memberikan
izin kepada Johan van Olden Barnevelt menganjurkan untuk penggabungan
semua kongsi dagang itu menjadi sebuah perusahaan dagang besar yang
dinamakan <strong>Verenigde Oost-indische Compagnie (VOC)</strong>. <a name='more'></a><br />
<br />
<strong>A. AWAL BERDIRINYA VOC</strong><br />
Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai Persekutuan Dagang Hindia Timur didirikan pada 20
Maret 1602. VOC merupakan gabungan beberapa perusahaan Belanda yang
dulunya saling bersaing satu sama lain. Dalam rangka menghentikan
persaingan tersebut, empat wilayah di negeri Belanda yaitu Amsterdam,
Zeeland, de Maas, dan Noord Holland bergabung dan didirikanlah
perusahaan VOC. Pendirian VOC dilengkapi dengan akta Oktroi dari Staaten
Generaal (Parlemen Belanda). Akta Oktroi ini yang mendasari VOC
mempunyai hak dagang terbentang dari Tanjung Harapan sampai Selat
Magellan, termasuk pulau-pulau di selatan Pasifik, kepulauan Jepang, Sri
Lanka dan Cina Selatan. Berikut merupakan hak-hak istimewa (hak Oktroi)
yang diberikan kepada VOC oleh pemerintah Belanda, diantaranya adalah
VOC berhak memonopoli perdagangan, mencetak uang, mengangkat dan
memperhentikan pegawai, mengadakan perjanjian dengan raja-raja, memiliki
tentara untuk mempertahankan diri dan juga membentuk angkatan perang,
mendirikan benteng, menyatakan perang dan damai, mengangkat dan
memberhentikan penguasa-penguasa setempat, wewenang untuk membuat
undang-undang dan peraturan, serta membentuk pengadilan (Raad van
Justitie) dan mahkamah agung (Hoog Gerechtshof).<div class="fullpost">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLwaEPoyjvxxo4C2pTAsxOZk5lBVXpef8-1YJME4D6MZvWlcHLTyGFX7Eitnf0fUqqZ2sMVj9mUx82-8KpW7mkpYpv-o91820Noj-rFWU2zHAcS6zPRR7cZnPZ5Z0Quc7CCkiP9tOjzwh2/s1600/voc.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="voc" border="0" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLwaEPoyjvxxo4C2pTAsxOZk5lBVXpef8-1YJME4D6MZvWlcHLTyGFX7Eitnf0fUqqZ2sMVj9mUx82-8KpW7mkpYpv-o91820Noj-rFWU2zHAcS6zPRR7cZnPZ5Z0Quc7CCkiP9tOjzwh2/s320/voc.jpg" title="voc" width="320" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Verenigde Oost-indische Compagnie (VOC)</b></center>
<br />
<br />
<br />
<strong>B. GUBERNUR JENDRAL VOC</strong> <br />
Tahun 1610 VOC menunjuk Pieter Both sebagai Gubernur Jendral VOC beserta
sejumlah gubernur wilayah. Hal ini dilakaukan untuk memudahkan
koordinasi dalam wilayah yang luas. Both merupakan Gubernur Jenderal VOC
pertama yang memerintah tahun 1610-1614 di Ambon, Maluku. Jan
Pieterzoon Coen yang menjabat 1619-1629 memindahkan pusat VOC dari Ambon
ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah
Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda. Sejak 1620, tempat kedudukan
gubernur jendral VOC dipindahkan dari Ternate ke Batavia. Kemudian
Maluku dipimpin oleh seorang gubernur jendral yang berkedudukan di
Ternate sebagai markas besar VOC sebelumnya. Gubernur jendral Ternate
tersebut adalah Frederik de Houtman (1621-1623). Antonio Van Diemen
(1636-1645), Joan Maetsycker (1653-1678), Cornelis Speeldman
(1681-1684). <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM074RSI10NyluaZprQryiZQdeH6mS24TR9pO9p0a6rJWtCE62Fe6Ua9l6zLe6PB0c6trm2vAGa1txF0ldDCbiGFAD9ZqoW3j6OoW6bZZNKLCI6SvNWRboxqfyudNj_t6A1AXVThP9fk1l/s1600/pieter+both.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="pieter both" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM074RSI10NyluaZprQryiZQdeH6mS24TR9pO9p0a6rJWtCE62Fe6Ua9l6zLe6PB0c6trm2vAGa1txF0ldDCbiGFAD9ZqoW3j6OoW6bZZNKLCI6SvNWRboxqfyudNj_t6A1AXVThP9fk1l/s320/pieter+both.jpg" title="pieter both" width="225" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Pieter Both</b></center>
<br />
<br />
<br />
<br />
<strong>C. KEGIATAN PERDAGANGAN VOC DI INDONESIA</strong><br />
Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan
pendekatan serta campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia
antara lain Ternate, Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa serta
Maluku. Perluasan kekuasaan Belanda ke daerah-daerah luar Jawa
benar-benar berbeda dengan perluasan kekuasaannya di Jawa, karena di
sebagian besar daerah luar Jawa tidak pernah ada alasan yang permanen
atau sungguh-sungguh untuk menguasai oleh pihak Belanda. Akibat hak
monopoli yang dimilikinya, VOC memaksakan kehendaknya sehingga
menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk
menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan
militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar,
Jayakarta dan lain-lain. VOC dapat memperoleh monopoli perdagangan
Indonesia karena melakukan beberapa hal diantaranya adalah melakukan
pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan
VOC adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung
rempah-rempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis dan
Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar. Melakukan
Ekstirpasi, yaitu penebangan tanaman milik rakyat. Tujuannya adalah
mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen
berlebihan. Melakukan sistem Verplichte Leverantien, merupakan
perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib
menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan
VOC. Kemudian VOC menerapkan sistem Contingenten yang berarti rakyat
wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDrq74olaKt2tvYa44QY-C9ls52cEUyJqHmXFrq9wBETLttYuvxgaQoyVwG5xi_BgoD4NmAbzzk7Gn6Nqot4OOYvJJnnMrdG6kGHRNeYm8GAyAgAa-RdtjDUR0Hywer-fAhNlBBN_vpvBI/s1600/mata+uang+voc.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="mata uang voc" border="0" height="281" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDrq74olaKt2tvYa44QY-C9ls52cEUyJqHmXFrq9wBETLttYuvxgaQoyVwG5xi_BgoD4NmAbzzk7Gn6Nqot4OOYvJJnnMrdG6kGHRNeYm8GAyAgAa-RdtjDUR0Hywer-fAhNlBBN_vpvBI/s320/mata+uang+voc.jpg" title="mata uang voc" width="320" /></a></div>
<center>
Gambar: <b>Mata Uang VOC</b></center>
<br />
<br />
<br />
<strong>D. RUNTUHNYA VOC</strong><br />
Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18 disebabkan
oleh banyaknya korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC,
anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin luasnya wilayah
kekuasaan VOC, biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat terlalu
besar, persaingan dengan kongsi dagang negara lain, misalnya dengan EIC
milik Inggris, hutang VOC yang sangat besar, pemberian deviden kepada
pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran, berkembangnya
faham Liberalisme sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC
tidak sesuai lagi untuk diteruskan, pendudukan Perancis terhadap negara
Belanda pada tahun 1795. Akhir Desember 1799, Pemerintah Belanda
memutuskan tidak memperpanjang lagi hak oktroi VOC yang berakhir 31
Desember 1799. Sehingga sejak 1 Januari 1800, VOC dibubarkan secara
resmi. Seluruh aktiva dan pasivanya beserta daerah kekuasaan dan juga
pemerintahan di daerah-daerah jajahan diambil alih pemerintah belanda.
Semenjak itulah riwayat perusahaan dagang terbesar yang hampir 200 tahun
berkuasa di Nusantara itu berakhir. <br />
<br />
<br />
<b>Description:</b> <span itemprop="description">sejarah voc di Indonesia, voc,verenigde oost-indische compagnie</span></div>
- Reviewer:
<span itemprop="reviewer">
Ivan Sujatmoko
</span>
-
ItemReviewed:
<span itemprop="itemreviewed">
Sejarah VOC di Indonesia
</span>
Rating:
<span itemprop="rating">
5</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span itemprop="rating"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span itemprop="rating"><a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/03/sejarah-voc-di-indonesia.html">SEBERKAS SEJARAH </a></span></div>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-45426936051219100382013-12-18T05:04:00.003-08:002013-12-18T05:04:08.682-08:00Peradaban Yunani Kuno <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
unani merupakan salah satu pusat
peradaban tertua di eropa. Yunani terletak di sekitar Laut Tengah yang
sangat strategis dalam pelayaran. Peradaban Yunani lahir di lingkungan
geografis yang sebenarnya tidak mendukung. Tanah Yunani tidak seperti
Mesopotamia, Huang Ho, ataupun Mesir yang subur. Yunan merupakan tanah
yang kering, dengan banyak benteng alam yang kuat berupa jurang-jurang
yang terjal, gunung-gunung yang tinggi, serta pantai-pantai yang curam
dan terjal. Hujan sangat jarang turun di Yunani. Bangsa Yunani terbentuk
dari percampuran bangsa pendatang dari laut Kaspia dan dan penduduk
asli yang terdiri dari petani. Yunani terletak di ujung tenggara di
benua eropa.Sebagian besar kepulauan di laut aegea dan laut ionia.
Bangsa Yunani terbentuk dari percampuran bangsa pendatang dari laut
Kaspia dan dan penduduk asli yang terdiri dari petani. Mereka membentuk
suatu kelompok – kelompok kota yang disebut Polis. Polis-polis yang
terkenal adalah: Athena, Sparta dan Thebe. </div>
<a name='more'></a>Letak geografis Yunani sekarang sama dengan Yunani kuno yang kita bahas.
Yunani terletak di Ujung Selatan Semenanjung Balkan. Selain di daratan
tersebut wilayahnya juga meliputi pulau di Laut Aegeia. Batas-batas
Yunani sekarang ini: utara berbatasan dengan Albania, Macedonia,
Bulgaria dan Turki, timur adalah Laut Aegeia, selatan adalah Laut
Tengah, dan barat adalah Laut Ionia. Sebagian besar wilayah Yunani
bergunung-gunung sehingga antar wilayah terpisah antara satu dengan yang
lain. Tiga puluh prosen daerahnya berupa daratan rendah yang terdapat
di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Sisanya berupa
jazirah yaitu Peloponesos dan Attica. Gunung-gunung dan teluk-teluk di
Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi
komunikasi melalui darat. <br />
<br />
Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit
geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan
unit politik. Kesatuan politik itu disebut Polis atau Negara Kota (City
State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah
sekitarnya. Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang
subur. Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta
anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani (disebut
Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar
Yunani. Daerah koloni Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan,
Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang). Selain kegiatan
pertanian, masyarakat Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui
kegiatan pelayaran dan perdagangan karena letaknya yang strategis di
perairan Laut Tengah.<br />
<div class="fullpost" style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio0r6BSCOd4F8zAr1sEc_Y4ih5qQJ6XocroNbSiTw0UjOseUb1deuqtNOOVDoHRfjrriC0GVJdSNLG4uyCN1aiuIZPFguC2XflCSE8CNi1MWFSg-hzNyquVM3nUQo0I3eR4WTvd4yjL5rr/s1600/peta-yunani-kuno.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="peta yunani kuno" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio0r6BSCOd4F8zAr1sEc_Y4ih5qQJ6XocroNbSiTw0UjOseUb1deuqtNOOVDoHRfjrriC0GVJdSNLG4uyCN1aiuIZPFguC2XflCSE8CNi1MWFSg-hzNyquVM3nUQo0I3eR4WTvd4yjL5rr/s320/peta-yunani-kuno.jpeg" title="peta yunani kuno" width="320" /></a></div>
Gambar: <b>Peta Yunani Kuno</b><br />
<br />
<strong>A. AWAL PERADABAN</strong><br />
Perkembangan peradaban Yunani kuno dimulai dari perkembangan peradaban
mayarakat di pulau Kreta. Pulau Kreta terletak didaerah perairan laut
tengah bagian timur. Letaknya sangat strategis, sehingga menjadi pusat
aktivitas didaerah perairan laut tengah bagian timur. Pulau Kreta
merupakan daerah penghubung antara daerah-daerah pusat perdagangan
dipulau Sicilia, Mesir, Pantai Levant, Bizantium dan Yunni.
Sumber-sumber berita tentang sejarah kerajaan Kreta ini diperoleh antara
lain dari syair-syair pujangga Homerus terutama dalam kitab Illyas dan
Odyssea, cerita-cerita rakyat di Yunani yang lebih bersifat mitologi,
hasil-hasil penggalian arkeologi yang menemukan sisa-sisa bangunan kota
kuno seperti ibu kota Knossos.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHW7Q-vItPcPD8eFjW9q5BBAwC0L97dqSbjqhlGYV69zCwwyH4tGRByFG5h7G-M8F3CFjEcqPykZ3f1UTQle_7v3YRG0FBy6I3eLfILqa4P830EI57NoLB2nKmQH2PvMY5WQqDUQtEA83e/s1600/pulau-kreta.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="pulau kreta" border="0" height="113" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHW7Q-vItPcPD8eFjW9q5BBAwC0L97dqSbjqhlGYV69zCwwyH4tGRByFG5h7G-M8F3CFjEcqPykZ3f1UTQle_7v3YRG0FBy6I3eLfILqa4P830EI57NoLB2nKmQH2PvMY5WQqDUQtEA83e/s320/pulau-kreta.jpg" title="pulau kreta" width="320" /></a></div>
Gambar: <b>Pulau Kreta</b><br />
Pulau Kreta terletak dipersimpangan jalan pelayaran antara Mesir dan
Yunani, serta antara daerah-daerah Italia dan Punisia. Masyarakat pulau
Kreta adalah Masyarakat maritim dengan kehidupan pokok berdagang dan
berlayar dilaut tengah. Masyarakat pulau Kreta telah mengenal bentuk
tulisan yang disebut dengan tulisan Minos. Nama minis berasal dari dari
nama seorang Raja besar dari kerajaan ini, yaitu Raja Minos. Namun,
tulisan Minos ampai sekarang belum berhasil dibaca sehingga sejarah
kerajaan pulau Kreta belum terungkap dengan jelas. Kepercayaan
masyarakat Kreta bersifat Polytheisme dan memuja kekuatan-kekuatan alam.
Dewa tidak berfungsi seagai pencipta malapetaka, tetapi berfungsi
sebagai pelindung dan pemberi berkah. Pada abad ke-15 SM, kerajaan pulau
Kreta mengalami keruntuhan karena mundurnya perdagangan, lepasnya
daerah-daerah koloni, akibat bencana alam. Akan tetapi, sejak abad ke-15
SM (1500 SM) terjadi invasi dan gelombang penyerbuan bangsa- bangsa
Indo-Jerman dari asia tengah memasuki daerah semenanjung Yunani dan
akhirnya merebut Pulau Kreta.<br />
<br />
<br />
<strong>B. PERIODE PERKEMBANGAN PERADABAN YUNANI</strong> <br />
Secara umum perkembangan Yunani dapat dibagi menjadi 4 periode, yaitu sebagai berikut :<br />
<blockquote>
<ol>
<li>Fase pembentukan negara-negara kota (Polis) yang berlangsung antara 1000-800 SM.</li>
<li>Fase ekspansi negara-negara kota atau fase kolonisasi polis-polis
Yunani. Ekspansi polis-polis Yunani ke arah barat sampai ke Italia
Selatan, sedangkan ke arah Timur sampai ke Asia Kecil (Troya).</li>
<li>Masa kejayaan polis-polis Yunani (600-400SM).</li>
<li>Masa Keruntuhan Yunani (400-300 SM), tetapi kebudayaan Yunani berkembang di luar daerah Yunani itu sendiri.</li>
</ol>
</blockquote>
<br />
Selama periode Kalsik (Abad ke 5 SM), Yunani terdiri dari daerah-daerah
bagian kecil dan besar dalam bermacam-macam bentuk internasional
(sederhana, federasi, federal, konfederasi) dan bentuk-bentuk internal
(kekerajaan, tirani, oligarkhi, demokrasi konstitusional, dan lain-lain)
yang paling terkenal ialah Athena, diikuti oleh Sparta dan Thebes.
Sebuah semangat kebebasan dan kasih yang membara membuat bangsa Yunani
dapat mengalahkan bangsa Persia, adikuasa pada saat itu, didalam
peperangan yang terkenal dalam sejarah kemanusiaan- Marathon,
Termopylae, Salamis dan Plataea.<br />
<br />
Pada paruh kedua abad ke 4 SM, banyak daerah-daerah bagian di Yunani
membentuk sebuah Aliansi (Cœnon of Corinth) yang dipimpin oleh Alexander
Agung sebagai Presiden dan Panglima (Kaisar) dari Aliansi, Raja dari
Macedonia menyatakan perang dengan Persia, membebaskan saudara-saudara
mereka yang terjajah, Ionian, dan menguasai daerah-daerah yang diketahui
selanjutnya. Menghasilkan sebuah masyarakat yang berkebudayaan Yunani
mulai dari India Utara sampai Laut Tengah barat dan dari Rusia Selatan
sampai Sudan.<br />
<br />
<br />
<strong>C. HUKUM DAN PEMERINTAHAN YUNANI</strong><br />
Antara wilayah- wilayah di Yunani tersebut sulit untuk berhubungan yang
disebabkan oleh alam yang berbukit-bukit, sehingga jadilah kota-kota
yang disebut Polis. Ada dua polis yang terkenal:<br />
<br />
<b>1. Athena</b><br />
Athena merupakan Polis yang menerapkan sistem Demokrasi. Sistem itu
diperkenalkan oleh Solon (638 SM-559 SM). Dengan sistem itu, kekuasaan
berada di tangan dewan rakyat. Pelaksanaan pemerintahan dilakukan oleh
sembilan orang Archon yang setiap tahun diganti. Para Archon diawasi
oleh Aeropagus (Mahkamah Agung) yang para anggotanya berasal dari mantan
anggota Archon. Athena banyak menghasilkan para filosof yang
pemikirannya sangat berpengaruh pada kehidupan manusia hingga dewasa
ini. Para Filosof itu antara lain sebagai berikut:<br />
<br />
<i>a. Thales</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisoIdrr96YPINMfMjk-Rl7SKfoW0dBmG0iQPqRj74OXxLnkH7gSt2WxJCKShaWHYtCAInx0tkVxRfVDZPf2EW-8ukCZmecSl0nQoj-nRLYhsxXGYQ_nzi88-K-r_aiUwU1SYq6Krg-6YpI/s1600/thales.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="thales" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisoIdrr96YPINMfMjk-Rl7SKfoW0dBmG0iQPqRj74OXxLnkH7gSt2WxJCKShaWHYtCAInx0tkVxRfVDZPf2EW-8ukCZmecSl0nQoj-nRLYhsxXGYQ_nzi88-K-r_aiUwU1SYq6Krg-6YpI/s200/thales.jpg" title="thales" width="153" /></a></div>
Dia
terkenal sebagai ahli matematika dan astronomi. Thales dikenal dengan
perhitungannya tentang gerhana, menghitung ketinggian piramida dan
menghitung bayangannya. Selain itu Thales berpendapat bahwa bumi ini
berasal dari air.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i>b. Anaximander</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsPM77sK2KFQU9bisSC0JXH6_saF7_B9NOe653xzDAw58OLqFKnez-1dD7ytnRmbJyQy62AF8uOEPgmNVTBe8HDXUTd2QT8Xm2SZ0-7f5Z589bCXfS6NGe3pCJSdi5oFHbhHWDz8IbaAs2/s1600/anaximander.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="anaximander" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsPM77sK2KFQU9bisSC0JXH6_saF7_B9NOe653xzDAw58OLqFKnez-1dD7ytnRmbJyQy62AF8uOEPgmNVTBe8HDXUTd2QT8Xm2SZ0-7f5Z589bCXfS6NGe3pCJSdi5oFHbhHWDz8IbaAs2/s200/anaximander.jpg" title="anaximander" width="200" /></a></div>
Dia
berpendapat bahwa segala apa yang ada di dunia ini berasal dari bahan
tunggal yang bukan air. Selain itu, Anaximander berpendapat bahwa bumi
itu seperti silinder yang mempunyai ukuran lebih kecil daripada
matahari.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i>c. Anaximenes</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju4aaPVArp-WdcMUKHYE9jFW_1sWgvPNeKrrKXRlxtXQRhrruZtaXBA9bFJ-gKu3MDJUsbK8fAGzkw0j4ZOZwLP9JrMMctW0tkd48jnSeVP3AONS640wgTIRyOz3zjH642zE3ojHNiftjb/s1600/anaximenes.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="anaximenes" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju4aaPVArp-WdcMUKHYE9jFW_1sWgvPNeKrrKXRlxtXQRhrruZtaXBA9bFJ-gKu3MDJUsbK8fAGzkw0j4ZOZwLP9JrMMctW0tkd48jnSeVP3AONS640wgTIRyOz3zjH642zE3ojHNiftjb/s200/anaximenes.jpg" title="anaximenes" width="164" /></a></div>
Dia berpendapat bahwa bahan pembentuk alam adalah udara.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i>d. Pytagoras</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4dh5W4nWDRM1OV_v3xikTdCCByijsesmb3Up-A7I6L8qjEv2tEBqT5hoQnKGC-5s4TfP96h3PRBHWdrtK7KV1L5V1wfrAdMQgJ2IRPtp_gQTrVFOSSHRgc5MyRlRtwznZIZ2b-HJgJyV6/s1600/pythagoras.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="pythagoras" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4dh5W4nWDRM1OV_v3xikTdCCByijsesmb3Up-A7I6L8qjEv2tEBqT5hoQnKGC-5s4TfP96h3PRBHWdrtK7KV1L5V1wfrAdMQgJ2IRPtp_gQTrVFOSSHRgc5MyRlRtwznZIZ2b-HJgJyV6/s200/pythagoras.jpg" title="pythagoras" width="150" /></a></div>
Dia
terkenal sebagai ahli matematika, dia percaya bahwa segala sesuatu itu
pada aturannya menurut bilangan tertentu. Sehubungan dengan hal itu,
Pytagoras berpendapat bahwa melalui pengetahuan tentang bilangan, kita
akan memahami tentang kenyataan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i>e. Heraclitus</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitj8LThvnndlmunzGag5bvWUa83_s_f_TlRjKwog1zTozsUW_0obMZoDcfp62OpXkST5Jl9H3HsGC29fLLYJtfE6dv8lethdEGtnah7oXnm_QyC5qW2TFMl36MDCjmDMAaOp2IGmPZIqUA/s1600/heraclitus.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="heraclitus" border="0" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitj8LThvnndlmunzGag5bvWUa83_s_f_TlRjKwog1zTozsUW_0obMZoDcfp62OpXkST5Jl9H3HsGC29fLLYJtfE6dv8lethdEGtnah7oXnm_QyC5qW2TFMl36MDCjmDMAaOp2IGmPZIqUA/s200/heraclitus.jpg" title="heraclitus" width="200" /></a></div>
Dia adalah seorang filosof mengembangkan pemikiran tentang logika.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i>f. Parmenindes</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmZ_01SthZJy78GEo93SukhsU5UqwaA0ka17Zukva5Qx_S2F_3Ps_CDqX18qHGWEubin8s__YwghM64Gdw-HHKwo91O9BeaG_z-cXdP20ZySmYevcKtU26362Wq5NFhCl6kk1Po27S8PnL/s1600/parmenides.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="parmenides" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmZ_01SthZJy78GEo93SukhsU5UqwaA0ka17Zukva5Qx_S2F_3Ps_CDqX18qHGWEubin8s__YwghM64Gdw-HHKwo91O9BeaG_z-cXdP20ZySmYevcKtU26362Wq5NFhCl6kk1Po27S8PnL/s200/parmenides.jpg" title="parmenides" width="153" /></a></div>
Filosof ini mengemukakan pentingnya logika dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i>g. Hippocartus</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4Unm9Rae7T0CADEeslpNiXmM3XMT3de7BPPxe4_iGxL1ehpm5kekSDnVBQfOncOEznrWz57NEo1PZmap22DWcrLJuHpSqfubBmsKtn5-90MIgPXCGS6OFPmZ6Xlm4iFfxlNSyB5QSh8Nc/s1600/hippocrates.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="hippocrates" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4Unm9Rae7T0CADEeslpNiXmM3XMT3de7BPPxe4_iGxL1ehpm5kekSDnVBQfOncOEznrWz57NEo1PZmap22DWcrLJuHpSqfubBmsKtn5-90MIgPXCGS6OFPmZ6Xlm4iFfxlNSyB5QSh8Nc/s200/hippocrates.jpg" title="hippocrates" width="190" /></a></div>
Dia adalah seorang filosof yang ahli dalam bidang kedokteran.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i>h. Socrates</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT7VUlwPtf1Lafl6639VrvwlXaUhk_BHUjf8cSRtPR3rT8c3AaAcQXl00aI8z6NAQSDxUXEoFH0l6-N-gyBdIowBDveuy9rQ0vDPwa_HY4_jzYLGmJmLpsRzi7-ZHVr4C6FDwI06lyX2G1/s1600/socrates.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="socrates" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT7VUlwPtf1Lafl6639VrvwlXaUhk_BHUjf8cSRtPR3rT8c3AaAcQXl00aI8z6NAQSDxUXEoFH0l6-N-gyBdIowBDveuy9rQ0vDPwa_HY4_jzYLGmJmLpsRzi7-ZHVr4C6FDwI06lyX2G1/s200/socrates.jpg" title="socrates" width="150" /></a></div>
Ajarannya
tentang filsafat etika atau kesusilaan dengan logikasebagai dasar untuk
membahasnya. Socrates mengajarkan agarmanusia dapat membedakan apa yang
baik atau buruk, benar atausalah, adil atau tidak adil. Ajarannya
ditujukan kepada anak mudayang diajaknya berdiskusi. Ia akhirnya di
hukum mati dengan minumracun karena tuduhan telah merombak dasar-dasar
etikamasyarakat Yunani kuno serta tidak percaya kepada dewa-dewayang
disembah masyarakat.<br />
<br />
<br />
<br />
<i>i.Plato</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm01k9y1pawvycYwtxHhH0oMyV5gmVzlA50zzmeYlfwKi_Zh1zTkSpPKhPq1FtKmolZQcxZorPtDw1yXomSly8IPmzSHNw0ki0U49axPCOU8UgBo7iGCcJnT-jClFLcn1Mqahc3RHPzFdB/s1600/plato.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="plato" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm01k9y1pawvycYwtxHhH0oMyV5gmVzlA50zzmeYlfwKi_Zh1zTkSpPKhPq1FtKmolZQcxZorPtDw1yXomSly8IPmzSHNw0ki0U49axPCOU8UgBo7iGCcJnT-jClFLcn1Mqahc3RHPzFdB/s200/plato.jpg" title="plato" width="133" /></a></div>
Ajaran
filsafatnya disebut filsafat idea. Ia menulis banyak buku,salah satunya
berjudul Republica. Dalam buku tersebut diuraikantentang kebahagiaan
hidup yang dapat dicapai bila manusia bekerjadengan wataknya dan wanita
diangkat derajatnya. Plato jugamendirikan pusat pendidikan bernama
Academus.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i>j. Aristoteles</i><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiROUtyWPgN4VqROWuFDyKUSIuehi9J1tq4hyphenhyphenofds15R2ScLDgTQzt-tMub-3wD3yAmm38QBJ8MNAXy6CfaL6YxX1ORyg_ThDuw8gxihAuXp1dnT_TcYbYwMa-MsTUScYlTfpGLUW3ctLPI/s1600/aristoteles.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="aristoteles" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiROUtyWPgN4VqROWuFDyKUSIuehi9J1tq4hyphenhyphenofds15R2ScLDgTQzt-tMub-3wD3yAmm38QBJ8MNAXy6CfaL6YxX1ORyg_ThDuw8gxihAuXp1dnT_TcYbYwMa-MsTUScYlTfpGLUW3ctLPI/s200/aristoteles.jpg" title="aristoteles" width="150" /></a></div>
Ia
adalah murid Plato, merupakan ahli di bidang biologi danketatanegaraan.
Karyanya yang terkenal antara lain Klasifikasi Floradan Fauna di
Kepulauan Aegeia. Di bidang ketatnegaraan, iaberpendapat bahwa sistem
pemerintahan yang baik adalah republik.Pemerintahan yang baik
mengutamakan kebahagiaan sebesar-besarnya untuk seluruh rakyat.
Aristoteles adalah pendiri pusat pendidikan bernama Peripatetis. Salah
seorang muridnya ialah Alexandar Agung, raja Macedonia.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Lahirnya tradisi intelektual dari bangsa Yunani disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :<br />
<blockquote>
<ul>
<li>Faktor geografis dari Yunani bergunung-gunung dan
tidak subur. Hal ini memacu para penduduknya untuk berpikir dan
berkreasi agar mampu bertahan hidup.</li>
<li>Orang Yunani membangun hubungan dengan bangsa-bangsa lain seperti
Mesir, Babylonia, dan yang lainnya, sehingga terjadi tukar-menukar
pengetahuan.</li>
<li>Penduduk Yunani memiliki hak otonomi kemerdekaan dan kemakmuran di
bidang ekonomi, sehingga mereka lebih berkonsentrasi untuk
menumbuhkembangkan pengetahuan.</li>
<li>Bangsa Yunani menghargai logika dan cara berpikir yang rasional.</li>
<li>Bangsa Yunani selalu terlibat aktif dalam urusan politik, ekonomi,
dan sosial. Hal itu membuat mereka selalu berusaha untuk mencari
pemecahan dalam setiap masalah yang muncul.</li>
</ul>
</blockquote>
<br />
<br />
<b>2. Sparta</b><br />
Pemerintahan Sparta didasari oleh pemerintahan yang bergaya
militeristik. Pola ini diperkenalkan oleh Lycurgus tahun 625 SM.
Pemerintahan dipegang oleh dua orang raja, sementara pelaksana tertinggi
dipegang oleh suatu dewan yang bernama Ephor yang terdiri dari lima
orang. Setiap Ephor memiliki dewan tua yang berusia lebih dari 60 tahun,
yang bertugas untuk mempersiapkan UU yang diajukan kepada dewan rakyat
(perwakilan dari semua warga kota). Para pemuda yang terseleksi secara
fisik dan mental, dijadikan tentara. Keberadaan polis-polis di Yunani
mengakibatkan mereka saling bersaing dalam memperebutkan hegemoni
kekuasaan atas wilayah Yunani. Sehingga tidaklah mengherankan apabila di
Yunani selalu terjadi peperangan di antara sesama polis-polis tersebut.
Tetapi, datang tentara Persia yang akan menginvasi daerah Yunani, maka
polis-polis yang ada di Yunani terutama Spharta dan Athena, bersatu
untuk menghadapi Persia tersebut. Pertempuran antara Yunani dan Persia
terjadi beberapa kali.<br />
<br />
Perang Persia - Yunani I (492 SM). Peperangan antara Yunani dan Persia
tidak terjadi karena armada tempur Persia dihancurkan oleh badai dan
terpaksa harus pulang kembali. Perang Persia - Yunani II (490 SM).
Pertempuran terjadi di Marathon, pertempuran itu berhasil dimenangkan
oleh bangsa Yunani. Para prajurit Yunani harus lari sepanjang 42 km
antara Marathon dan Athena dalam rangka berkonsolidasi dan meminta
bantuan. Perang Yunani dan Persia III. Bangsa Persia datang kembali, dan
pasukan Yunani menghadapinya di Termopile. Persia dapat dipukul mundur,
namun Raja Spartha terbunuh dalam pertempuran itu.<br />
<br />
Pada tahun 448 SM diadakan perdamaian antara Yunani dan Persia. Dengan
menangnya Yunani atas Persia, maka hal ini membuat kemajuan, seperti
pada kesenian dan ilmu pengetahuan serta adanya filosof-filosof. Hal ini
membuat Sparta iri sehingga terjadi perang Peloponessos yang membuat
Athena kalah sehingga membuat yunani terpecah-pecah. Dengan lemahnya
Yunani membuat mudahnya Yunani ditaklukkan oleh kerajaan Macedonia di
bawah pimpinan Philipus pada 338 SM.<br />
<br />
Perjuangan Philipus untuk menguasai Persia diteruskan anaknya Alexander
Agung (336-323 SM) dan ia berhasil menguasai Tunisia, Palestina, Mesir,
dan di Mesir mendirikan kota yang bernama Iskandariyah. Niatnya
menguasai India tak terkabul karena prajuritnya yang tidak mematuhi
perintahnya. Setelah Iskandar meninggal, maka kerajaannya terpisah-pisah
menjadi Kerajaan Macedonia, Kerajaan Syria (Jenderal Seuleueos) dan
Kerajaan Mesir (Jenderal Ptelomeus).<br />
<br />
<br />
<strong>D. PENINGGALAN-PENINGGALAN YUNANI KUNO</strong><br />
<b>1. Seni Sastra</b><br />
Sastrawan terkenal dari Yunani adalah Homerus yang menulis kitab Illiad
dan Odysseia. Kedua kitab tersebut berkaitan erat dengan kejadian
sejarah yang disebut perang Troya. Kota Troya terletak di Semenanjung
Anatolia di Selatan Selat Dardanella. Seorang peneliti dari Jerman yang
bernama Heinrich Schlieman telah menemukan beberapa bukti peninggalan
peradaban kota Troya seperti yang dilukiskan dalam karya Komerus
tersebut. Kitab Illiad menceritakan kejadian perang Troya yang
disebabkan karena puteri Helena dari Sparta dilarikan oleh Pangeran
Paris dari Troya Terjadilah peperangan antara raja Agamemmon dari Yunani
dengan raja Priamus dari Troya. Pahlawan Troya yang bernama Hector
dapat dikalahkan oleh pahlawan Yunani yang bernama Achilles. Tentara
Yunani dapat memenangkan perang melalui siasat Kuda Troya atas ide raja
Odysseus. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ93Jh9BIZTxnDiONQrn9j2TLeXG6pbLBCfyYumiqkjNPwDVWD-8jc4GxmBUq6hGRX2x0DnhZwNvWLHj9F6ehyHiTzqC079JHgS9ZPdXns-9akUU0AsfsVSK058FSVWSzokkzvGjTWcUSW/s1600/kuda-troya.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="kuda troya" border="0" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ93Jh9BIZTxnDiONQrn9j2TLeXG6pbLBCfyYumiqkjNPwDVWD-8jc4GxmBUq6hGRX2x0DnhZwNvWLHj9F6ehyHiTzqC079JHgS9ZPdXns-9akUU0AsfsVSK058FSVWSzokkzvGjTWcUSW/s320/kuda-troya.jpg" title="kuda troya" width="320" /></a></div>
Gambar: <b>Kuda Troya</b><br />
Kuda Troya merupakan sebuah kuda kayu raksasa yang di dalamnya digunakan
untuk bersembunyi tentara Yunani. Kuda tersebut diletakkan di luar
benteng kota Troya. Orang Troya tertipu, kuda kayu dikira hadiah lalu
ditarik ke dalam benteng. Ketika dibuka tentara Yunani berhamburan dan
menyerang secara mendadak. Sementara itu armada yang berpura-pura
meninggalkan Troya datang kembali ikut menyerbu. Sehingga pasukan Troya
mengalami kekalahan. Kitab Odysseia mengisahkan tentang pengembaraan
Odysseus sepulang dari Troya. Karena isterinya yang bernama Penelope
menikah lagi maka puteranya yang bernama Telemachos menyusulnya
mengembara. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieblocFJOv9QEdXo2UfFf6RgPTyX9NMGI-J_yqcvffwOcdA_TSgqeZr0yhH67LEyYhv3rX9YDB69y9A2y2dtQ8annsU6yziEc6bDB2QDaGoyxq_7Q9CCr1AhFZlwF1ik6_oOoZn6Tgt9pm/s1600/homerus.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="homerus" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieblocFJOv9QEdXo2UfFf6RgPTyX9NMGI-J_yqcvffwOcdA_TSgqeZr0yhH67LEyYhv3rX9YDB69y9A2y2dtQ8annsU6yziEc6bDB2QDaGoyxq_7Q9CCr1AhFZlwF1ik6_oOoZn6Tgt9pm/s320/homerus.jpg" title="homerus" width="240" /></a></div>
Gambar: <b>Homerus</b><br />
Bagi bangsa Yunani kisah Illias dan Odysseia ini menjadi salah satu kebanggaan dan alat pemersatu bangsa Yunani.<br />
<br />
<b>2. Seni Bangunan dan Seni Pahat</b><br />
Pada awalnya seni patung/pahat Yunani menghasilkan patung seperti patung
bangsa Mesir, kemudian dikembangkan menjadi lebih hidup dengan gaya
naturalis. Patung dibuat dari marmer dan perunggu. Pemahat yang terkenal
di Yunani bernama Phidias, sedangkan arsitek bangunan yang terkenal
antara lain bernama Ikhtinus. Seni pahat menghasilkan berbagai patung
para dewa maupun tokoh yang terkenal misalnya Dewa Zeus, Perikles,
Plato, Aristoteles dan lain-lain Pada masa pemerintahan Perikles seni
bangunan Yunani berkembang pesat. Peninggalan bangunan kuno Yunani
antara lain kuil pemujaan. Di bukit Acropolis berdiri megah kuil
Parthenon dan kuil Erechteum yang di dalamnya terdapat patung dewi Palas
Athena. Di bukit Olympus dibangun kuil untuk dewa Zeus yang disebut
kuil Altis.Di daerah koloni Yunani juga dibangun kuil misalnya kuil Zeus
di Italia Selatan, kuil Apollo di Milate dan lain-lain. Teater adalah
panggung di lapangan terbuka untuk pementasan misalnyakomedi. Penonton
duduk di bangku-bangku yang terbuat dari batu. Bagiorang Yunani, teater
merupakan bagian pendidikan dan setiap orangdianjurkan untuk menonton.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlSaDJa9ACDENy6pv3Jez9aCcHV7j2QJe83p0_J7dX1Niy55DSz0DmXoI37pfTGiqvb7cweTmmMqwbioB70p3ggpc7Z7-Y4q38zHRsSyhkiSekCSIOEGriywNLTdAVSiqt_W09DeaZlD3c/s1600/kuil-parthenon.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="kuil parthenon" border="0" height="187" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlSaDJa9ACDENy6pv3Jez9aCcHV7j2QJe83p0_J7dX1Niy55DSz0DmXoI37pfTGiqvb7cweTmmMqwbioB70p3ggpc7Z7-Y4q38zHRsSyhkiSekCSIOEGriywNLTdAVSiqt_W09DeaZlD3c/s320/kuil-parthenon.jpg" title="kuil parthenon" width="320" /></a></div>
Gambar: <b>Kuil Parthenon</b><br />
<b>3.Filsafat</b><br />
Filsafat: Seperti ilmu fikir (logika), ilmu alam (physica), ilmu
kesusilaan (Ethica), dan ilmu negara (politica). Seperti sudah
disinggung pada uraian pemerintahan Yunani,ternyata polis Athena
melahirkan banyak ahli pikir yang mewariskan pengetahuannya bagi umat
manusia. Beberapa filusuf yang banyak mencetuskan ilmu pengetahuannya
antara lain yaitu Socrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan
Aristoteles (384-322 SM).<br />
<br />
<b>4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi</b><br />
Bangsa yunani telah memiliki berbagai macam pengetahuan dan teknologi
yang tinggi. Beberapa ilmuwan yang terkenal antara lain Pythagoras,
Thucydides, Archimedes, Thales, Analisagoras, Democritus, Euclid,
Herodotus, dan Hipocrates. Pada waktu itu mereka sudah mampu membuat
teknologi-teknologi yang canggih seperti:<br />
<br />
<blockquote>
<ul>
<li>Menciptakan perahu layar yang ramping sebagai sarana
untuk mengarungi laut tengah dan menghubungkan daratan yunani dengan
daerah-daerah pantai timur pulau sicilia.</li>
<li>Membuat barang-barang dari tanah liat.</li>
<li>Menghasilkan karya arsitektur yang megah seperti kuil zeus, kuil partenon dan gedung teater raksasa.</li>
<li>Mengembangkan industri untuk menunjang perdagangannya, yakni keramik yang bentuknya beraneka ragam dan dihiasi dengan indah.</li>
<li>Menghasilkan karya-karya benda logam berkembang pesat terutama untuk menyediakan alat-alat perang</li>
</ul>
</blockquote>
<br />
<br />
<b>Description:</b> <span itemprop="description">peradaban yunani kuno, yunani kuno, sejarah yunani kuno</span></div>
<div style="text-align: justify;">
- Reviewer:
<span itemprop="reviewer">
Ivan Sujatmoko
</span>
-
ItemReviewed:
<span itemprop="itemreviewed">
Peradaban Yunani Kuno
</span>
Rating:
<span itemprop="rating">
5 </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span itemprop="rating"><a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/11/peradaban-yunani-kuno.html">SEBERKAS SEJARAH </a></span></div>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-39538200225758650152013-12-18T04:49:00.000-08:002013-12-18T04:49:07.810-08:00Revolusi Mesir 1952 <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="awal">M</span>esir adalah sebuah negara yang makmur berkat
adanya aliran Sungai Nil. Tetapi ketika masa kekuasaan Khedive Ismail
(1863-1897), Mesir mengalami penurunan dalam segi ekonomi dan stabilitas
sosial. Kebangkrutan dialami Mesir karena Ismail yang boros dalam
melakukan pembelanjaan, sehingga Mesir mengalami defisit hingga terlilit
hutang terhadap Inggris. Ismail menjual saham-sahamnya yang ada
dimaskapai Terusan Suez kepada Inggris. Hal inilah awal mula Inggris
menanamkan intervensinya di Mesir.Mesir terus
mengalami kebangkrutan walau telah menjual sahamnya di Terusan Suez.
Akhirnya Inggris memberikan pinjaman tetapi dengan syarat Inggris boleh
memasukan orangnya untuk menjadi menteri keuangan agar keuangan Mesir
cepat pulih dan berkembang menjadi negara maju. Tapi bukan itu
sebenarnya tujuan dari Inggris. Inggris hanya memanfaatkan ini agar bisa
masuk dan berpengaruh secara </div>
<a name='more'></a>langsung terhadap Mesir. Inggris pun
akhirnya berhasil menggerakan Mesir dengan strateginya. Memunculkan
kebijakan-kebijakan dari Inggris untuk orang Mesir. Mulai dari sini
muncul gerakan-gerakan nasionalisme Mesir, “Mesir hanya untuk orang
Mesir”. Akan tetapi gerakan ini mampu ditumpas dan diakhiri. Tahun 1922,
Mesir memperoleh kemerdekaannya, akan tetapi kemerdekaan itu hanya
semu, Inggris masih bercokol di Mesir. Tiba saatnya penguasaan Mesir
oleh Raja Farouk, seorang raja yang paling kaya dan paling tamak. Dia
pun masih ada dibawah pengaruh inggris. Hingga muncullah gerakan-gerakan
nasionalis Mesir. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheS4F-yr6diNouz06Y31ZiRd32fg1p2yVhSLGm5Eq8E9kYfBniAd5wg3nMYFEqpZL9wtfPURqPuUwfwG9AoEKlDyPP1GkiUKf3AJMF7oqcJPAFGii5Jz_ZG6wvRen3iWxgLnLK4P9IolaL/s1600/bendera-mesir.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="bendera mesir" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheS4F-yr6diNouz06Y31ZiRd32fg1p2yVhSLGm5Eq8E9kYfBniAd5wg3nMYFEqpZL9wtfPURqPuUwfwG9AoEKlDyPP1GkiUKf3AJMF7oqcJPAFGii5Jz_ZG6wvRen3iWxgLnLK4P9IolaL/s320/bendera-mesir.png" title="bendera mesir" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar: <b>Bendera Mesir</b><br /><br /><strong>A. LATAR BELAKANG TERJADINYA REVOLUSI</strong><br />
Mesir merupakan salah satu negara yang pernah dijajah Inggris. Semasa
zaman penjajahan itu telah menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri
masyarakat Mesir untuk berjuang menggapai kemerdekaan negaranya.
Inisiatif untuk melakukan gerakan pemberontakan sudah menggebu-gebu
dalam diri para perwira muda militer yang selama ini berada dibawah
kontrol kerajaan. Pada tahun 1939, para perwira muda tersebut mendirikan
Organisasi Perwira Bebas yang merupakan sebuah organisasi rahasia
pertama yang beranggotakan perwira-perwira angkatan bersenjata.
Organisasi Perwira Bebas ini kemudian kian berkembang pesat. Para
perwira yang tergabung dalam organisasi ini berencana melakukan
perlawanan bersenjata untuk menolak kehadiran Inggris di Mesir. Kudeta
dilakukan atas dasar ketidakpuasan para perwira terhadap kekuasaan
Farouk yang bergaya kemewahan. Raja Farouk yang masih remaja ini hidup
dalam kemewahan. Kendati memiliki banyak tanah yang luas, istana megah,
dan dan ratusan mobil, raja Farouk tidak pernah merasa puas dengan
kekayaannya itu. Bahkan raja Farouk sering melancong ke Eropa untuk
berbelanja. Selain itu pada masa-masa sulit semasa Perang Dunia II, Raja
Farouk sering dikritik karena cara hidupnya yang mewah. Keputusan Raja
Farouk untuk tetap menyalakan semua lampu istananya di Alexandria saat
seluruh lampu di kota dimatikan ketika terjadi pengeboman yang dilakukan
tentara Italia, menyebabkan Raja Farouk kian dibenci.<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmPKkPlpZgHNf_PXHpqFsOsLFEraPMhXN9G0wC7a2HkuSG6pq3Tqx8tQbIa7fdbo4CtokMxHtZWZJXI8T968XSjbu-0J8wjFRQJ_2qiFBukXKa8HOabPfoJL-TMSccRphyphenhyphenOphVWg40920c/s1600/raja-farouk.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="raja farouk" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmPKkPlpZgHNf_PXHpqFsOsLFEraPMhXN9G0wC7a2HkuSG6pq3Tqx8tQbIa7fdbo4CtokMxHtZWZJXI8T968XSjbu-0J8wjFRQJ_2qiFBukXKa8HOabPfoJL-TMSccRphyphenhyphenOphVWg40920c/s320/raja-farouk.jpg" title="raja farouk" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar: <b>Raja Farouk</b><br /><br /><strong>B. PERAN GAMAL ABDUL NASSER</strong><br />
Gamal Abdul Nasser lahir pada tanggal 15 Januari 1918 di Alexandria.
Ayahnya adalah seorang tukang pos. Nama Gamal adalah pemberian ibunya,
kemudian ayahnya menerima dengan gembira. Abdul Nasser karena keadaan
negerinya yang tidak stabil membuat ia sering berpindah-pindah, dari
Alexandria pindah ke Khathathibah dan disanalah ia mulai mengecap
pendidikan di bangku sekolah, kemudian pindah ke kairo dan tinggal
bersama pamannya.<br /><br />
Gamal Abdul Nasser pada waktu mudanya aktif melakukan demonstrasi atau
penentangan terhadap pengaruh Inggris di Mesir. Dia memasuki sekolah
menengah al Nadlah di Kairo dan lulus pada tahun 1936, sebelumnya Ia
pernah sekolah di Ra’is al Tin di Alexandria. Pendidikan Militernya
dimulai setelah dua kali melamar di Kulliyah Harbiyah (semacam Akademi
Militer) yaitu pada tahun 1937. Selanjutnya berhasil menamatkan
pendidikannya pada umur 20 tahun, yakni pada tahun 1938 dengan pangkat
letnan dua.<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmST4WOcinPg_ORwpFpDhPkGZCg63VQBdKnshI1rcEOCaMaLmZbHIszfNsu8Kgl0lQj-Q7EGZbKS6KzTLMyKs6IFM_SftTLKDs6GB8LFtk-kBjcOk3ay4N51Ylu9Z_lTbIZtm0PtgdmTou/s1600/gamal-abdul-nasser.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="gamal abdul nasser" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmST4WOcinPg_ORwpFpDhPkGZCg63VQBdKnshI1rcEOCaMaLmZbHIszfNsu8Kgl0lQj-Q7EGZbKS6KzTLMyKs6IFM_SftTLKDs6GB8LFtk-kBjcOk3ay4N51Ylu9Z_lTbIZtm0PtgdmTou/s320/gamal-abdul-nasser.jpg" title="gamal abdul nasser" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar: <b>Gamal Abdul Nasser</b><br />
Pada bulan Desember 1939, ia bersama-sama dengan satu batalion infanteri
pindah ke Sudan, di sana ia berjumpa dengan Abdul Hakim Amir yang kelak
menjadi rekannya dalam Revolusi Mesir. Pada tahun 1942, ia kembali ke
Kairo dan mengajar di Akademi Militer kemudian masuk Dinas Pendidikan
Tinggi Militer di Kullyyah Arkan al Harb dan lulus pada tahun 1948.
Selanjutnya bergabung dengan pasukan infanteri menuju Palestina dalam
peperangan melawan Israel. Karir militer Gamal Abdul Nasser yang begitu
dini tidaklah terlalu istimewa, namun pada usia yang cukup muda sudah
mampu menggalang persahabatan dengan opsir-opsir yang kelak menjadi
pendukungnya dalam usaha kudeta terhadap Raja Farouk.<br /><br /><br /><strong>C. REVOLUSI dan HASILNYA</strong><br />
Tanggal 23 Juli, memiliki makna tersendiri bagi bangsa Mesir, serupa
dengan “hari keramat” bagi bangsa Indonesia pada 17 Agustus, yang setiap
tahun diperingati sebagai tonggak sejarah negara modern dan berdaulat.
Berbeda dengan Indonesia, yang Hari Nasionalnya diadopsi dari proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945, Mesir justru menetapkan Hari Nasionalnya
pada Revolusi 23 Juli 1952, yakni peralihan bentuk negara Kerajaan
menjadi Republik. Mesir sendiri memperoleh kemerdekaan dari penjahah
Inggris pada 28 Januari 1922, namun tanggal tersebut tampaknya tidak
pernah diperingatinya.<br />
Revolusi 23 Juli 1952 itu diawali dengan kudeta militer yang diprakarsai
oleh beberapa perwira muda Angatan Darat pimpinan Letnan Kolonel Gamal
Abdul Nasser. Para perwira muda yang menamakan dirinya “Gerakan Perwira
Bebas” itu berupaya menumbangkan Raja Farouk dan menghapus konstitusi
monarki untuk mengubah bentuk negara kerajaan menjadi republik.
Keberhasilan revolusi Mesir tersebut menyumbangkan inspirasi bagi
sejumlah negara Asia dan Afrika untuk melakukan gerakan serupa untuk
menumbangkan apa yang disebut sebagai rezim korup.<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9xAped49YEOllnQl6l4qM0XVzvNc0GObu-OV_Eq0SrG1ZPYEe2i1AVUj15ocmXjgWPVOXJxurBU4M7sYSjse80QxbmgtTvuKX74qswq2dKOjm2xl-dIKGs6nro17Lx-EwGNzFylQkuBYi/s1600/revolusi-mesir-1952.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="revolusi mesir 1952" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9xAped49YEOllnQl6l4qM0XVzvNc0GObu-OV_Eq0SrG1ZPYEe2i1AVUj15ocmXjgWPVOXJxurBU4M7sYSjse80QxbmgtTvuKX74qswq2dKOjm2xl-dIKGs6nro17Lx-EwGNzFylQkuBYi/s320/revolusi-mesir-1952.jpg" title="revolusi mesir 1952" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar: <b>Revolusi Mesir 1952</b><br />
Revolusi yang dinilai berhasil dan mendapat dukungan rakyat itu bertumpu
pada tiga alasan ketidakpuasan. Pertama adalah ketidakpuasan atas
berdirinya negara Israel di tanah Palestina pada 1948. Raja Farouk
dinilai terlalu lemah dalam mempertahankan negara Palestina. Kedua,
ialah penguasa Monarki dinilai melakukan korupsi dan terlalu
pro-Inggris, bekas penjajah Mesir dan Palestina, yang dikenal sebagai
salah satu negara yang menyokong berdirinya negara Israel. Ketiga,
ketidakpuasan publik atas menjalarnya korupsi dan penyelewengan
kekuasaan yang merata di hampir semua lembaga pemerintahan. Kemarahan
rakyat kian memuncak ketika pasukan Inggris menyerang barak-barak polisi
di kota Ismailiah pada 25 Januari 1952, sehingga menewaskan 50 perwira
polisi dan melukai ratusan personil lagi. Pada hari berikutnya, 26
Januari yang juga disebut sebagai <i>As-Sabt Al-Aswad</i> (Sabtu Hitam),
rakyat turun ke jalan-jalan di Kairo dan sejumlah kota lain. Kata-kata
“revolusi kedua” dikumandangkan oleh para demontran yang mengingatkan
revolusi pertama Mesir pada musim semi 1919, yang diprakarsai Saad
Zaghlul, pemimpin Gerakan Nasionalis yang dikucilkan Inggris di Malta.<br /><br />
Revolusi pertama tersebut berhasil mengusir kaum penjajah Inggris dan
diproklamasikannya kemerdekaan Mesir pada 22 Januari 1922. Kendati sudah
merdeka, pengaruh Inggris masih tetap merebak, sehingga Mesir tak
ubahnya dengan negara boneka. Sabtu Hitam itu membuat Kairo seperti
lautan api. Massa yang tak terkendali menyerang kepentingan-kepentingan
asing, hotel, kantor penerbangan, bioskop, klub malam. Raja Farouk mulai
kehilangan kepercayaan rakyat dan pikirannya benar-benar buntu.
Kebuntuan pikiran sang raja terlihat dari gonta-gantinya pemerintah.
Dalam jangka waktu enam bulan menjelang revolusi, Raja Farouk melakukan
empat kali pembentukan pemerintah. Mula-mula Raja Farouk membubarkan
pemerintah pimpinan perdana menteri (PM) Mustafa En-Nahhas dan
mengangkat PM Ali Maher (27 Januari-1 Maret 1952), berikutnya PM Ahmed
Naguib El-Hilali (2 Maret-29 Juni 1952), PM Hussein Sirri (2-20 Juli
1952), dan sehari menjelang revomusi, Ahmed Naguib El-Hilali diangkat
kembali sebagai PM (22-23 Juli 1952).<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmKaB2nJcmCmUO7O38Y7mlPlX7JPYJsRRnBzUJjO8Z8cu3FE8bTNadio_X5MakbwxypLfFTU-Y2zTYsLK79wydR3eq2cEWRgfb8pXfAOvOaTBwMyqdCqsjBrLwsnUYPzTLtvpp4rrnLqaj/s1600/revolusi-mesir.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="revolusi mesir" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmKaB2nJcmCmUO7O38Y7mlPlX7JPYJsRRnBzUJjO8Z8cu3FE8bTNadio_X5MakbwxypLfFTU-Y2zTYsLK79wydR3eq2cEWRgfb8pXfAOvOaTBwMyqdCqsjBrLwsnUYPzTLtvpp4rrnLqaj/s320/revolusi-mesir.jpg" title="revolusi mesir" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar: <b>Revolusi Mesir</b><br />
Kudeta itu sendiri awalnya dijadwalkan pada 5 Agustus 1952, namun
kalangan anggota Gerakan Perwira Bebas yang dimotori Letkol Gamal Abdel
Nasser mendesak agar mereka segera beraksi. Jenderal Mohamed Naguib,
salah seorang tokoh Gerakan Perwira Bebas yang dituakan, pun mengamini
desakan untuk mempercepat aksi kudeta. Akhirnya, hari Rabu, 23 Juli
1952, pukul 07:30 waktu Kairo (12:30 WIB), dari stasiun Radio Nasional
Mesir terdengar maklumat revolusi yang dibacakan Letkol Anwar Saddat,
anggota Gerakan Perwira Bebas. “Mesir telah melewati masa kritis yang
diakibatkan oleh korupsi, kolusi, kekacauan keamanan dan ketidakstabilan
pemerintahan. Lebih parah lagi, angkatan bersenjata yang sangat lemah
mengakibatkan kekalahan besar dalam perang mempertahankan Palestina
melawan Zionis Yahudi,” begitu antara lain Maklumat Revolusi yang
dibacakan Letkol Saddat, presiden 1970-1981.<br /><br />
Aksi revolusi itu berlanjut hingga Dewan Komando Revolusi
memproklamasikan Republik Mesir pada 18 Juni 1953 dengan Jenderal
Muhamed Naguib sebagai presiden pertama. Presiden Naguib sebetulnya
hanya dijadikan boneka oleh kelompok Gerakan Perwira Bebas. Pemimpin
sebenarnya adalah Letkol Gamal Abdel Nasser, yang dikenal sebagai
arsitek revolusi 1952. Presiden Naguib pun dipaksa mengundurkan diripada
1954, dan seperti telah diduga, Gamal Abdel Nasser mengambil-alih
jabatan presiden hingga ia wafat pada tahun 1970.<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhROYBdnz4FV0z3moE2clqinrSOkCxEgLKl6NEWxjrWWwMHqLVlvsrcE-sGjOmON-6jCiRfC_AqGwY9P1pEJG5lxYj9lBuD0Tw17YDUKOXFvSGYeUHE3-AZNgz6xTisVNxht2gB4o8giLSU/s1600/terusan-suez.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="terusan suez" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhROYBdnz4FV0z3moE2clqinrSOkCxEgLKl6NEWxjrWWwMHqLVlvsrcE-sGjOmON-6jCiRfC_AqGwY9P1pEJG5lxYj9lBuD0Tw17YDUKOXFvSGYeUHE3-AZNgz6xTisVNxht2gB4o8giLSU/s320/terusan-suez.jpg" title="terusan suez" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar: <b>Terusan Suez</b><br />
Pada masa pemerintahannya, Gamal Abdul Nasser membangkitkan Nasionalisme
Arab dan Pan Arabisme, menasionalisasi Terusan Suez yang mengakibatkan
krisis Suez yang membuat Mesir berhadapan dengan Perancis, Inggris dan
Israel yang memiliki kepentingan terhadap terusan itu. Krisis ini
berakhir dengan keputusan dunia Internasional yang menguntungkan Mesir
serta Terusan Suez resmi berada dalam kedaulatan Mesir. Kemudian Gamal
mengadakan proyek infrastruktur besar-besaran diantaranya adalah proyek
Bendungan Aswan dengan bantuan pemerintah Uni Soviet. Setelah kalah
dalam Perang Enam Hari dengan Israel pada tahun 1967, Gamal Abdul Nasser
ingin menarik diri dari dunia politik tetapi rakyat Mesir menolaknya.
Gamal Abdul Nasser sekali lagi memimpin Mesir dalam Peperangan 1969-1970
(War of Atrition). Gamal Abdul Nasser meninggal akibat penyakit jantung
dua minggu setelah peperangan usai pada 28 September 1970. Gamal Abdul
Nasser digantikan olehAnwar Sadat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2013/02/revolusi-mesir-1952.html">SEBERKAS SEJARAH</a></div>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-75654743202824655872013-01-16T06:49:00.000-08:002013-01-16T06:49:02.670-08:00Kerajaan Daya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Oleh: <u><b>Iskandar Norman </b></u></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Kabupaten
Aceh Jaya terbentuk pada tahun 2002 dengan enam Kecamatan. Sebelah
utara berbatasan dengan Aceh Besar dan Pidie; sebelah Selatan dengan
Samudra Indonesia dan Aceh Barat; sebelah Timur dengan Pidie dan Aceh
Barat; sebelah barat dengan Samudra Indonesia.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Secara
geografis daerah ini memiliki 3.727,00 km. di Aceh Jaya hanya terdapat
satu bahasa daerah yakni bahasa Aceh. Suku-suku lain selain Aceh yang
berdiam di daerah ini yang pada awalnya berbahasa Indonesia, setelah
agak lama menetap dan berbaur dengan masyarakat setempat, mereka juga
berbahasa Aceh. Masyarakat Tionghoa yang kebetulan berdiam di daerah ini
umumnya juga berbahasa Aceh sebagaimana masyarakat setempat.<a name='more'></a></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Berawal dari Lhan Na</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Di
hulu Krueng Daya dulu ada sebuah dusun yang dinamai Lhan Na, sekarang
disebut Lam No. Menurut H M Zainuddin dalam Tarich Aceh dan Nusantara
(1961) penghuni dusun itu berasal dari Bangsa Lanun. Orang Aceh
menyebutnya “lhan” atau bangsa Samang yang datang dari Semenanjung
Malaka dan Hindia Belakang seperti Burma dan Campa. Kemudian ke hulu
Krueng Daya itu juga datang orang-orang baru dari Aceh Besar, Pasai dan
Poli (Pidie).</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Pada
abad XV terjadi perang antara Raja Pidie dengan Raja Pasai. Perang itu
disulut oleh Raja Nagor bekas petinggi di Pasai. Dalam perang itu Pasai
Kalah, Sultan Haidar Bahian Sjah tewas. Raja Nagor kemudian memerintah
Pasai (1417). Beberapa keturunan Raja Pasai kemudian melakukan
perpindahan. Sampai kesuatu tempat mereka kelelahan tak berdaya
melanjutkan perjalanan.</span></div>
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3272328199185456846" name="more"></a><br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Mereka
pun mendirikan negeri baru di daerah tersebut, negeri itu diberinama
Daya untuk mengenang ketakberdayaan mereka melanjutkan perjalanan.
Cerita yang sama juga disebutkan dalam sebuah dongeng.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Menurut
H M Zainuddin (1961), dahulu kala sekelompok orang datang ke negeri itu
dengan perahu, sampai di muara sungai perahu mereka kandas. Mereka
semua turun untuk mendorong perahu tersebut, tapi perahu itu tetap
kandas. Mereka tidak berdaya lalu turun dan membuka perkampungan di
sekitar muara sungai itu. Mereka pun menamai daerah itu dengan sebutan
Daya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Suatu
ketika Raja Daya dan pasukannya melakukan pemeriksaan ke hulu sungai.
Sampai di sana mereka mendapati sebuah perkampungan yang dihuni oleh
orang yang mirip dengan bangsa Lanun dari Malaka dan Hindia Belakang.
Mereka disebut orang Lhan.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Orang
orang Lhan ini merupakan penduduk asli di sana, yang kala itu masih
suka mengenakan pakaian dari kulit kayu dan kulit bintang yang tipis.
Karena sudah lama mendiami tempat itu maka disebutlah mereka sebagai
orang “Lhan Kana” atau “Lhan Na” yang artinya orang Lhan sudah ada
disitu. Lama kelamaan terjadi perubahan pengucapan dari “Lhan Kana”
menjadi “Lam Na” dan seterusnya ketika Belanda masuk ke Aceh ucapannya
menjadi “Lam No”.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Masih
menurut H M Zainudin, berdasarkan keterangan T Radja Adian keturunan
Uleebalang (Zelfbestuurder) pada tahun 1945 diceritakan, Negeri Daya
pernah diperintah oleh Pahlawan Syah, seorang raja yang pernah berperang
dengan Poteu Meureuhom. Pahlawan Syah yang dikenal dengan sebutan Raja
Keuluang merupakan orang yang kebal terhadap senjata apa pun, ia tidak
bias ditaklukkan.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Ia
orang yang sangat kuat. Kekuatannya itu diyakini masih menyisakan bekas
berupa bekas tapak kakinya. Saat ia mencabut batang kelapa kakinya
terbenam ke tanah. Tapak kaki itu disebut-sebut berada di Kuala Daya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Disebut
sebagai Raja Keuluang karena Pahlawan Syah berpostur tinggi besar,
ketika dipanggil untuk menghadiri rapat (Meusapat) oleh Raja, peraturan
yang diberikan Pahlawan Syah dan daerah yang dipimpinya selalu berbeda
dengan daerah lain. Ia banyak mendapat keluangan, maka digelarlah dia
Raja Keuluang.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Negeri
Keuluang itu terdiri dari Keuluang, Lam Besoe, Kuala Daya dan Kuala
Unga. Raja Keuluang meninggal setelah berperang dengan Poteumeureuhom.
Raja yang kebal senjata itu berhasil ditangkap ketika daerahnya
ditaklukkan. Ia meninggal dalam ikatan rantai besi.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Masa
pemerintahan Raja Keuluang atau Pahlawan Syah menurut pemeriksaan
Controleur Vetner di calang pada tahun 1938, diperkirakan antara tahun
1500 M sampai 1505 M. seber lain adalah T R Adian, sebagaimana dikutip H
M Zainuddin. Menurutnya, pertalian keluarga Raja Keuluang tersebar dari
Tanoeh Abee Sagi XXII Mukim Seulimum, Krueng Sabe dekat Calang dan
Negeri Bakongan, Aceh Selatan. “Kalau naskah ini serta keterangan T R
Adian itu kita hubungkan dengan makam Sultan Ali Riayat Sjah atau Marhum
Daya, jang menurut pemeriksaan Prof Dr Mussain Djajadiningrat, Marhum
Daja meninggal dalam tahun 1508,” tulis H M Zainuddin dalam Tarich Aceh
dan Nusantara (1961).</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sementara
lainnya, di Kuala Ungan dekat Daya ada satu kuburan raja yang mengkat
pada tahun 1497, tapi belum jelas makam siapa apakah makam Marhum Unga
atau Marhum Daya. Masih juga belum jelas apakah Marhung Unga itu adalah
Pahlawan Syah yang disebut sebagai Raja Keuluang, anak raja Pasai yang
pertama membuka Negeri Daya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Kemudian
datang Marhum Daja Sulthan Ali Riajat Sjah jang namanja Uzir, anak dari
Sulthan Inajat Sjah ibnu Abdullah Al Malikul Mubin, jang bersaudara
dengan Sulthan Muzaffar Sjah. Raja di Atjeh Besar dan bersaudara pula
dengan Munawar Sjah Raja di Pidie. Diyakinkan negeri Keluang/Daja itu
berdiri pada akhir abad ke XV oleh Marhum Unga, bias jadi juga dibangun
oleh Marhum Daya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Setelah
Negeri Daya maju dengan berbagai hasil bumi, pada akhir abad ke XVI
datang ke sana orang orang Portugis, Arab, Spanyol dan Tionghoa untuk
membeli rempah-rempah. Setelah itu datang juga orang Belanda, Inggris
dan Perancis. Malah sampai kini di Lam No terdapat keturunan Portugis.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Negeri Pasir Karam</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Di
sekitar Negeri Daya juga pernah terkenal Negeri Pasir Karam, negeri
yang kemudian diyakini sebagai asal mula Aceh Barat. Kisah ini bermula
dari kedatangan orang Minangkabau yang lari dari negerinya membuat
perkebunan di daerah itu maju. Ungkapan “Di sikolah kito balabueh”
disebut-sebut sebagai asal mula nama Meulaboh.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Hal
ini sesuai dengan pendapat HM. Zainuddin dalam buku Tarikh Atjeh dan
Nusantara (1961). Menurut beliau, asal mula Meulaboh adalah Negeri Pasir
Karam. Negeri itu dibangun dibangun pada masa Sultan Saidil Mukamil
(1588-1604). Pada masa Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar
Muda (1607-1636) negeri itu ditambah pembangunannya.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Di
negeri itu dibuka perkebunan merica, tapi negeri ini tidak begitu ramai
karena belum dapat menandingi Negeri Singkil yang banyak disinggahi
kapal dagang untuk mengambil muatan kemenyan dan kapur barus. Kemudian
pada masa pemerintahan Sultan Djamalul Alam, Negeri Pasir Karam kembali
ditambah pembangunannya dengan pembukaan kebun lada.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Untuk
mengolah kebun-kebun itu didatangkan orang-orang dari Pidie dan Aceh
Besar disusul kemudian dengan kedatangan orang-orang Minangkabau yang
lari dari negerinya akibat pecahnya perang Padri (1805-1836). Sampai di
Teluk Pasir Karam pendatang dari Minangkabau itu sepakat untuk berlabuh.
“Di sikolah kito balabueh,” kata mereka. Semenjak itulah Negeri Pasir
Karam dikenal dengan nama Meulaboh dari asal kata balabueh, atau
berlabuh.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Pendatang
dari Minangkabau itu kemudian hidup berbaur dengan masyarakat setempat.
Di antara mereka malah ada yang menjadi pemimpin di antaranya Datuk
Machudum Sakti dari Rawa, Datuk Raja Agam dari Luhak Agam. Datuk Raja
Alam Song Song Buluh dari Sumpu.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Mereka
menebas hutan mendirikan pemukiman yang menjadi tiga daerah, Datuk
Machudum Sakti membuka negeri di Merbau, Datuk Raja Agam di Ranto
Panyang dan Datuk Raja Alam Song Song Buluh di Ujong Kala yang menikah
dengan anak salah seorang yang berpengaruh di sana. Sama dengan
masyarakat setempat, ketiga Datuk tersebut juga memerintahkan warganya
untuk membuka ladang sehingga kehidupan mereka jadi makmur.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Ketiga
Datuk itu pun kemudian sepakat untuk menghadap Sultan Aceh, Sultan
Alaiddin Muhammad Daud Syah untuk memperkenalkan diri. Ketika menghadap
Sultan, masing-masing Datuk membawakan satu botol mas urai sebagai buah
tangan. Mereka meminta kepada raja Aceh agar memberikan batas-batas
negeri mereka. Permintaan itu dikabulkan, Raja Alam Song Song Buluh
kemudian diangkat menjadi Uleebalang Meulaboh dengan ketentuan wajib
mengantar upeti tiap tahun kepada bendahara kerajaan.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Para
Datuk itu pun setiap tahun mengantar upeti untuk Sultan Aceh, tapi
lama-kelamaan mereka merasa keberatan untuk menyetor langsung ke
kerajaan, karena itu mereka meminta kepada sultan Aceh saat itu seorang
wakil sultan di Meulaboh sebagai penerima upeti. Permintaan ketiga Datuk
itu dikabulkan oleh Sultan dan dikirimlah ke sama Teuku Chiek Purba
Lela yang menjadi wazir Sultan Aceh untuk pemerintahan dan menerima
upeti-upeti dari Uleebalang Meulaboh.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Para
Datuk tersebut merasa sangat senang dengan kedatangan utusan Sultan
yang ditempatkan sebagai wakilnya di Meulaboh itu. Mereka pun kemudian
kembali meminta pada Sultan Aceh untuk mengirim satu wakil sultan yang
khusus mengurus masalah perkara adat dan pelanggaran dalam negeri.
Permintaan itu juga dikabulkan. Sultan Aceh mengirim Penghulu Sidik Lila
Digahara ke sana dan berwenang menyidik segala hal yang berkaitan
dengan pelanggaran undang-undang negeri.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Permintaan
itu terus berlanjut. Kepada Sultan Aceh para Datuk itu meminta agar
dikirimkan seorang ulama untuk mengatur persoalan nikah, pasah, dan
hukum Syariat. Sultan Aceh mengirim Teungku Tjut Din, seorang ulama yang
bergelar Almuktasimu-binlah, untuk menjadi kadhi Sultan Aceh di
Meulaboh.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Meulaboh
bertambah maju ketika Kerajaan Aceh dipimpin Sultan Ibrahim Mansjur
Sjah (1858-1870). Karena Minangkabau saat itu sudah dikuasai Belanda,
semakin banyaklah orang dari Minangkabau yang pindah ke sana. Di tanah
Minangkabau mereka tidak lagi bebas berkebun setelah Belanda menerapkan
peraturan oktrooi dan cultuurstelsel yang mewajibkan warga menjual hasil
kebunnya kepada Belanda.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Di
Meulaboh para pendatang dari Minangkabau itu membuka perkebunan lada
yang kemudian membuat daerah itu disinggahi kapal-kapak Inggris untuk
membeli rempah-rempah. Karena semakin maju maka dibentuklah federasi
Uleebalang yang megatur tata pemerintahan negeri. Federasi itu kemudian
dinamai Kaway XVI yang diketuai oleh Uleebalang Keujruen Chiek Ujong
Kalak.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Federasi
itu disebut Kaway XVI karena dibentuk oleh enam belas Uleebalang, yaitu
Uleebalang Tanjong, Ujong Kalak, Seunagan, Teuripa, Woyla, Peureumbeu,
Gunoeng Meuh, Kuala Meureuboe, Ranto Panyang, Reudeub, Lango
Tangkadeuen, Keuntjo, Gume/Mugo, Tadu, serta Seuneu’am.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Selain
federasi Kaway XVI, di perbatasan Aceh Barat dan Pidie juga terbentuk
federasi XII yang terdiri dari 12 Uleebalang yaitu: Pameu, Ara, Lang
Jeue, Reungeuet, Geupho, Reuhat, Tungkup/Dulok, Tanoh Mirah/Tutut,
Geumpang, Tangse, Beunga, serta Keumala. Federasi XII ini dikepalai oleh
seorang Kejreuen yang berkedudukan di Geumpang.[harian-aceh.com]</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">sumber:<a href="http://www.atjehcyber.net/" target="_blank">atjehcyber</a> </span></div>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-46784219356685998442013-01-15T06:54:00.001-08:002013-01-15T06:54:30.280-08:00Kerajaan Islam Jeumpa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;">Latar Belakang (Menurut Teori, Data, Penelitian dan Sejumlah Ahli Sejarah)</span></b></i></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Teori
tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara sampai saat ini masih
banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun
non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada
teori awal mula masuknya Islam ke Nusantara. Mengenai teori Islamisasi
di Nusantara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu
pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah
(Arab).<a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs1166.snc4/150829_134919716562088_127876370599756_170296_5130568_n.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs1166.snc4/150829_134919716562088_127876370599756_170296_5130568_n.jpg" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bukan
maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil,
namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta
yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap
teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
Sebagaimana
dikemukakan terdahulu, bahwa sebelum Nabi Muhammad saw membawa Islam,
Dunia Arab dengan Dunia Melayu sudah menjalin hubungan dagang yang erat
sebagai dampak hubungan dagang Arab-Cina melalui jalur laut yang telah
menumbuhkan perkampungan-perkampungan Arab, Parsia, Hindia dan lainnya
di sepanjang pesisir pulau Sumatera. Karena letak gegrafisnya yang
sangat strategis di ujung barat pulau Sumatra, menjadikan wilayah Aceh
sebagai kota pelabuhan transit yang berkembang pesat, terutama untuk
mempersiapkan logistik dalam pelayaran yang akan menempuh samudra luas
perjalanan dari Cina menuju Persia ataupun Arab.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hadirnya
pelabuhan transito sekaligus kota perdagangan seperti Barus, Fansur,
Lamri, Jeumpa dan lainnya dengan komuditas unggulan seperti kafur, yang
memiliki banyak manfaat dan kegunaan telah melambungkan wilayah asalnya
dalam jejaran kota pertumbuhan peradaban dunia. ”Kafur Barus”, ”Kafur
Fansur”, ”Kafur Barus min Fansur” yang telah menjadi idiom kemewahan
para Raja dan bangsawan di Yunani, Romawi, Mesir, Persia dan lainnya.
Kedudukan Barus-Fansur lebih kurang seperti kedudukan Paris saat ini
yang terkenal dengan inovasi minyak wangi mewahnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejak
dahulu perdagangan antara negara-negara Timur dengan Timur Tengah dan
Eropa berlangsung lewat dua jalur: jalur darat dan jalur laut. Jalur
darat, yang juga disebut ”jalur sutra” (silk road), dimulai dari Cina
Utara lewat Asia Tengah dan Turkistan terus ke Laut Tengah. Jalur
perdagangan ini, yang menghubungkan Cina dan India dengan Eropa,
merupakan jalur tertua yang sudah di kenal sejak 500 tahun sebelum
Masehi. Sedangkan jalan laut dimulai dari Cina (Semenanjung Shantung)
dan Indonesia, melalui Selat Malaka ke India; dari sini ke Laut Tengah
dan Eropa, ada yang melalui Teluk Persia dan Suriah, dan ada juga yang
melalui Laut Merah dan Mesir. Diduga perdagangan lewat laut antara Laut
Merah, Cina dan Indonesia sudah berjalan sejak abad pertama sesudah
Masehi.lv</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Akan
tetapi, karena sering terjadi gangguan keamanan pada jalur perdagangan
darat di Asia Tengah, maka sejak tahun 500 Masehi perdagangan
Timur-Barat melalui laut (Selat Malaka) menjadi semakin ramai. Lewat
jalan ini kapal-kapal Arab, Persia dan India telah mondar mandir dari
Barat ke Timur dan terus ke Negeri Cina dengan menggunakan angin musim,
untuk pelayaran pulang pergi. Juga kapal-kapal Sumatra telah mengambil
bagian dalam perdagangan tersebut. Pada zaman Sriwijaya,
pedagang-pedagangnya telah mengunjungi pelabuhan-pelabuhan Cina dan
pantai timur Afrika.lvi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ramainya
lalu lintas pelayaran di Selat Malaka, telah menumbuhkan kota-kota
pelabuhan yang terletak di bagian ujung utara Pulau Sumatra.
Perkembangan perdagangan yang semakin banyak di antara Arab, Cina dan
Eropa melalui jalur laut telah menjadikan kota pelabuhan semakin ramai,
termasuk di wilayah Aceh yang diketahui telah memiliki beberapa kota
pelabuhan yang umumnya terdapat di beberapa delta sungai. Kota-kota
pelabuhan ini dijadikan sebagai kota transit atau kota perdagangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maka
berdasarkan fakta sejarah ini pulalah, keberadaan Kerajaan Islam Jeumpa
Aceh yang diperkirakan berdiri pada abad ke 7 Masehi dan berada
disekitar Kabupaten Bireuen sekarang menjadi sangat logis. Sebagaimana
kerajaan-kerajaan purba pra-Islam yang banyak terdapat di sekitar pulau
Sumatra, Kerajaan Jeumpa juga tumbuh dari pemukiman-pemukiman penduduk
yang semakin banyak akibat ramainya perdagangan dan memiliki daya tarik
bagi kota persinggahan. Melihat topografinya, Kuala Jeumpa sebagai kota
pelabuhan memang tempat yang indah dan sesuai untuk peristirahatan
setelah melalui perjalanan panjang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: medium;">Shahrianshah Salman Al-Farisi Pendiri Kerajaan Jeumpa Aceh (777 M)</span></b></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: justify;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><img height="190" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/hs590.ash2/154260_134919843228742_127876370599756_170297_302609_n.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="200" /></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Salman Al-Parsi</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kerajaan
Jeumpa Aceh, berdasarkan Ikhtisar Radja Jeumpa yang di tulis Ibrahim
Abduh, yang disadurnya dari hikayat Radja Jeumpa adalah sebuah Kerajaan
yang benar keberadaannya pada sekitar abad ke 777 Masehi yang berada di
sekitar daerah perbukitan mulai dari pinggir sungai Peudada di sebelah
barat sampai Pante Krueng Peusangan di sebelah timur. Istana Raja Jeumpa
terletak di desa Blang Seupeueng yang dipagari di sebelah utara,
sekarang disebut Cot Cibrek Pintoe Ubeuet.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Masa
itu Desa Blang Seupeueng merupakan permukiman yang padat penduduknya
dan juga merupakan kota bandar pelabuhan besar, yang terletak di Kuala
Jeumpa. Dari Kuala Jeumpa sampai Blang Seupeueng ada sebuah alur yang
besar, biasanya dilalui oleh kapal-kapal dan perahu-perahu kecil. Alur
dari Kuala Jeumpa tersebut membelah Desa Cot Bada langsung ke Cot Cut
Abeuk Usong atau ke ”Pintoe Rayeuk” (Pintu Besar).</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menurut
silsilah keturunan Sultan-Sultan Melayu, yang dikeluarkan oleh Kerajaan
Brunei Darussalam dan Kesultanan Sulu-Mindanao, Kerajaan Islam Jeumpa
dipimpin oleh seorang Pangeran dari Parsia (India Belakang ) yang
bernama Syahriansyah Salman atau Sasaniah Salman yang kawin dengan
Puteri Mayang Seuludong dan memiliki beberapa anak, antara lain Syahri
Poli, Syahri Tanti, Syahri Nuwi, Syahri Dito dan Makhdum Tansyuri yang
menjadi ibu daripada Sultan pertama Kerajaan Islam Perlak yang berdiri
pada tahun 805 Masehi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menurut
penelitian Sayed Dahlan al-Habsyi, Syahri adalah gelar pertama yang
digunakan keturunan Nabi Muhammad di Nusantara sebelum menggunakan gelar
Meurah, Habib, Sayid, Syarief, Sunan, Teuku dan lainnya. Syahri diambil
dari nama istri Sayyidina Husein bin Ali, Puteri Syahribanun, anak Maha
Raja Parsia terakhir yang ditaklukkan Islam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sampai
saat ini, penulis belum menemukan silsilah keturunan Pengeran Salman ke
atas, apakah beliau termasuk dari keturunan Nabi Muhammad saw atau
keturunan raja-raja Parsia. Karena di silsilah yang dikeluarkan
Kesultanan Brunei dan Kesultanan Sulu tidak disebutkan. Namun menurut
pengamatan pakar sejarah Aceh, Sayed Hahlan al-Habsyi, beliau adalah
termasuk keturunan Sayyidina Husein ra. Dikarenakan :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beliau
memberikan gelar Syahri kepada anak-anaknya, yang jelas menunjuk kepada
moyangnya. Beliau mengawinkan anak perempuannya dengan cucu Imam Ja’far
Sadiq, yang menjadi tradisi para Sayid sampai saat ini. </span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">anak
beliau, Syahri Nuwi adalah patron dari rombongan Nakhoda Khalifah,
bahkan ada yang menganggap kedatangan rombongan ini atas permintaan
Syahri Nuwi untuk mengembangkan kekuatan Ahlul Bayt atau keturunan Nabi
saw di Nusantara setelah mendapat pukulan di Arab dan Parsia. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Itulah
sebabnya, hubungan Syahri Nuwi dengan rombongan Nakhoda Khalifah yang
bermazhab Syi’ah sangat dekat dan menganggap mereka sebagai bagian
keluarga.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Yang
perlu dicermati, kenapa Pangeran Salman Al-Parsi memilih kota kecil di
wilayah Jeumpa sebagai tempat mukimnya, dan tidak memilih kota
metropolitan seperti Barus, Fansur, Lamuri dan sekitarnya yang sudah
berkembang pesat dan menjadi persinggahan para pedagang manca negara?
Ada beberapa kemungkinan, Beliau diterima dengan baik oleh masyarakat
Jeumpa dan memutuskan tinggal di sana, Beliau merasa nyaman dan sesuai
dengan penguasa (meurah), Keinginan untuk mengembangkan wilayah ini
setingkat Barus, Lamuri dan lainnya dan Menghindar dari pandangan
penguasa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Alasan
terakhir ini, mungkin dapat diterima sebagai alasan utama. Mengingat
Pangeran Salman adalah salah seorang pelarian politik dari Parsia yang
tengah bergejolak akibat peperangan antara Keturunan Nabi saw yang
didukung pengikut Syiah dengan Penguasa Bani Abbasiah masa itu (tahun
150an Hijriah). Beliau bersama para pengikut setianya memilih ujung
utara pulau Sumatera sebagai tujuan karena memang daerah sudah terkenal
dan sudah terdapat banyak pemeluk Islam yang mendiami
perkampungan-perkampungan Arab atau Persia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kemungkinan
Jeumpa adalah salah satu pemukiman baru tersebut. Untuk menghindari
pengejaran itulah, beliau memilih daerah pinggiriran agar tidak terlalu
menyolok. Itulah sebabnya, Pangeran Salman juga dikenal dengan nama-nama
lainnya, seperti Meurah Jeumpa, atau ada yang mengatakan beliau sebagai
Abdullah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di
bawah pemerintahan Pangeran Salman, Kerajaan Islam Jeumpa berkembang
pesat menjadi sebuah kota baru yang memiliki hubungan luas dengan
Kerajaan-Kerajaan besar lainnya. Potensi, karakter, pengetahuan dan
pengalaman Pangeran Salman sebagai seorang bangsawan calon pemimpin di
Kerajaan maju dan besar seperti Persia yang telah mendapat pendidikan
khusus sebagaimana lazimnya Pangeran Islam, tentu telah mendorong
pertumbuhan Kerajaan Jeumpa menjadi salah satu pusat pemerintahan dan
perdagangan yang berpengaruh di sekitar pesisir utara pulau Sumatra.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jeumpa
sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara memperluas hubungan
diplomatik dan perdagangannya dengan Kerajaan-Kerajaan lainnya, baik di
sekitar Pulau Sumatera atau negeri-negeri lainnya, terutama Arab dan
Cina. Banyak tempat di sekitar Jeumpa berasal dari bahasa Parsi, yang
paling jelas adalah Bireuen, yang artinya kemenangan, sama dengan makna
Jayakarta, asal nama Jakarta yang didirikan Fatahillah, yang dalam
bahasa Arab semakna, Fath mubin, kemenangan yang nyata.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Untuk
mengembangkan Kerajaannya, Pangeran Salman telah mengangkat
anak-anaknya menjadi Meurah-Meurah baru. Ke wilayah barat, berhampiran
dengan Barus-Fansur-Lamuri yang sudah berkembang terlebih dahulu, beliau
mengangkat anaknya, Syahri Poli menjadi Meurah mendirikan Kerajaan Poli
yang selanjutnya berkembang menjadi Kerajaan Pidie. Ke sebelah timur,
beliau mengangkat anaknya Syahr Nawi sebagai Meurah di sebuah kota baru
bernama Perlak pada tahun 804. Namun dalam perkembangannya, Kerajaan
Perlak tumbuh pesat menjadi kota pelabuhan baru terutama setelah
kedatangan rombongan keturunan Nabi yang dipimpin Nakhoda Khalifah
berjumlah 100 orang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Syahr
Nuwi mengawinkan adiknya Makhdum Tansyuri dengan salah seorang tokoh
rombongan tersebut bernama Ali bin Muhammad bin Jafar Sadik, cicit
kepada Nabi Muhammad saw. Dari perkawinan ini lahir seorang putra
bernama Sayyid Abdul Aziz, dan pada 1 Muharram 225 H atau tahun 840 M
dilantik menjadi Raja dari Kerajaan Islam Perlak dengan gelar Sultan
Alaiddin Sayyid Maulana Abdul Azis Syah. Melalui jalur perkawinan ini,
hubungan erat terbina antara Kerajaan Islam Jeumpa dengan Kerajaan Islam
Perlak. Karena wilayahnya yang strategis Kerajaan Islam Perlak akhirnya
berkembang menjadi sebuah Kerajaan yang maju menggantikan peran dari
Kerajaan Islam Jeumpa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah
tampilnya Kerajaan Islam Perlak sebagai pusat pertumbuhan perdagangan
dan kota pelabuhan yang baru, peran Kerajaan Islam Jeumpa menjadi kurang
menonjol. Namun demikian, Kerajaan ini tetap eksis, yang mungkin
berubah fungsi sebagai sebuah kota pendidikan bagi kader-kader ulama dan
pendakwah Islam. Karena diketahui bahwa Puteri Jeumpa yang menjadi
ibunda Raden Fatah adalah keponakan dari Sunan Ampel.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Berarti
Raja Jeumpa masa itu bersaudara dengan Sunan Ampel. Sementara Sunan
Ampel adalah keponakan dari Maulana Malik Ibrahim, yang artinya kakek,
mungkin kakek saudara dari Puteri Jeumpa. Maka dari hubungan ini dapat
dibuat sebuah kesimpulan bahwa, para wali memiliki hubungan dengan
Kerajaan Jeumpa yang boleh jadi Jeumpa masa itu menjadi pusat pendidikan
bagi para ulama dan pendakwah Islam Nusantara. Namun belum ditemukan
data tentang masalah ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah
berdirinya beberapa Kerajaan Islam baru sebagai pusat Islamisasi
Nusantara seperti Kerajaan Islam Perlak (840an) dan Kerajaan Islam Pasai
(1200an), Kerajaan Islam Jeumpa yang menjalin kerjasama diplomatik
tetap memiliki peran besar dalam Islamisasi Nusantara, khususnya dalam
penaklukkan beberapa kerajaan besar Jawa-Hindu seperti Majapahit
misalnya. Di kisahkan bahwa Raja terakhir Majapahit, Brawijaya V
memiliki seorang istri yang berasal dari Jeumpa (Champa), yang menurut
pendapat Raffless berada di wilayah Aceh dan bukan di Kamboja
sebagaimana difahami selama ini. Puteri cantik jelita yang terkenal
dengan nama Puteri Jeumpa (Puteri Champa) ini adalah anak dari salah
seorang Raja Muslim Jeumpa yang juga keponakan dari pemimpin para Wali
di Jawa, Sunan Ampel dan Maulana Malik Ibrahim.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mereka
adalah para Wali keturunan Nabi Muhammad yang dilahirkan, dibesarkan
dan dididik di wilayah Aceh, baik Jeumpa, Perlak, Pasai, Kedah, Pattani
dan sekitarnya. Dan merekalah konseptor penaklukan Kerajaan Jawa-Hindu
Majapahit dengan gerakannya yang terkenal dengan sebutan Wali Songo atau
Wali Sembilan. Perkawinan Puteri Muslim Jeumpa Aceh dengan Raja
terakhir Majapahit melahirkan Raden Fatah, yang dididik dan dibesarkan
oleh para Wali, yang selanjutnya dinobatkan sebagai Sultan pada Kerajaan
Islam Demak, yang ketahui sebagai Kerajaan Islam pertama di pulau Jawa.
Kehadiran Kerajaan Islam Demak inilah yang telah mengakhiri riwayat
kegemilangan Kerajaan Jawa-Hindu Majapahit.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejarah
ini dapat diartikan sebagai keberhasilan strategi Kerajaan Islam Jeumpa
Aceh yang kala itu sudah berafiliasi dengan Kerajaan Islam Pasai yang
telah menggantikan peranan Kerajaan Islam Perlak dalam menaklukkan dan
mengalahkan sebuah kerajaan besar Jawa-Hindu Majapahit dan mengakhiri
sejarahnya dan menjadikan pulau Jawa sebagai wilayah kekuasaan Islam di
bawah Kerajaan Islam Demak yang dipimpin oleh Raden Fatah, yang ibunya
berasal dari Kerajaan Jeumpa di Aceh. Jadi dapat dikatakan bahwa,
Kerajaan Jeumpa Acehlah yang telah mengalahkan dominasi Kerajaan
Jawa-Hindu Majapahit dengan strategi penaklukan lewat perkawinan yang
dilakukan oleh para Wali Sembilan, yang memiliki garis hubungan dengan
Jeumpa, Perlak, Pasai ataupun Kerajaan Aceh Darussalam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah
Kerajaan Islam Perlak yang berdiri pada tahun 805 Masehi tumbuh dan
berkembang, maka pusat aktivitas Islamisasi nusantarapun berpindah ke
wilayah ini. Dapat dikatakan bahwa Kerajaan Islam Perlak adalah
kelanjutan atau pengembangan daripada Kerajaan Islam Jeumpa yang sudah
mulai menurun peranannya. Namun secara diplomatik kedua Kerajaan ini
merupakan sebuah keluarga yang terikat dengan aturan Islam yang
mengutamakan persaudaraan. Apalagi para Sultan adalah keturunan dari
Nabi Muhammad yang senantiasa mengutamakan kepentingan agama Islam di
atas segala kepentingan duniawi dan diri mereka. Bahkan dalam
silsilahnya, Sultan Perlak yang ke V berasal dari keturunan Kerajaan
Islam Jeumpa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana,sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana,sans-serif;"><a href="http://www.atjehcyber.net/2010/12/kerajaan-islam-jeumpa-khilafah-islam.html">atjehcyber.net </a></span></div>
</div>
<br /><br /><a href="http://www.atjehcyber.net/2010/12/kerajaan-islam-jeumpa-khilafah-islam.html#ixzz2I3XY0D7A" style="color: #003399;"></a></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-30953946940198666912013-01-15T06:50:00.002-08:002013-01-15T06:50:29.190-08:00Kerajaan Islam Lamuri<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">1. Sejarah</span></b><div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Data
tentang sejarah berdirinya Kesultanan Lamuri masih simpang siur. Data
yang pernah dikemukakan sejumlah orang tentang kesultanan ini masih
bersifat spekulatif dan tentatif. Tulisan ini masih sangat sederhana
dan bersifat sementara karena keterbatasan data yang diperoleh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Secara
umum, data tentang kesultanan ini didasarkan pada berita-berita dari
luar, seperti yang dikemukakan oleh pedagang-pedagang dan pelaut-pelaut
asing (Arab, India, dan Cina) sebelum tahun 1500 M. Di samping itu,
ada beberapa sumber lokal, seperti <i>Hikayat Melayu</i> dan <i>Hikayat Atjeh</i>, yang dapat dijadikan rujukan tentang keberadaan kesultanan ini. <a name='more'></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;">
<tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn7Y0l2A0hZ-Ar_0oLGTCHm-HjQvSOEdi-IglUksXHyuMWLL7zweDbseliK5kKBJyd28aV5uppoGA2VUOxHVDP0MozwpAFgupkLxbs0bJjiHHJ4fOnzcAmO-NmrOuOOHHG8igmEmbJzbI/s1600/Peta_aceh_yg_berasal_dr_VALENCIA+%25282%2529.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn7Y0l2A0hZ-Ar_0oLGTCHm-HjQvSOEdi-IglUksXHyuMWLL7zweDbseliK5kKBJyd28aV5uppoGA2VUOxHVDP0MozwpAFgupkLxbs0bJjiHHJ4fOnzcAmO-NmrOuOOHHG8igmEmbJzbI/s1600/Peta_aceh_yg_berasal_dr_VALENCIA+%25282%2529.png" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Lamuri Sulthanate Place</td></tr>
</tbody>
</table>
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Data
tentang lokasi kesultanan ini juga masih menjadi perdebatan. W. P.
Groeneveldt, seorang ahli sejarah Belanda, menyebut bahwa kesultanan
ini terletak di sudut sebelah barat laut Pulau Sumatera, kini tepatnya
berada di Kabupaten Aceh Besar. Ahli sejarah lainnya, H. Ylue menyebut
bahwa Lambri atau Lamuri merupakan suatu tempat yang pernah disinggahi
pertama kali oleh para pedagang dan pelaut dari Arab dan India. Menurut
pandangan seorang pengembara dan penulis asing, Tome Pires, letak
Kesultanan Lamuri adalah di antara Kesultanan Aceh Darusalam dan wilayah
Biheue. Artinya, wilayah Kesultanan Lamuri meluas dari pantai hingga
ke daerah pedalaman.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Menurut T. Iskandar dalam disertasinya <i>De Hikayat Atjeh</i>
(1958), diperkirakan bahwa kesultanan ini berada di tepi laut
(pantai), tepatnya berada di dekat Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar,
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. H. M. Zainuddin, salah seorang peminat
sejarah Aceh, menyebutkan bahwa kesultanan ini terletak di Aceh Besar
dekat dengan Indrapatra, yang kini berada di Kampung Lamnga. Peminat
sejarah Aceh lainnya, M. Junus Jamil, menyebutkan bahwa kesultanan ini
terletak di dekat Kampung Lam Krak di Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten
Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: x-small;"></span>Berdasarkan
sejumlah data di atas, sejarah berdirinya dan letak kesultanan ini
masih menjadi perdebatan di kalangan pakar dan pemerhati sejarah Aceh.
Namun demikian, dapat diprediksikan bahwa letak Kesultanan Lamuri
berdekatan dengan laut atau pantai dan kemudian meluas ke daerah
pedalaman. Persisnya, letak kesultanan ini berada di sebuah teluk di
sekitar daerah Krueng Raya. Teluk itu bernama Bandar Lamuri. Kata “<span style="color: black;">Lamuri”
sebenarnya merujuk pada “Lamreh” di Pelabuhan Malahayati (Krueng
Raya). Istana Lamuri sendiri berada di tepi Kuala Naga (kemudian
menjadi Krueng Aceh) di Kampung Pande sekarang ini dengan nama Kandang
Aceh.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Berdasarkan
sumber-sumber berita dari pedagang Arab, Kesultanan Lamuri telah ada
sejak pertengahan abad ke-IX M. Artinya, kesultanan ini telah berdiri
sejak sekitar tahun 900-an Masehi. Pada awal abad ini, Kerajaan
Sriwijaya telah menjadi sebuah kerajaan yang menguasai dan memiliki
banyak daerah taklukan. Pada tahun 943 M, Kesultanan Lamuri tunduk di
bawah kekuasaan Sriwijaya. Meski di bawah kekuasaan Sriwijaya,
Kesultanan Lamuri tetap mendapatkan haknya sebagai kerajaan Islam yang
berdaulat. Hanya saja, kesultanan ini memiliki kewajiban untuk
mempersembahkan upeti, memberikan bantuan jika diperlukan, dan juga
datang melapor ke Sriwijaya jika memang diperlukan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Menurut
Prasasti Tanjore di India, pada tahun 1030 M, Kesultanan Lamuri pernah
diserang oleh Kerajaan Chola di bawah kepemimpinan Raja
Rayendracoladewa I. Pada akhirnya, Kesultanan Lamuri dapat dikalahkan
oleh Kerajaan Chola, meskipun telah memberikan perlawanan yang sangat
hebat. Bukti perlawanan tersebut mengindikasikan bahwa Kesultanan Lamuri
bukan kerajaan kecil karena terbukti sanggup memberikan perlawanan
yang tangguh terhadap kerajaan besar, seperti Kerajaan Chola.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPf0AF31yEns3yG8EWqInMrJDDnRgFUBlpXWPyAUjLyC2hn1duzK24Q5ECbg9_9HMpogj0ZIi8A939wfu7v6XXAncUIZgAXKRjH88M-owGswawQwHfG9eTWwRM1iYSGRb48HDtV0MHOCI/s1600/Picture1.png" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPf0AF31yEns3yG8EWqInMrJDDnRgFUBlpXWPyAUjLyC2hn1duzK24Q5ECbg9_9HMpogj0ZIi8A939wfu7v6XXAncUIZgAXKRjH88M-owGswawQwHfG9eTWwRM1iYSGRb48HDtV0MHOCI/s1600/Picture1.png" /></a><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Berdasarkan
sumber-sumber berita dari pedagang Arab, Kesultanan Lamuri merupakan
tempat pertama kali yang disinggahi oleh oleh pedagang-pedagang dan
pelaut-pelaut yang datang dari India dan Arab. Ajaran Islam telah
dibawa sekaligus oleh para pendatang tersebut. Berdasarkan analisis W.
P. Groeneveldt, pada tahun 1416 M semua rakyat di Kesultanan Lamuri
telah memeluk Islam. Menurut sebuah historiografi <i>Hikayat Melayu</i>,
Kesultanan Lamiri (maksudnya adalah Lamuri) merupakan daerah kedua di
Pulau Sumatera yang diislamkan oleh Syaikh Ismail sebelum ia
mengislamkan Kesultanan Samudera Pasai. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa Kesultanan Lamiri jelas merupakan salah satu kerajaan
Islam di Aceh. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Menurut <i>Hikayat Atjeh</i>,
salah seorang sultan yang cukup terkenal di Kesultanan Lamuri adalah
Sultan Munawwar Syah. Konon, ia adalah moyang dari salah seorang sultan
di Aceh yang sangat terkenal, yaitu Sultan Iskandar Muda. Pada akhir
abad ke-15, pusat pemerintahan Kesultanan Lamuri dipindahkan ke Makota
Alam (kini dinamakan Kuta Alam, Banda Aceh) yang terletak di sisi utara
Krueng Aceh. Pemindahan tersebut dikarenakan adanya serangan dari
Kerajaan Pidie dan adanya pendangkalan muara sungai. Sejak saat itu,
nama Kesultanan Lamuri dikenal dengan nama Kesultanan Makota Alam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dalam perkembangan selanjutnya, tepatnya pada tahun 1513 M, Kesultanan Lamuri beserta dengan <span class="Apple-style-span" style="color: red;">Kerajaan Pase</span>,<span class="Apple-style-span" style="color: red;"> Daya</span>,<span class="Apple-style-span" style="color: red;"> Lingga, Pedir (Pidie)</span>,<span class="Apple-style-span" style="color: red;"> Perlak</span>,<span class="Apple-style-span" style="color: red;"> Benua Tamiang</span>,<span style="color: black;"> dan </span><span class="Apple-style-span" style="color: red;">Samudera Pasai</span><span style="color: black;"> </span>bersatu menjadi Kesultanan Aceh Darussalam di bawah kekuasaan Sultan<span style="color: black;"> Ali Mughayat Syah (1496-1528 M)</span>.
Jadi, bisa dikatakan bahwa Kesultanan Lamuri merupakan bagian dari
cikal bakal berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam. Nama kesultanan ini
berasal dari salah satu desa di Kabupaten Aceh Besar, yang pusat
pemerintahannya berada di Kampung Lamreh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">2. Silsilah </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">(<i>Masih dalam proses pengumpulan data</i>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">3. Periode Pemerintahan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesultanan
Lamuri berumur sekitar lebih dari 6 abad karena terhitung sejak tahun
900-an hingga tahun 1513. Kesultanan ini berakhir setelah menyatu
bersama dengan beberapa kerajaan lain di Aceh ke dalam Kesultanan Aceh
Darussalam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">4. Wilayah Kekuasaan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Wilayah
kekuasaan Kesultanan Lamuri mencakup daerah yang kini dikenal sebagai
wilayah administratif Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam, Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">5. Struktur Pemerintahan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Struktur
pemerintahan Kesultanan Lamuri tidak jauh berbeda dengan struktur
pemerintahan yang berlaku di Kesultanan Samudera Pasai karena kedua
kesultanan ini memiliki pola pemerintahan yang berdasarkan pada konsep
Islam dan konsep maritim (kelautan). Dalam struktur pemerintahan
Kesultanan Lamuri, sultan merupakan penguasa yang tertinggi. Ia dibantu
oleh sejumlah pejabat lainnya, yaitu seorang perdana menteri, seorang
bendahara, seorang komandan militer Angkatan Laut (dengan gelar
laksamana), seorang sekretaris, seorang kepala Mahkamah Agama (atau
disebut sebagai <i>qadhi</i>), dan beberapa orang syahbandar yang
bertanggung jawab pada urusan pelabuhan (biasanya juga berperan sebagai
penghubung komunikasi antara sultan dan pedagang-pedagang dari luar). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">6. Kehidupan Sosial-Budaya</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesultanan
Lamuri merupakan kerajaan laut agraris. Artinya, dasar kehidupan
masyarakat di kesultanan ini di samping mengandalkan hasil pertanian
juga mengandalkan hasil perdagangan yang dilakukan masyarakat sekitar
dengan pedagang-pedagang dari luar, seperti dari Arab, India, dan Cina.
Hasil perdagangan yang dimaksud berupa lada dan jenis rempah-rempah
lain, emas, beras, dan hewan ternak. Hasil-hasil perdagangan tersebut
memang telah mengundang perhatian banyak perdagangan dari luar untuk
datang ke Lamuri dan wilayah Aceh secara keseluruhan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">(HS/sej/36/12-07)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Sumber:</span></b></div>
<ul>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">“Kerajaan Lamuri”, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Lamuri, diakses tanggal 15 Desember 2007.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">“Pariwisata
Nangroe Aceh Darussalam”, dalam
http://www.tamanmini.com/anjungan/nad/pariwisata/kota_banda_aceh,
diakses tanggal 15 Desember 2007.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Sufi, Rusdi dan Agus Budi Wibowo. 2006. <i>Kerajaan-Kerajaan Islam di Aceh</i>. Banda Aceh: Badan Perpustakaan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.</span></li>
<li><span lang="IN" style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 8pt;">“Menapaki
Sejarah Kota Banda Aceh”, dalam
http://zainalbakri.multiply.com/journal?&page_start=60, diakses
tanggal 15 Desember 2007 </span></li>
</ul>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-46884834055446795582013-01-15T06:46:00.002-08:002013-01-15T06:46:46.487-08:00Kerajaan Islam Peureulak<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="navigation" style="margin-bottom: 10px;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">1. Sejarah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlpa603RPWCJNTkaF4_7Vy3m5v0SDrxQzaD42HBpoO9IpX3I6u7lIooP2nbDXsfS8KWabkSqLxaN4s_ijl62souhlyVwDJA9oDN7L8t3Jl2ox2j6YSNA8F-HYU4FDptBnG73MCTp-jI7g/s1600/001-iii.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><br /></a></div>
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: x-small;"></span>Analisis
dan pemikiran tentang bagaimana sejarah masuknya Islam di Indonesia
dipahami melalui sejumlah teori. Aji Setiawan, misalnya melihat bahwa
datangnya Islam ke nusantara bisa ditelisik melalui tiga teori, yaitu
teori Gujarat, teori Arab, dan teori Persia. Teori Gujarat memandang
bahwa asal muasal datangnya Islam di Indonesia adalah melalui jalur
perdagangan Gujarat India pada abad 13-14. </span><span lang="IT" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Teori
ini biasanya banyak digunakan oleh ahli-ahli dari Belanda. Salah
seorang penganutnya, W.F. Stuterheim menyatakan bahwa Islam mulai masuk
ke nusantara pada abad ke-13 yang didasarkan pada bukti batu nisan
sultan pertama dari Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik Al-Saleh pada
tahun 1297. Menurut teori ini, masuknya Islam ke nusantara melalui
jalur perdagangan Indonesia-Cambay (India)-Timur Tengah–Eropa.<a name='more'></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IT" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Teori
Persia lebih menitikberatkan pada realitas kesamaan kebudayaan antara
masyarakat Indonesia pada saat itu dengan budaya Persia. Sebagai contoh
misalnya kesamaan konsep <i>wahdatul wujud</i>-nya Hamzah Fanshuri
dengan al-Hallaj. Sedangkan teori Arab berpandangan sebaliknya. T.W.
Arnold, salah seorang penganutnya berargumen bahwa para pedagang Arab
yang mendominasi perdagangan Barat-Timur sejak abad ke-7 atau 8 juga
sekaligus melakukan penyebaran Islam di nusantara pada saat itu.
Penganut teori ini lainnya, Naquib al-Attas melihat bahwa bukti
kedatangan Islam ke nusantara ditandai dengan karaktek Islam yang khas,
atau disebut dengan “teori umum tentang Islamisasi nusantara” yang
didasarkan pada literatur nusantara dan pandangan dunia Melayu. Di
samping tiga teori umum di atas, ada teori lain yang memandang bahwa
datangnya Islam ke nusantara berasal dari Cina, atau yang disebut
dengan teori Cina.</span><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Berdasarkan
paparan teori-teori di atas, dapat diperkirakan bahwa Islam telah
masuk ke Indonesia sejak abad 7 atau 8 M. Pada abad ke-13, Islam sudah
berkembang pesat. Menurut catatan A. Hasymi, Kesultanan Perlak
merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri pada tanggal
1 Muharam 225 H atau 804 M. Kesultanan ini terletak di wilayah Perlak,
Aceh Timur, Negeri Aceh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Nama
Kesultanan Perlak sebagai sejarah permulaan masuknya Islam di
Indonesia kurang begitu dikenal dibandingkan dengan Kesultanan Samudera
Pasai. Namun demikian, nama Kesultanan Perlak justru terkenal di Eropa
karena </span><span lang="IT" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">kunjungan Marco Polo pada tahun 1293. </span><br />
<span lang="IT" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">a. Sejarah Masuknya Islam</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesultanan
Perlak berdiri pada tahun 840 dan berakhir pada tahun 1292. Proses
berdirinya tidak terlepas dari pengaruh Islam di wilayah Sumatera.
Sebelum Kesultanan Perlak berdiri, di wilayah Perlak sebenarnya sudah
berdiri Negeri Perlak yang raja dan rakyatnya merupakan keturunan dari
Maharaja Pho He La (Meurah Perlak Syahir Nuwi) serta keturunan dari
pasukan-pasukan pengikutnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pada
tahun 840 ini, rombongan berjumlah 100 orang dari Timur Tengah menuju
pantai Sumatera yang dipimpin oleh Nakhoda Khilafah. Rombongan ini
bertujuan untuk berdagang sekaligus membawa sejumlah da‘i yang bertugas
untuk membawa dan menyebarkan Islam ke Perlak. Dalam waktu kurang dari
setengah abad, raja dan rakyat Perlak meninggalkan agama lama mereka
(Hindu dan Buddha), yang kemudian secara sukarela berbondong-bondong
memeluk Islam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Perkembangan
selanjutnya menunjukkan bahwa salah seorang anak buah dari Nakhoda
Khalifah, Ali bin Muhammad bin Ja‘far Shadiq dikawinkan dengan Makhdum
Tansyuri, yang merupakan adik dari Syahir Nuwi, Raja Negeri Perlak yang
berketurunan Parsi. Dari buah perkawinan mereka lahirlah Sultan
Alaiddin Sayyid Maulana Abdul Aziz Shah, yang menjadi sultan pertama di
Kesultanan Perlak sejak tahun 840. Ibu kotanya Perlak yang semula
bernama Bandar Perlak kemudian diubah menjadi Bandar Khalifah sebagai
bentuk perhargaan terhadap jasa Nakhoda Khalifah.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">b. Masa Permusuhan Sunni-Syiah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sejarah
keislaman di Kesultanan Perlak tidak luput dari persaingan antara
kelompok Sunni dan Syiah. Perebutan kekuasaan antara dua kelompok
Muslim ini menyebabkan terjadinya perang saudara dan pertumpahan darah.
Silih berganti kelompok yang menang mengambil alih kekuasaan dari
tangan pesaingnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Aliran
Syi‘ah datang ke Indonesia melalui para pedagang dari Gujarat, Arab,
dan Persia. Mereka masuk pertama kali melalui Kesultanan Perlak dengan
dukungan penuh dari dinasti Fatimiah di Mesir. Ketika dinasti ini
runtuh pada tahun 1268, hubungan antara kelompok Syi‘ah di pantai
Sumatera dengan kelompok Syi‘ah di Mesir mulai terputus. Kondisi ini
menyebabkan konstelasi politik Mesir berubah haluan. Dinasti Mamaluk
memerintahkan pasukan yang dipimpin oleh Syaikh Ismail untuk pergi ke
pantai timur Sumatra dengan tujuan utamanya adalah melenyapkan pengikut
Syi‘ah di Kesultanan Perlak dan Kerajaan Samudera Pasai. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sebagai
informasi tambahan bahwa raja pertama Kerajaan Samudera Pasai, Marah
Silu dengan gelar Malikul Saleh berpindah agama, yang awalnya beragama
Hindu kemudian memeluk Islam aliran Syiah. Oleh karena dapat dibujuk
oleh Syaikh Ismail, Marah Silu kemudian menganut paham Syafii. Dua
pengikut Marah Silu, Seri Kaya dan Bawa Kaya juga menganut paham
Syafii, sehingga nama mereka berubah menjadi Sidi Ali Chiatuddin dan
Sidi Ali Hasanuddin. Ketika berkuasa Marah Silu dikenal sebagai raja
yang sangat anti terhadap pemikiran dan pengikut Syi‘ah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Aliran
Sunni mulai masuk ke Kesultanan Perlak, yaitu pada masa pemerintahan
sultan ke-3, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah. Setelah ia
meninggal pada tahun 363 H (913 M), terjadi perang saudara antara kaum
Syiah dan Sunni, yang menyebabkan kesultanan dalam kondisi tanpa
pemimpin. Pada tahun 302 H (915 M), kelompok Syiah memenangkan perang.
Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah dari aliran Syiah kemudian
memegang kekuasaan kesultanan sebagai sultan ke-4 (915-918). Ketika
pemerintahannya berakhir, terjadi pergolakan antara kaum Syiah dan
Sunni, hanya saja untuk kali ini justru dimenangkan oleh kelompok Sunni.
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kurun
waktu antara tahun 918 hingga tahun 956 relatif tidak terjadi gejolak
yang berarti. Hanya saja, pada tahun 362 H (956 M), setelah sultan
ke-7, Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat
meninggal, terjadi lagi pergolakan antara kelompok Syiah dan Sunni
selama kurang lebih empat tahun. Bedanya, pergolakan kali ini diakhiri
dengan adanya itikad perdamaian dari keduanya. Kesultanan kemudian
dibagi menjadi dua bagian. Pertama, Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh
Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah (986 – 988). Kedua, Perlak Pedalaman
(Sunni) dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan
Berdaulat (986 – 1023). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kedua
kepemimpinan tersebut bersatu kembali ketika salah satu dari pemimpin
kedua wilayah tersebut, yaitu Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah
meninggal. Ia meninggal ketika Perlak berhasil dikalahkan oleh Kerajaan
Sriwijaya. Kondisi perang inilah yang membangkitkan semangat
bersatunya kembali kepemimpinan dalam Kesultanan Perlak. Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat, yang awalnya hanya
menguasai Perlak Pedalaman kemudian ditetapkan sebagai Sultan ke-8 pada
Kesultanan Perlak. Ia melanjutkan perjuangan melawan Sriwijaya hingga
tahun 1006. Sultan ke-8 sebenarnya berpaham aliran Sunni, namun
sayangnya belum ditemukan data yang menyebutkan apakah terjadi lagi
pergolakan antar kedua aliran tersebut.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">2. Silsilah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sebelum
berdirinya Kesultanan Perlak, di wilayah Negeri Perlak sudah ada
rajanya, yaitu Meurah Perlak Syahir Nuwi. Namun, data tentang raja-raja
Negeri Perlak secara lengkap belum ditemukan. Sedangkan daftar nama
sultan yang pernah berkuasa di Kesultanan Pelak adalah sebagai berikut:</span></div>
<ol style="text-align: justify;">
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840-864)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864-888)</span><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888-913)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915-918)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan Berdaulat (928-932)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat (932-956)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat (956-983)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986-1023)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1023-1059)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat (1059-1078)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat (1078-1109)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat (1109-1135)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1135-1160)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (1160-1173)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat (1173-1200)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (1200-1230)</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat (1230-1267</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">18. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267-1292)</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Catatan</span></i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">: Sultan-sultan di atas dibagi menurut dua dinasti, yaitu </span><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">dinasti
Syed Maulana Abdul Azis Shah dan dinasti Johan Berdaulat, yang
merupakan keturunan dari Meurah Perlak asli (Syahir Nuwi).</span><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">3. Periode Pemerintahan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan
Perlak ke-17, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II
Johan Berdaulat, melakukan politik persahabatan dengan negeri-negeri
tetangga. Ia menikahkan dua orang puterinya, yaitu: Putri Ratna Kamala
dinikahkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad Shah
(Parameswara) dan Putri Ganggang dinikahkan dengan Raja Kerajaan
Samudera Pasai, al-Malik al-Saleh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesultanan
Perlak berakhir setelah Sultan yang ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin
Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat meninggal pada tahun 1292. Kesultanan
Perlak kemudian menyatu dengan Kerajaan Samudera Pasai di bawah
kekuasaan sultan Samudera Pasai yang memerintah pada saat itu, Sultan
Muhammad Malik Al Zahir yang juga merupakan putera dari al-Malik
al-Saleh. </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">4. Wilayah Kekuasaan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sebelum
bersatu dengan Kerajaan Samudera Pasai, wilayah kekuasaan Kesultanan
Perlak hanya mencakup kawasan sekitar Perlak saja. Saat ini, kesultanan
ini terletak di pesisir timur daerah aceh yang tepatnya berada di
wilayah Perlak, Aceh Timur, Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px;"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">6. Kehidupan Sosial-Budaya</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Perlak dikenal dengan kekayaan h</span><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">asil alamnya yang didukung dengan letaknya yang sangat strategis. Apalagi, Perlak sangat dikenal sebagai penghasil <span class="new">kayu perlak</span>,
yaitu jenis kayu yang sangat bagus untuk membuat kapal. Kondisi
semacam inilah yang membuat para pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia
tertarik untuk datang ke daerah ini. Masuknya para pedagang tersebut
juga sekaligus menyebarkan ajaran Islam di kawasan ini. Kedatangan
mereka berpengaruh terhadap kehidupan sosio-budaya masyarakat Perlak
pada saat itu. Sebab, ketika itu masyarakat Perlak mulai diperkenalkan
tentang bagaimana caranya berdagang. Pada awal abad ke-8, Perlak
dikenal sebagai pelabuhan niaga yang sangat maju. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Model
pernikahan percampuran mulai terjadi di daerah ini sebagai konsekuensi
dari membaurnya antara masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang.
Kelompok pendatang bermaksud menyebarluaskan misi Islamisasi dengan
cara menikahi wanita-wanita setempat. Sebenarnya tidak hanya itu saja,
pernikahan campuran juga dimaksudkan untuk mengembangkan sayap
perdagangan dari pihak pendatang di daerah ini.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px;"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">(HS/sej/5/8-07).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Sumber :</span></div>
<ul>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Setiawan, Aji. 2006. “Islam Masuk ke Indonesia”, www.islamlib.com.</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Smith Alhadar, “Sejarah dan Tradisi Syiah Ternate”, www.fatimah.org.</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">www.osdir.com.</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">wikipedia.org.</span></li>
</ul>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-53330218723080475022013-01-15T06:28:00.000-08:002013-01-15T06:36:16.970-08:00Kerajaan Samudera Pasai<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">1. Sejarah</span></b><br />
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kapan
berdirinya Kesultanan Samudera Pasai belum bisa dipastikan dengan tepat
dan masih menjadi perdebatan para ahli sejarah. Namun, terdapat
keyakinan bahwa Kesultanan Samudera Pasai berdiri lebih awal dibanding
Dinasti Usmani di Turki yang pernah menjadi salah satu peradaban
adikuasa di dunia. Jika Dinasti Ottoman mulai menancapkan kekuasaannya
pada sekitar tahun 1385 Masehi, maka Kesultanan Samudera Pasai sudah
menebarkan pengaruhnya di wilayah Asia Tenggara sejak tahun 1297 Masehi.
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sejumlah
ahli sejarah dan peneliti dari Eropa pada masa pendudukan kolonial
Hindia Belanda telah beberapa kali melakukan penyelidikan untuk menguak
asal-usul keberadaan salah satu kerajaan terbesar di bumi Aceh ini.
Beberapa sarjana dan peneliti dari Belanda, termasuk Snouck Hurgronje,
J.P. Moquette, J.L. Moens, J. Hushoff Poll, G.P. Rouffaer, H.K.J. Cowan,
dan lainnya, menyepakati perkiraan bahwa Kesultanan Samudera Pasai baru
berdiri pada pertengahan abad ke-13 serta menempatkan nama Sultan Malik
Al Salih sebagai pendirinya (Rusdi Sufi & Agus Budi Wibowo,
2006:50). Nama Malik Al Salih sendiri dikenal dengan sebutan dan
penulisan yang berbeda, antara lain Malik Ul Salih, Malik Al Saleh,
Malikussaleh, Malik Al Salih, atau Malik Ul Saleh.</span><br />
<a name='more'></a><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">a. Asal-Usul Penamaan Samudera Pasai</span></i></b><br />
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Nama
lengkap Kesultanan Samudera Pasai adalah “Samudera Aca Pasai”, yang
artinya “Kerajaan Samudera yang baik dengan ibukota di Pasai” (H.M.
Zainuddin, 1961:116). Pusat pemerintahan kerajaan tersebut sekarang
sudah tidak ada lagi namun diperkirakan lokasinya berada di sekitar
negeri Blang Melayu. Nama “Samudera” itulah yang dijadikan sebagai nama
pulau yang kini disebut sebagai Sumatra, seperti yang disebut oleh
orang-orang Portugis. Sebelumnya, nama wilayah tersebut adalah Pulau
Perca. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sedangkan
para pengelana yang berasal dari Tiongkok/Cina menyebutnya dengan nama
“Chincou”, yang artinya “Pulau Emas”, seperti misalnya yang diketahui
berdasarkan tulisan-tulisan I‘tsing. Raja Kertanegara, pemimpin Kerajaan
Singasari yang terkenal, menyebut daerah ini dengan nama <i>Suwarnabhumi, </i>yang artinya ternyata sama dengan apa yang disebut oleh orang-orang Tiongkok, yakni “Pulau Emas”. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesultanan
Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai
utara Sumatra, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara
sekarang. Catatan tertulis yang selama ini diyakini oleh para sejarawan
untuk melacak sejarah Kesultanan Samudera Pasai adalah tiga kitab
historiografi Melayu yakni <i>Hikayat</i> <i>Raja Pasai, Sejarah Melayu</i>, dan <i>Hikayat Raja Bakoy</i>. <i>Hikayat Raja Pasai </i>memberikan
andil yang cukup besar dalam upaya menguak riwayat Kesultanan Samudera
Pasai, meskipun nuansa mitos masih menjadi kendala dalam menafsirkan
kebenarannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Mengenai
nama “Samudera” dan “Pasai”, muncul sejumlah pendapat yang mencoba
mengurai asal-usul penggunaan kedua nama tersebut. Salah satunya adalah
seperti yang dikemukakan oleh sarjana Eropa, J.L. Moens, yang menyebut
bahwa kata “Pasai” berasal dari istilah “Parsi”. Menurut Moens, kaum
pedagang yang datang dari Persia mengucapkan kata “Pasai” dengan lafal
“Pa‘Se”. Analisis Moens ini bisa jadi berlaku, dengan catatan bahwa
sejak abad ke-7 Masehi para saudagar yang datang dari Persia sudah tiba
dan singgah di daerah yang kemudian menjadi tempat berdirinya Kesultanan
Samudera Pasai (M.D. Mansoer, 1963:59). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pendapat Moens mendapat dukungan dari beberapa kalangan, termasuk Prof. Gabriel Ferrand, melalui karyanya yang berjudul <i>L‘Empire </i>(1922), juga dalam buku <i>The Golden Khersonese </i>(1961)
yang ditulis oleh Prof. Paul Wheatley. Kedua karya itu menyandarkan
data-datanya pada keterangan para pengelana dari Timur Tengah yang
melakukan perjalanan ke wilayah Asia Tenggara. Baik Gabriel Ferrand
maupun Paul Wheatley sama-sama menyepakati bahwa sejak abad ke-7 Masehi,
pelabuhan-pelabuhan besar di Asia Tenggara, termasuk di kawasan Selat
Malaka, telah ramai dikunjungi oleh kaum musafir dan para saudagar yang
berasal dari Asia Barat. Disebutkan juga bahwa pada setiap kota-kota
dagang tersebut telah terdapat fondasi-fondasi atau
permukiman-permukiman dari para pedagang Islam yang singgah dan menetap
di situ.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">H.
Mohammad Said, seorang jurnalis sekaligus penulis yang mendedikasikan
hidupnya untuk meneliti dan menerbitkan buku-buku hal ihwal Aceh,
termasuk tentang Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Aceh
Darussalam, cenderung menyimpulkan bahwa asal-muasal penamaan “Pasai”
berasal dari para pedagang Cina. Menurut Said, istilah “<i>Po Se” </i>yang
populer digunakan pada pertengahan abad ke-8 Masehi, seperti yang
terdapat dalam catatan-catatan dan laporan perjalanan pengelana dari
Cina, identik dan mirip sekali dengan penyebutan kata “Pase” atau
“Pasai” (Said, 1963:2004-205). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ada pula pendapat yang menyebut bahwa nama “Pasai” berasal dari kata “tapasai”,<i> </i>yang artinya “tepi laut”. Kata “tapa”<i> </i>masih banyak dijumpai dalam bahasa-bahasa Polinesia yang berarti “tepi”. Kata “sai”<i> </i>dapat dimaknai sebagai “laut”, yang juga termasuk dalam kosa kata Melayu-Polinesia atau Nusantara. Kata “Pasai”<i> </i>adalah sinonim dari kata “pantai”. Begitu pula kata “samudera”<i> </i>yang
juga berarti “tidak jauh dari laut”. Jadi, baik “Samudera” atau “Pasai”
mengandung arti yang kurang lebih sama, yaitu “negara yang terletak di
tepi laut” (Slamet Muljana, 2005:136).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Nama
Samudera dan Pasai sering disebut-sebut dalam berbagai sumber yang
berhasil ditemukan, baik sumber yang berasal dari luar maupun
sumber-sumber lokal. Sumber-sumber dari luar nusantara yang kerap
menyebut keberadaan wilayah yang bernama Samudera dan Pasai antara lain
adalah laporan atau catatan perjalanan para musafir asal Cina, Arab,
India, maupun Eropa, yang pernah singgah ke wilayah Samudera Pasai.
Catatan-catatan perjalanan tersebut seperti yang ditulis oleh Marco
Polo, Odorico, Ibnu Batutah, Tome Pires, serta berita-berita dari Cina.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sedangkan sumber dari dalam negeri salah satunya seperti yang termaktub dalam kitab <i>Negara Kertagama</i> karya Mpu Prapanca yang ditulis dalam kurun abad ke-13 sampai abad ke-14 Masehi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ibnu
Batutah, seorang pengembara muslim dari Maghribi, Maroko, misalnya,
dalam catatannya mengatakan bahwa ia sempat mengunjungi Pasai pada 1345
M. Ibnu Batutah, yang singgah di Pasai selama 15 hari, menggambarkan
Kesultanan Samudera Pasai sebagai “sebuah negeri yang hijau dengan kota
pelabuhannya yang besar dan indah.‘‘ Ibnu Batutah menceritakan, ketika
sampai di negeri Cina, ia melihat kapal Sultan Pasai di negeri itu.
Memang, sumber-sumber Cina ada yang menyebutkan bahwa utusan Pasai
secara rutin datang ke Cina untuk menyerahkan upeti. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Catatan
pada Dinasti Mongol di Cina menunjukkan beberapa kerajaan di Sumatra,
termasuk Kerajaan Samudera/Pasai, sempat menjalin relasi dengan Kerajaan
Mongol yang berada di bawah komando Kubhilai Khan. Kerajaan
Samudera/Pasai mulai mengadakan hubungan dengan Dinasti Mongol pada
1282. Kerajaan Samudera/Pasai menjalin hubungan dengan imperium besar di
Asia itu melalui perutusan Cina yang kembali dari India Selatan dan
singgah di Samudera Pasai. Peristiwa ini dianggap sebagai permulaan
kontak antara Samudera Pasai dengan Cina/Mongol (Muhammad Gade Ismail,
1997:23). </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Informasi
lain juga menyebutkan bahwa Sultan Samudera Pasai pernah mengirimkan
utusan ke Quilon, India Barat, pada 1282 M. Ini membuktikan bahwa
Kesultanan Pasai memiliki relasi yang cukup luas dengan
kerajaan-kerajaan lain di luar negeri. Selain itu, dalam catatan
perjalanan berjudul <i>Tuhfat Al-Nazha</i>, Ibnu Batutah menuturkan, pada masa itu Pasai telah menjelma sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pencatat
asal Portugis yang pernah menetap di Malaka pada kurun 1512-1515, Tomi
Pires, menyebutkan bahwa Pasai adalah kota terpenting pada masanya untuk
seluruh Sumatra, karena tidak ada tempat lain yang penting di pulau itu
kecuali Pasai. Nama kota tersebut oleh sebagian orang disebut sebagai
Samudera dan kemudian lekat dengan nama Samudera Pasai serta menjadi
simbol untuk menyebut Pulau Sumatra. Kota Pasai, menurut catatan Tomi
Pires, ditaksir berpenduduk tidak kurang dari 20.000 orang (Ismail,
1997:37). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Marco
Polo melaporkan, pada 1267 Masehi telah berdiri kerajaan Islam pertama
di kepulauan nusantara, yang tidak lain adalah Kesultanan Pasai. Marco
Polo berkunjung ke Pasai pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Salih,
tepatnya tahun 1292 Masehi, ketika kerajaan ini belum lama berdiri namun
sudah memperlihatkan potensi kemakmurannya. Marco Polo singgah ke
Samudera Pasai dalam rangkaian perjalanannya dari Tiongkok ke Persia.
Kala itu, Marco Polo ikut dalam rombongan dari Italia yang melawat ke
Sumatra sepulang menghadiri undangan dari Kubilai Khan, Raja Mongol,
yang juga menguasai wilayah Tiongkok. Marco Polo menyebutkan, penduduk
di Pasai pada waktu itu masih banyak yang belum memeluk agama (Islam),
namun komunitas orang-orang Arab —yang disebut Marco dengan nama <i>Saraceen</i>—
sudah cukup banyak dan berperan penting dalam upaya mengislamkan
penduduk Aceh. Marco Polo menyebut kawasan yang disinggahinya itu dengan
nama “Giava Minor” atau “Jawa Minor” (H. Mohammad Said, 1963:82-83).
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Selain
sumber-sumber tertulis dan catatan perjalanan dari kaum pengelana,
keterangan lain yang setidaknya dapat sedikit membantu dalam menguak
riwayat Kesultanan Samudera Pasai diperoleh dari sisa-sisa peradaban
yang ditinggalkan, seperti makam-makam kuno yang dibuat dari batu granit
atau pualam dan mata uang—bernama <i>Deureuham</i> atau Dirham— yang
ditemukan di Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh
Darussalam. Waktu wafatnya Sultan Malik As Salih, pendiri Kesultanan
Samudera Pasai, sendiri dapat diketahui dari tulisan yang tertera pada
sebuah nisan yang ditemukan di Blang Me, yakni tahun 697 Hijriah atau
bertepatan dengan tahun 1297 Masehi. Sedangkan kapan Malik Al Salih
dilahirkan belum ditemukan keterangan yang lebih jelas. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sumber-sumber
tentang asal-muasal Kesultanan Samudera Pasai versi sarjana-sarjana
Barat yang dirumuskan pada era pemerintahan kolonial Hindia Belanda
ternyata berbeda dengan apa yang diyakini tokoh-tokoh sejarawan dan
cendekiawan nasional pada masa setelah Indonesia merdeka. Dalam “Seminar
Sejarah Nasional” yang diselenggarakan di Medan, Sumatra Utara, tanggal
17-20 Maret 1963, maupun dalam seminar "Masuk dan Berkembangnya Islam
di Daerah Istimewa Aceh", yang digelar pada 10-16 Juli 1978 di Banda
Aceh, yang antara lain dihadiri oleh Prof Hamka, Prof A. Hasjmy, Prof
H. Aboe Bakar Atjeh, H. Mohammad Said, dan M.D. Mansoer, telah
dimunculkan perspektif yang berbeda dalam upaya menelisik riwayat
berdirinya Kesultanan Samudera Pasai. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Berdasarkan
sejumlah petunjuk dan sumber-sumber yang lebih baru, di antaranya dari
keterangan-keterangan para musafir Arab tentang Asia Tenggara serta dua
naskah lokal yang ditemukan di Aceh yakni "Idhahul Hak Fi Mamlakatil
Peureula" karya Abu Ishaq Al Makarany dan "Tawarich Raja-Raja Kerajaan
Aceh", para pakar sejarah nasional berkesimpulan bahwa Kerajaan Islam
Samudera Pasai sudah berdiri sejak abad ke-11, atau tepatnya tahun 433
Hijriah alias tahun 1042 dalam penanggalan Masehi (Sufi & Wibowo,
2005:52).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Mengenai
lokasi berdirinya Kesultanan Samudera Pasai, telah dilakukan juga
usaha-usaha penelitian dan penyelidikan, salah satunya upaya penggalian
yang dikerjakan oleh Dinas Purbakala Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Dari upaya penyelidikan ini diketahui
bahwa lokasi Kesultanan Samudera Pasai terletak di daerah bernama Pasai,
yakni yang sekarang berada di wilayah Kabupaten Aceh Utara, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Menurut
G.P. Rouffaer, salah seorang sarjana Belanda yang serius menyelidiki
tentang sejarah Kesultanan Samudera Pasai, mengatakan bahwa letak Pasai
mula-mula berada di sebelah kanan Sungai Pasai, sementara Samudera
terletak di sisi kiri sungai. Namun, lama-kelamaan, kedua tempat ini
terhimpun menjadi satu dan kemudian dijadikan tempat berdirinya sebuah
kerajaan besar, yakni Kesultanan Samudera Pasai (T. Ibrahim Alfian,
1973:21). </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">b. Samudera, Pasai, dan Pengaruh Mesir</span></i></b><br />
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Terdapat
beberapa pendapat berbeda yang merumuskan serta menafsirkan tentang
asal muasal berdirinya Kesultanan Samudera Pasai. Salah satunya adalah
pendapat yang mengatakan bahwa Kesultanan Samudera Pasai merupakan
kelanjutan dari riwayat kerajaan-kerajaan pra Islam yang telah eksis
sebelumnya. Dalam buku berjudul “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan
Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara”, Slamet Muljana menulis
bahwa Nazimuddin Al Kamil, Laksamana Laut dari Dinasti Fathimiah di
Mesir, berhasil menaklukkan sejumlah kerajaan Hindu/Buddha yang terdapat
di Aceh dan berhasil menguasai daerah subur yang dikenal dengan nama
Pasai. Nazimuddin Al-Kamil kemudian mendirikan sebuah kerajaan di muara
Sungai Pasai itu pada 1128 Masehi dengan nama Kerajaan Pasai. Alasan
Dinasti Fathimiah mendirikan pemerintahan di Pasai didasarkan atas
keinginan untuk menguasai perdagangan di wilayah pantai timur Sumatra
yang memang sangat ramai. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Untuk
memuluskan ambisi itu, Dinasti Fathimiah mengerahkan armada perangnya
demi merebut Kota Kambayat di Gujarat, membuka kota pelabuhan di Pasai,
dan menyerang daerah penghasil lada yakni Kampar Kanan dan Kampar Kiri
di Minangkabau. Dalam ekspedisi militer untuk merebut daerah di
Minangkabau itu, Nazimuddin Al-Kamil gugur dan jenazahnya dikuburkan di
Bangkinang, di tepi Sungai Kampar Kanan pada 1128 itu juga (Muljana,
2005:133). Pada 1168, Dinasti Fathimiah, yang berdiri sejak tahun 976
Masehi, dikalahkan oleh tentara Salahuddin yang menganut madzhab
Syafi‘i. Dengan runtuhnya Dinasti Fathimiah, maka hubungan Pasai dengan
Mesir otomatis terputus. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dalam
sumber yang sama disebutkan bahwa penerus Nazimuddin Al-Kamil sebagai
penguasa Kerajaan Samudera adalah Laksamana Kafrawi Al-Kamil, namun pada
1204 Masehi kekuasaan Kerajaan Pasai jatuh ke tangan Laksamana Johan
Jani dari Pulau We. Di bawah kendali Laksamana Johan Jani yang merupakan
peranakan India-Parsi, Kerajaan Pasai bertambah kuat dan sempat
menjelma menjadi negara maritim yang paling kuat di Nusantara (Muljana,
2005:114).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di
Mesir, muncul dinasti baru untuk menggantikan Dinasti Fathimiah.
Dinasti baru itu adalah Dinasti Mamaluk yang hidup dalam rentang waktu
dari tahun 1285 sampai dengan 1522. Seperti halnya pendahulunya, Dinasti
Mamaluk juga ingin menguasai perdagangan di Pasai. Pada tahun-tahun
awal berdirinya, Dinasti Mamaluk mengirim utusan ke Pasai, yakni seorang
pendakwah yang lama belajar agama Islam di tanah suci Mekkah bernama
Syaikh Ismail dan Fakir Muhammad, bekas ulama dari Pantai Barat India. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di
Pasai, kedua utusan ini bertemu dengan Marah Silu yang kala itu menjadi
anggota angkatan perang Kerajaan Pasai. Syaikh Ismail dan Fakir
Muhammad berhasil membujuk Marah Silu untuk memeluk agama Islam.
Selanjutnya, dengan bantuan Dinasti Mamaluk di Mesir, mereka mendirikan
Kerajaan Samudera sebagai tandingan bagi Kerajaan Pasai. Marah Silu
ditabalkan menjadi Sultan Kerajaan Samudera. Baik Kerajaan Samudera
maupun Kerajaan Pasai, keduanya berada di muara Sungai Pasai dan
menghadap ke arah Selat Malaka. </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">c. Riwayat Samudera Pasai dalam Hikayat</span></i></b><br />
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Versi
lain tentang riwayat muncul dan berkembangnya Kesultanan Samudera Pasai
diperoleh dari sejumlah hikayat yang mengisahkan eksistensi kerajaan
ini, terutama dalam <i>Hikayat Raja Pasai. </i>Menurut pengisahan yang terdapat dalam <i>Hikayat Raja Pasai, </i>kerajaan
yang dipimpin oleh Sultan Malik Al Salih mula-mula bernama Kerajaan
Samudera. Adapun Kerajaan Pasai adalah satu pemerintahan baru yang
menyusul kemudian dan mengiringi eksistensi Kerajaan Samudera. Asal mula
pemberian nama kedua kerajaan ini terdapat cerita yang
melatarbelakanginya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dalam <i>Hikayat Raja Pasai </i>dikisahkan,
munculnya nama Kerajaan Samudera bermula ketika Marah Silu sedang
berjalan-jalan bersama anjing kesayangannya yang bernama Pasai. Ketika
mereka tiba di suatu tanah tinggi, anjing milik Marah Silu tiba-tiba
menyalak keras karena bertemu dengan seekor semut merah yang berukuran
besar. Marah Silu kemudian menangkap semut raksasa tersebut dan lantas
memakannya. Dari sini timbul ilhamnya untuk menamakan kerajaan yang baru
didirikannya dengan nama Kerajaan Samudera yang dalam bahasa asalnya
bisa diartikan sebagai “semut merah yang besar”. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sedangkan
mengenai asal mula Kerajaan Pasai, hikayat yang sama mencatat, pada
suatu hari, Marah Silu yang kala itu sudah bergelar Sultan Malik Al
Salih setelah memimpin Kerajaan Samudera, bersama para pengawalnya
sedang melakukan kegiatan perburuan di mana anjing sultan yang bernama
Pasai itu pun ikut serta. Terjadi suatu kejadian yang aneh ketika Pasai
dilepaskan ke dalam hutan dan bertemu dengan seekor pelanduk, kedua
binatang berbeda spesies itu saling bercakap-cakap dengan akrabnya.
Ketika Sultan Malik Al Salih hendak menangkapnya, pelanduk tersebut lari
ke pelukan anjing Sultan yang bernama Pasai itu. Dalam keheranannya,
Sultan Malik Al Salih kemudian berpikiran untuk membangun sebuah negeri
di tempat itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Setelah
negeri tersebut berdiri, oleh Sultan Malik Al Salih diberi nama Pasai,
seperti nama anjing kesayangannya yang menjadi inspirasi dibangunnya
negeri baru tersebut. Anjing itu sendiri kemudian mati di negeri baru
tersebut. Sebagai wakil Sultan Malik Al Salih yang tetap bersemayam di
Kerajaan Samudera, maka dititahkanlah putra Sultan yang bernama Muhammad
Malikul Zahir untuk memimpin Kerajaan Pasai (Russel Jones [ed.],
1999:23). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Meskipun cukup banyak peneliti yang menyandarkan <i>Hikayat Raja Pasai </i>sebagai
landasan sumber informasi untuk menguak sejarah dan asal-usul
Kesultanan Samudera Pasai, namun tidak sedikit pula yang meragukan
kebenarannya. Hal ini disebabkan karena hikayat bukanlah suatu rangkaian
catatan sejarah murni, melainkan banyak yang disisipi dengan
cerita-cerita yang belum tentu benar-benar terjadi, malah tidak jarang
kisah-kisah itu berupa mitos yang sukar diterima logika, sebagai
legitimasi pemerintahan kerajaan yang ada pada masa itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Keraguan atas kebenaran yang terdapat dalam <i>Hikayat Raja Pasai </i>tersebut antara lain seperti yang dikemukakan oleh A.D. Hill yang menyatakan bahwa dari teks <i>Hikayat Raja Pasai </i>ternyata hanya sepertiga bagian awal saja. Demikian pula dengan Teuku Ibrahim Alfian yang karena kecewa terhadap <i>Hikayat Raja Pasai </i>dalam
menyebutkan data sejarah, maka ia terpaksa mengambil informasi dari
sumber-sumber lain. Bahkan, Snouck Hugronje pernah menyebut bahwa <i>Hikayat Raja Pasai</i> adalah “a chlidren fairy story”. Pernyataan pedas Hugronje ini tampaknya merupakan suatu puncak kefatalan <i>Hikayat Raja Pasai </i>sebagai
sumber informasi terhadap sejarah. Data tersebut menujukkan bahwa
selama ini karya-karya tulis tersebut telah dilihat dalam dimensi
pragmatis lewat kajian historis atau pun filologis (Siti Chamamah
Soeratno, 2002:36).</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">d. Perjalanan Eksistensi Samudera Pasai </span></i></b><br />
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sebelum
memeluk agama Islam, nama asli Malik Al Salih adalah Marah Silu atau
Meurah Silo. “Meurah” adalah panggilan kehormatan untuk orang yang
ditinggikan derajatnya, sementara “Silo” dapat dimaknai sebagai silau
atau gemerlap. Marah Silu adalah keturunan dari Suku Imam Empat atau
yang sering disebut dengan Sukee Imuem Peuet, yakni sebutan untuk
keturunan empat Maharaja/Meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer
(Champa) yang merupakan pendiri pertama kerajaan-kerajaan di Aceh
sebelum masuk dan berkembangnya agama Islam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Leluhur
yang mendirikan kerajaan-kerajaan Hindu/Buddha di Aceh tersebut di
antaranya adalah Maharaja Syahir Po-He-La yang membangun Kerajaan
Peureulak (Po-He-La) di Aceh Timur, Syahir Tanwi yang mengibarkan
bendera Kerajaan Jeumpa (Champa) di Peusangan (Bireuen), Syahir Poli
(Pau-Ling) yang menegakkan panji-panji Kerajaan Sama Indra di Pidie,
serta Syahir Nuwi sebagai pencetus berdirinya Kerajaan Indra Purba di
Banda Aceh dan Aceh Besar. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dalam <i>Hikayat Raja Pasai </i>diceritakan
bahwa Marah Silu berayahkan Marah Gadjah dan ibunya adalah Putri
Betung. Marah Silu memiliki seorang saudara laki-laki bernama Marah Sum.
Sepeninggal orang tuanya, dua bersaudara ini meninggalkan kediamannya
dan mulai hidup mengembara. Marah Sum kemudian menjadi penguasa di
wilayah Bieruen, sedangkan Marah Silu membuka tanah di hulu Sungai
Peusangan yang terletak tidak jauh dari muara Sungai Pasai hingga
akhirnya ia menjadi pemegang tahta Kerajaan Samudera.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, Marah Silu alias Sultan Malik Al
Salih memeluk Islam atas bujukan utusan Dinasti Mamaluk dari Mesir,
yakni Syaikh Ismail dan Fakir Muhammad. Keislaman Marah Silu ditegaskan
kembali dalam <i>Hikayat Raja Pasai </i>dengan memberikan catatan bahwa
Nabi Muhammad telah menyebutkan nama Kerajaan Samudera dan juga agar
penduduk di kerajaan tersebut diislamkan oleh salah seorang sahabat
Nabi, dalam hal ini yang dimaksud adalah Syaikh Ismail. Dengan adanya
catatan dari hikayat ini, bukan tidak mungkin ajaran agama Islam sudah
masuk ke wilayah Aceh tidak lama setelah Nabi Muhammad wafat, yakni pada
sekitar abad pertama tahun Hijriah, atau sekitar abad ke-7 atau ke-8
tahun Masehi. Dapat diperkirakan pula bahwa agama Islam yang masuk ke
Aceh dibawa langsung dari Mekkah (Sufi & Wibowo, 2005:58-59). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Data-data tentang Islam di Pasai menurut <i>Hikayat Raja Pasai</i> menunjukkan bahwa Pasai adalah tempat pertama kali yang diislamkan. Tampaknya, demikian seperti yang ditulis dalam <i>Hikayat Raja Pasai</i>,
Nabi Muhammad (Rasulullah) pulalah yang membawa Islam ke
Samudera/Pasai, ialah dalam tatap muka di kala tidur antara Marah Silu
dengan Rasulullah. Nabi Muhammad pula yang mensyahdatkan dan membuat
Marah Silu dapat membaca Alquran sebanyak 30 juz, yakni sesudah
Rasulullah meludahi mulut Marah Silu. Rasulullah pula yang membuat Marah
Silu telah berkhitan. Islamisasi lewat peran langsung Rasulullah
kiranya menunjukkan proses yang esensial bagi Pasai. Dalam proses inilah
Marah Silu tinggal dinobatkan sehingga proses Islamisasi dapat berjalan
dengan lancar (Chamamah, 2002:40).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ketika
Malik Al Salih dinobatkan sebagai Sultan Kerajaan Samudera pertama,
upacara penobatan dilakukan dengan gaya Arab di mana Malik Al Salih
dinobatkan dengan mengenakan pakaian kerajaan anugerah dari Mekkah. Ini
berarti, penobatan dilakukan secara Arab, bukan dengan cara India.
Artinya lagi, Malik Al Salih kemungkinan besar sudah memeluk agama Islam
pada saat dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Samudera. Setelah upacara
penobatan, sekalian hulubalang dan rakyat serta-merta menjunjung dan
menyembah sultan baru mereka dengan menyerukan: “Daulat Dirgahayu Syah
Alam Zilluilahi fil-alam”. Penyebutan gelar kehormatan kepada raja
tersebut juga sangat lekat dengan nama Arab. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dalam
rangkaian upacara yang sama, juga telah ditetapkan dua Orang Besar,
sebagai penasehat Sultan, yakni Tun Sri Kaya dan Tun Sri Baba Kaya.
Aroma Islam semakin terasa ketika kedua Orang Besar ini kemudian diberi
gelar berkesan Arab, masing-masing dengan nama Sayid Ali Khiatuddin
untuk Tun Sri Kaya dan Sayid Asmayuddin untuk Tun Sri Baba Kaya (Said,
1963:85).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan
Malik Al Salih menikah dengan Putri Ganggang Sari, keturunan Sultan
Aladdin Muhammad Amin bin Abdul Kadi dari Kerajaan Perlak. Dari
perkawinan ini, Sultan Malik Al Salih dikaruniai dua orang putra, yaitu
Muhammad dan Abdullah. Kelak, Muhammad dipercaya untuk memimpin Kerajaan
Pasai, bergelar Sultan Muhammad Malikul Zahir (Sultan Malik Al Tahir),
berdampingan dengan ayahandanya yang masih tegap memimpin Kerajaan
Samudera. Putra kedua Sultan Malik Al Salih, Abdullah, memilih keluar
dari keluarga besar Kerajaan Samudera dan Pasai, dengan mendirikan
pemerintahan sendiri Kesultanan Aru Barumun pada 1295.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di
bawah pimpinan Sultan Muhammad Malikul Zahir, Kerajaan Pasai mengalami
masa kejayaan. Ibnu Batutah merekam masa-masa keemasan yang dicapai
Kerajaan Pasai pada era pemerintahan Sultan Muhammad Malikul Zahir ini.
Ibnu Batutah mencatat bahwa tanah-tanah di wilayah Kerajaan Pasai begitu
subur. Aktivitas perdagangan dan bisnis di kerajaan itu sudah cukup
maju, dibuktikan dengan sudah digunakannya mata uang, termasuk mata uang
yang terbuat dari emas, sebagai alat transaksi dalam kehidupan ekonomi
warga Kerajaan Pasai. Selain menjalin kongsi dengan negara-negara dari
luar Nusantara, hubungan dagang dengan pedagang-pedagang dari Pulau Jawa
pun begitu baik. Bahkan, para saudagar Jawa mendapat perlakuan yang
istimewa karena mereka tidak dipungut pajak. Biasanya, kaum pedagang
dari Jawa menukar beras dengan lada. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ibnu
Batutah mengisahkan, setelah berlayar selama 25 hari dari Barhnakar
(sekarang masuk wilayah Myanmar), ia mendarat di sebuah tempat yang
sangat subur. Ibnu Batutah tidak bisa menutupi rasa kagumnya begitu
berkeliling kota pusat Kerajaan Pasai. Ia begitu takjub melihat sebuah
kota besar yang sangat elok dengan dikelilingi dinding yang megah. Ibnu
Batutah mencatat bahwa ia harus berjalan sekitar empat mil dengan naik
kuda dari pelabuhan yang disebutnya <i>Sahra </i>untuk sampai ke pusat
kota. Pusat pemerintahan kota itu cukup besar dan indah serta dilengkapi
dengan menara-menari yang terbuat dari kayu-kayuan kokoh. Di pusat kota
ini, tulis Ibnu Batutah, terdapat tempat tinggal para penguasa dan
bangsawan kerajaan. Bangunan yang terpenting ialah Istana Sultan dan
masjid (Ismail, 1997:37). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di
dalam pagar yang mengelilingi kota, terdapat tempat tinggal para
penguasa dan bangsawan kerajaan yang dilindungi oleh rakyat di luar
pagar. Semua kehidupan komersial di kota, para pendatang baru dari desa,
orang-orang asing, para pengrajin, dan segala aktivitas urban lainnya
ditempatkan di luar pagar di sekeliling pusat kota. Orang-orang asing
seringkali tidak diizinkan menetap dalam jarak tertentu dari Istana
Sultan, bahkan adakalanya mereka harus tinggal di luar kota. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Apabila
penjelasan dari Ibnu Batutah ini dianggap benar, maka dapatlah
dikatakan bahwa Kota Pasai sebagai pusat pemerintahan sultan-sultan yang
berkuasa di Pasai, pada tengah-tengah areal terdapat suatu daerah inti
yang ditempati oleh Istana Sultan. Istana tersebut memiliki pagar yang
berfungsi sebagai batas yang membedakan kawasan Istana Sultan dengan
kawasan pasar di mana aktivitas perdagangan dan kegiatan lainnya
berlangsung. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Masih
menurut catatan Ibnu Batutah, Sultan Muhammad Malikul Zahir merupakan
sosok pemimpin yang memiliki gairah belajar yang tinggi dalam menuntut
ilmu-ilmu Islam. Batutah juga mencatat, pusat studi Islam yang dibangun
di lingkungan kerajaan menjadi tempat diskusi antara ulama dan elit
kerajaan. Ibnu Batutah bahkan memasukkan nama Sultan Muhammad Malikul
Zahir sebagai salah satu dari tujuh raja di dunia yang memiliki
kelebihan luar biasa. Ketujuh raja yang memiliki kemampuan luar biasa
menurut Ibnu Batutah antara lain Raja Melayu Sultan Muhammad Malikul
Zahir yang dinilainya berilmu pengetahuan luas dan mendalam, Raja Romawi
yang sangat pemaaf, Raja Iraq yang berbudi bahasa, Raja Hindustani yang
sangat ramah, Raja Yaman yang berakhlak mulia, Raja Turki yang gagah
perkasa, serta Raja Turkistan yang bijaksana.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesan
Ibnu Batutah terhadap sosok Sultan Muhammad Malikul Zahir memang begitu
mendalam. Sebagai raja, Sultan Muhammad Malikul Zahir merupakan orang
yang sangat saleh, pemurah, rendah hati, dan mempunyai perhatian
terhadap fakir miskin. Meskipun ia telah menaklukkan banyak kerajaan,
Sultan Muhammad Malikul Zahir tidak pernah bersikap jumawa. Sultan ini,
kata Batutah, adalah seorang pemimpin yang sangat mengedepankan hukum
Islam. “Pribadinya sangat rendah hati. Ia berangkat ke masjid untuk
shalat Jumat dengan berjalan kaki. Selesai shalat, Sultan dan rombongan
biasa berkeliling kota untuk melihat keadaan rakyatnya,” begitu Ibnu
Batutah menggambarkan sosok Sultan Muhammad Malikul Zahir. Kerendahan
hati sang Sultan tersebut salah satunya ditunjukkan saat menyambut
rombongan Ibnu Batutah (<i>Republika</i>, 21 Mei 2008).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di
masa keemasannya, Kerajaan Pasai dan Kerajaan Samudera menjelma menjadi
pusat perdagangan internasional. Kerajaan pelabuhan Islam itu begitu
ramai dikunjungi para pedagang dan saudagar dari berbagai benua seperti,
Asia, Afrika, Cina, dan Eropa. Wilayah di mana Kerajaan Samudera dan
Pasai berdiri, yakni di kawasan Selat Malaka, memang merupakan bandar
niaga yang sangat strategis. Pada saat itu, kawasan Selat Malaka
merupakan jalur perdagangan laut yang sering menjadi lokasi transaksi
dan disinggahi para saudagar dari berbagai penjuru bumi, seperti dari
Siam (Thailand), Cina, India, Arab, hingga Persia (Iran).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di
samping sebagai pusat perdagangan, Kesultanan Samudera Pasai juga
merupakan pusat perkembangan agama Islam dan muncul sebagai pemerintahan
pertama di Nusantara yang menganut ajaran Islam. Kejayaan Kesultanan
Samudera dan Kesultanan Pasai yang berlokasi di daerah Samudera Geudong,
Aceh Utara, diawali dengan penyatuan sejumlah kerajaan kecil di daerah
Perlak, seperti Rimba Jreum dan Seumerlang. Dalam kurun abad ke-13
hingga awal abad ke-16, Pasai merupakan wilayah penghasil rempah-rempah
terkemuka di dunia, dengan lada sebagai salah satu komoditas andalannya.
Setiap tahunnya, Pasai mampu mengekspor lada dengan produksi yang cukup
besar. Tak cuma itu, Pasai pun merupakan produsen komoditas lainnya
seperti sutra, kapur barus, dan emas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan
Muhammad Malikul Zahir mempunyai dua orang putra, yaitu Malikul Mahmud
dan Malikul Mansur. Ketika Sultan Muhammad Malikul Zahir pada akhirnya
meninggal dunia karena sakit, tampuk kepemimpinan Kerajaan Pasai untuk
sementara diserahkan Sultan Malik Al Salih, yang juga memimpin Kerajaan
Samudera, karena kedua putra Sultan Muhammad Malikul Zahir masih berusia
sangat belia. Oleh Sultan Malik Al Salih, kedua cucunya itu diserahkan
kepada tokoh-tokoh yang piawai supaya mereka dapat dengan baik memimpin
kerajaan pada suatu saat nanti. Malikul Mahmud diserahkan kepada Sayid
Ali Ghiatuddin, sementara Malikul Mansur dididik oleh Sayid
Semayamuddin. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ketika
kedua pangeran ini beranjak dewasa dan dirasa sudah siap memimpin
pemerintahan, maka Sultan Malik Al Salih pun mengundurkan diri dari
singgasananya yang meliputi dua kerajaan, yakni Kerajaan Samudera dan
Kerajaan Pasai. Sebagai gantinya, sesuai dengan kesepakatan Orang-Orang
Besar, diangkatlah Malikul Mahmud menjadi Sultan Kerajaan Pasai,
sementara Malikul Mansur sebagai Sultan Kerajaan Samudera. Namun,
keharmonisan kedua sultan kakak-beradik ini tidak berlangsung lama
karena terjadi perseteruan di antara mereka. Penyebabnya adalah ulah
Sultan Mansur yang ternyata menggilai salah seorang istri Sultan Mahmud
yang tidak lain adalah abang kandungnya sendiri. Pada akhirnya, Sultan
Mansur ditangkap dan diusir dari kerajaannya hingga kemudian meninggal
dunia dalam perjalanan. Jadilah Sultan Malikul Mahmud menguasai
singgasana Kerajaan Samudera dan Kerajaan Pasai hingga digabungkanlah
kedua kerajaan itu menjadi Kesultanan Samudera Pasai. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sejak
tahun 1346, kepemimpinan Kesultanan Samudera Pasai di bawah rezim
Sultan Malikul Mahmud digantikan oleh anaknya yang bernama Ahmad
Permadala Permala. Setelah dinobatkan sebagai penguasa Kesultanan
Samudera Pasai, ia kemudian dianugerahi gelar kehormatan dengan nama
Sultan Ahmad Malik Az-Zahir. Dalam <i>Hikayat Raja Pasai </i>dikisahkan,
Sultan Ahmad Malik Az-Zahir dikaruniai lima orang anak, tiga orang di
antaranya laki-laki sementara dua sisanya adalah anak perempuan. Tiga
putra Sultan Ahmad Malik Az-Zahir masing-masing bernama Tun Beraim Bapa,
Tun Abdul Jalil, serta Tun Abdul Fadil. Sedangkan dua anak perempuannya
diberi nama Tun Medam Peria dan Tun Takiah Dara.</span><span lang="IN"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sempat
terjadi hal yang sungguh memalukan dalam perjalanan kepemimpinan Sultan
Ahmad Malik Az-Zahir yang pada akhirnya memang lekat dengan citra
sebagai pemimpin yang buruk. Menurut <i>Hikayat Raja Pasai</i>, Sang
Sultan ternyata menaruh berahi terhadap kedua anak perempuannya sendiri,
yaitu Tun Medan Peria dan Tun Takiah Dara. Sikap yang keterlaluan dari
Sultan Ahmad Malik Az-Zahir ini tentu saja menimbulkan kemurkaan dari
banyak pihak, termasuk Tun Beraim Bapa yang tidak lain adalah putra
sulung Sultan Ahmad Malik Az-Zahir. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Tun
Beraim Bapa sekuat tenaga melindungi kedua saudara perempuannya dari
kebuasan Sultan Ahmad Malik Az-Zahir dengan melarikan mereka untuk
diamankan di suatu tempat. Merasa ditentang oleh anaknya sendiri, Sultan
Ahmad Malik Az-Zahir naik pitam dan kemudian memerintahkan pengawalnya
untuk membunuh Tun Beraim Bapa. Pangeran yang seharusnya menjadi putra
mahkota ini akhirnya tewas setelah memakan racun yang diberikan utusan
sang ayah (Jones [ed.], 1999:35-56). Tidak lama kemudian, kedua saudara
perempuan Tun Beraim Bapa pun menyusul abangnya dengan memakan racun
yang sama. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Keganasan
Sultan Ahmad Malik Az-Zahir belum berhenti sampai di situ. Sang Sultan
kembali berulah biadab ketika mendengar kabar bahwa ada seorang putri
dari Kerajaan Majapahit, Radin Galuh Gemerencang, jatuh cinta kepada
putra kedua Sultan Ahmad Malik Az-Zahir, yakni Tun Abdul Jalil. Sultan
Ahmad Malik Az-Zahir merasa terhina karena ia sendiri juga menaruh hati
pada kecantikan putri Raja Majapahit tersebut. Maka kemudian, seperti
yang termaktub dalam <i>Hikayat Raja Pasai, </i>Sultan Ahmad Malik
Az-Zahir kembali memberikan mandat kepada anak buahnya untuk menghabisi
nyawa Tun Abdul Jalil dan ketika rencana itu berhasil, mayat Tun Abdul
Jalil ditenggelamkan ke laut. Sementara itu, oleh sebab rasa cinta yang
tidak tertahankan, Radin Galuh Gemerencang bertekad pergi ke Pasai
bersama para pengawalnya untuk menemui Tun Abdul Jalil. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sesampainya
di Pasai, rombongan dari Majapahit itu mendapat kabar bahwa pujaan hati
Radin Galuh Gemerencang sudah tewas, dibunuh oleh ayahnya sendiri. Sang
Putri tidak kuasa menahan sedih dan kemudian menenggelamkan diri ke
dalam laut di mana jenazah Tun Abdul Jalil telah dibenamkan sebelumnya.
Sisa rombongan pengawal yang mengiringi Radin Galuh Gemerencang segera
kembali ke Jawa dan melapor kepada Raja Majapahit tentang kejadian
tragis tersebut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sang
Raja tentu saja murka mendengar kematian putrinya serta kebiadaban
Sultan Pasai itu, dan kemudian segera menitahkan kepada bala tentara
Majapahit untuk bersiap menyerang Kerajaan Pasai. Meski sempat
memberikan perlawanan, ternyata armada perang Kerajaan Majapahit lebih
unggul dan berhasil menduduki Pasai. Karena semakin terdesak, Sultan
Ahmad Malik Az-Zahir melarikan diri ke suatu tempat bernama Menduga,
yang terletak kira-kira lima belas hari perjalanan dari Negeri Pasai. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sementara
itu, seusai meraih kemenangan gemilang dengan menaklukkan Pasai,
pasukan perang Majapahit mulai bersiap untuk kembali ke Jawa setelah
sebelumnya mengambil harta rampasan dan tawanan perang dari Pasai. Dalam
perjalanan menuju Jawa, laskar tentara Majapahit terlebih dahulu
singgah di Palembang dan Jambi untuk menaklukkan kedua negeri itu,
sekaligus membawa barang jarahan yang semakin banyak. Demikianlah kisah
penaklukan oleh Kerajaan Majapahit terhadap Kerajaan Pasai seperti yang
dikisahkan dalam kitab <i>Hikayat Raja Pasai </i>(Jones [ed.], 1999:57-65). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dalam
silsilah para penguasa yang memimpin Kesultanan Samudera Pasai,
ternyata terdapat sultan perempuan yang pernah bertahta di kerajaan
besar tersebut. Sultanah Nahrasiyah (Nahrisyyah) Malikul Zahir bertahta
dari tahun 1420 hingga 1428 atau kurang lebih delapan tahun lamanya.
Sultanah Nahrasiyah memiliki penasehat bernama Ariya Bakooy dengan gelar
Maharaja Bakooy Ahmad Permala. Ariya Bakooy sebenarnya merupakan sosok
kontroversial. Ia pernah diperingatkan kaum ulama agar tidak mengawini
puterinya sendiri namun peringatan itu ditentangnya. Bahkan, Ariya
Bakooy kemudian malah membunuh 40 ulama. Ariya Bakooy akhirnya tewas di
tangan Malik Musthofa yang bergelar Pocut Cindan Simpul Alam, yang tidak
lain adalah suami Sultanah Nahrasiyah, dengan bantuan Sultan Mahmud
Alaiddin Johan Syah dari Kerajaan Aceh Darussalam (1409-1465). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultanah
Nahrasiyah merupakan seorang perempuan muslimah yang berjiwa besar. Hal
ini dibuktikan dengan hiasan makamnya yang sangat istimewa. Pada
nisannya, tertulis nukilan huruf Arab terjemahannya berbunyi: ”Inilah
kubur wanita yang bercahaya yang suci ratu yang terhormat, almarhum yang
diampunkan dosanya, Nahrasiyah, putri Sultan Zainal Abidin, putra
Sultan Ahmad, putra Sultan Muhammad, putra Sultan Mailkus Salih. Kepada
mereka itu dicurahkan rahmat dan diampunkan dosanya. Mangkat dengan
rahmat Allah pada hari Senin, 17 Zulhijjah 832.” (Pocut Haslinda Hamid
Azwar, <i>www.modusaceh-news.com</i>, 2009).</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></i></b><br />
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">e. Keruntuhan dan Peninggalan Peradaban Samudera Pasai </span></i></b><br />
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kejayaan
Kesultanan Samudera Pasai mulai mengalami ancaman dari peradaban
terbesar di Jawa waktu itu, yakni dari Kerajaan Majapahit dengan Gadjah
Mada sebagai mahapatihnya yang paling legendaris. Gadjah Mada diangkat
sebagai patih di Kahuripan pada periode 1319-1321 Masehi oleh Raja
Majapahit yang kala itu dijabat oleh Jayanegara. Pada 1331, Gadjah Mada
naik pangkat menjadi Mahapatih ketika Majapahit dipimpin oleh Ratu
Tribuana Tunggadewi. Ketika pelantikan Gadjah Mada menjadi Mahapatih
Majapahit inilah keluar ucapannya yang disebut dengan Sumpah Palapa,
yaitu bahwa Gadjah Mada tidak akan menikmati buah palapa sebelum seluruh
Nusantara berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Mahapatih
Gadjah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar tentang kebesaran
Kesultanan Samudera Pasai di seberang lautan sana. Majapahit khawatir
akan pesatnya kemajuan Kesultanan Samudera Pasai. Oleh karena itu
kemudian Gadjah Mada mempersiapkan rencana penyerangan Majapahit untuk
menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang serangan tentara
Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap kerajaan Islam
Samudera Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh. Ekspedisi
Pamalayu armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih
Gadjah Mada memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa tahapan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Serangan
awal yang dilakukan Majapahit di perbatasan Perlak mengalami kegagalan
karena lokasi itu dikawal ketat oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai.
Namun, Gadjah Mada tidak membatalkan serangannya. Ia mundur ke laut dan
mencari tempat lapang di pantai timur yang tidak terjaga. Di Sungai
Gajah, Gadjah Mada mendaratkan pasukannya dan mendirikan benteng di atas
bukit, yang hingga sekarang dikenal dengan nama Bukit Meutan atau Bukit
Gadjah Mada (Muljana, 2005:140). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Selanjutnya,
Gadjah Mada menjalankan siasat serangan dua jurusan, yaitu dari jurusan
laut dan jurusan darat. Serangan lewat laut dilancarkan terhadap
pesisir di Lhokseumawe dan Jambu Air. Sedangkan penyerbuan melalui jalan
darat dilakukan lewat Paya Gajah yang terletak di antara Perlak dan
Pedawa. Serangan dari darat tersebut ternyata mengalami kegagalan karena
dihadang oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Sementara serangan
yang dilakukan lewat jalur laut justru dapat mencapai istana.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Selain
alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera Pasai dipicu juga
karena faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dan kemakmuran
rakyat Kesultanan Samudera Pasai telah membuat Gadjah Mada berkeinginan
untuk dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi Majapahit dalam rangka
menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali dan
Kesultanan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum akhirnya
perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit
di Selat Malaka. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Hingga
menjelang abad ke-16, Samudera Pasai masih dapat mempertahankan
peranannya sebagai bandar yang mempunyai kegiatan perdagangan dengan
luar negeri. Para ahli sejarah yang menumpahkan minatnya pada
perkembangan ekonomi mencatat bahwa Pasai pernah menempati kedudukan
sebagai sentrum kegiatan dagang internasional di nusantara semenjak
peranan Kedah berhasil dipatahkan (Said, 1963:125). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Namun
kemudian, peranan Pasai yang sebelumnya sangat penting dalam arus
perdagangan di kawasan Asia Tenggara dan dunia mengalami kemerosotan
dengan munculnya bandar perdagangan Malaka di Semenanjung Melayu
(Ismail, 1997:24). Bandar Malaka segera menjadi primadona dalam bidang
perdagangan dan mulai menggeser kedudukan Pasai. Tidak lama setelah
Malaka dibangun, kota itu dalam waktu yang singkat segera dibanjiri
perantau-perantau dari Jawa. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Akibat
kemajuan pesat yang diperoleh Malaka tersebut, posisi dan peranan Pasai
kian lama semakin tersudut, nyaris seluruh kegiatan perniagaannya
menjadi kendor dan akhirnya benar-benar patah di tangan Malaka sejak
tahun 1450. Apalagi ditambah kedatangan Portugis yang berambisi
menguasai perdagangan di Semenanjung Melayu. Orang-orang Portugis yang
pada 1521 berhasil menduduki Kesultanan Samudera Pasai (Rusdi Sufi,
2004:57) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Tidak
hanya itu, Kesultanan Samudera Pasai semakin lemah ketika di Aceh
berdiri satu lagi kerajaan yang mulai merintis menjadi sebuah peradaban
yang besar dan maju. Pemerintahan baru tersebut yakni Kerajaan Aceh
Darussalam yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh
Darussalam sendiri dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan yang
pernah ada di Aceh pada masa pra Islam, seperti Kerajaan Indra Purba,
Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura. Pada
1524, Kerajaan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat
Syah menyerang Kesultanan Samudera Pasai. Akibatnya, pamor kebesaran
Kerajaan Samudera Pasai semakin meredup sebelum benar-benar runtuh.
Sejak saat itu, Kesultanan Samudera Pasai berada di bawah kendali kuasa
Kesultanan Aceh Darussalam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Jejak-jejak
peninggalan peradaban Kesultanan Samudera Pasai yang berhasil
ditemukan, pada 1913 dan 1915 oleh seorang ilmuwan Belanda bernama J.J.
de Vink, yang berinisiatif mengadakan inventarisasi di bekas peninggalan
Samudera Pasai. Selanjutnya, pada 1937 telah dilakukan upaya pemugaran
pada beberapa makam sultan-sultan Samudera Pasai oleh pemerintah
kolonial Hindia Belanda. Kemudian, tahun 1972, 1973, serta tahun 1976
peninggalan Kesultanan Samudera Pasai yang ditemukan di Kecamatan
Samudera Geudong, Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, telah
diinventarisasi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Perkembangan
terbaru, dalam tahun 2009 telah ditemukan beberapa peninggalan yang
terkait dengan sejarah Kesultanan Samudera Pasai. Pada bulan Maret 2009,
Tim Peneliti Sejarah Kebudayaan Islam memberitahukan bahwa mereka telah
menemukan makam Al Wazir Al Afdal, yang pernah menjabat sebagai Perdana
Menteri Kesultanan Samudera Pasai. Makam itu berlokasi di Desa Teupin
Ara, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Al
Wazir Al Afdhal diketahui pernah menjabat sebagai perdana menteri pada
masa pemerintahan rezim Samudera Pasai yang terakhir, Sultan Zain Al
Abidin atau yang sering dikenal juga dengan nama Sultan Zainal Abidin,
yang memerintah selama dua periode, yakni pada kurun 1477-1500 dan
1513-1524. Dari penemuan itu diperoleh keterangan bahwa Al Wazir Al
Afdal wafat tanggal 7 bulan Zulkaedah tahun 923 H atau 1518 M. Di tahun
yang sama, Sultan Zainal Abidin pun wafat. Pada nisan makam Al Wazir Al
Afdal, terdapat syair yang menjelaskan tentang kezuhudan bahwa dunia ini
fana, tak ubahnya seperti sarang yang dirajut laba-laba. Syair tersebut
sama dengan yang tertulis pada makam Sultan Malik Al Salih yang
mengungkapkan tenggelamnya peradaban Samudera Pasai (<i>www.indowarta.com</i>, 25 Maret 2009).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pada
kesempatan yang sama, Tim Peneliti Sejarah Kebudayaan Islam juga
menyatakan telah menemukan sebuah stempel atau cap yang diperkirakan
berusia 683 tahun. Stempel kerajaan yang ditengarai milik Sultan
Muhammad Malikul Zahir, sultan kedua Samudera Pasai, ini ditemukan tidak
jauh dari makam Abdullah bin Muhammad, di Desa Kuta Krueng, Kecamatan
Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Abdullah bin Muhammad (wafat 816 H/1414
M) sendiri adalah salah seorang keturunan Khalifah Abbasiyah,
Al-Mustanshir Billah, yang bergelar Shadr Al Akabir (pemuka para
pembesar) di Kesultanan Samudera Pasai pada waktu itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Stempel
yang ditemukan telah patah pada bagian gagangnya tersebut berukuran 2×1
centimeter, dan tampaknya terbuat dari bahan sejenis tanduk hewan. Dari
lokasi ditemukannya di Kuta Krueng, diperkirakan cap ini telah
digunakan sampai dengan masa pemerintahan pemimpin terakhir Samudera
Pasai, Sultan Zainal Abidin (<i>www.acehlong.com</i>, 17 Maret 2009).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Selanjutnya,
pada Juni 2009, tim peneliti dari Yayasan Waqaf Nurul Islam (YWNI)
Lhokseumawe mengumumkan bahwa mereka telah menemukan makam yang diyakini
sebagai tempat persemayaman terakhir Raja Kanayan, seorang panglima
perang pada pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin. Makam Raja Kanayan
ditemukan di Desa Meunasah Ujoung Blang Me, Kecamatan Samudera,
Kabupaten Aceh Utara. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa Raja
Kanayan wafat pada hari Jum‘at, tanggal 3 Sya‘ban 872 H atau 1468
Masehi. Dengan demikian, Raja Kanayan telah hidup pada masa pemerintahan
beberapa rezim Kesultanan Samudera Pasai dan meninggal dunia pada masa
Sultan Zainal Abidin. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Selain
makam Raja Kanayan, ditemukan pula beberapa makam lainnya. Bahkan, tim
peneliti memprediksi masih ada nisan-nisan lain yang amblas ke dalam
tanah di kompleks makam yang terletak tidak jauh dari tepi Sungai Pasai
sebelah timur itu. Makam-makam yang baru ditemukan tersebut belum
tercatat dalam inventaris situs sejarah Dinas Kebudayaan (<i>www.waspadaonline.com</i>, 20 Juni 2009).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Terakhir,
pada Agustus 2009, Lembaga Penelitian Sejarah Islam (LePSI) Lhokseumawe
mengungkapkan bahwa mereka sedang mengkaji naskah surat Sultan Zainal
Abidin, wafat tahun 923 Hijriah atau 1518 Masehi. Surat itu ditujukan
kepada Kapitan Moran yang bertindak atas nama wakil Raja Portugis di
India. Fotografi naskah tersebut dapat disaksikan di Museum Negeri Aceh,
sementara naskah aslinya tersimpan di Lisabon, Portugal. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Naskah
tersebut memberikan banyak informasi sejarah tentang ihwal Samudera
Pasai di awal abad ke-16, terutama menyangkut kondisi terakhir yang
dialami kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara ini, setelah Portugis
berhasil menguasai Malaka pada 1511 Masehi. Naskah surat berbahasa Arab
itu juga mencantumkan nama beberapa negeri atau kerajaan yang punya
hubungan erat dengan Samudera Pasai sehingga dapat diketahui pengejaan
asli dari nama-nama negeri atau kerajaan tersebut, antara lain Nergeri
Fariyaman (Pariaman) dan Mulaqat (Malaka) (<i>www.waspadaonline.com, </i>21 Agustus 2009). </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">2. Silsilah Raja-Raja</span></b><br />
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Berikut nama-nama sultan/sultanah yang diketahui pernah memimpin Kesultanan Samudera Pasai:</span></div>
<ol style="text-align: justify;">
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Malik Al-Salih (1267—1297)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Muhammad Malikul Zahir</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Malikul Mahmud</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Malikul Mansur</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1346—1383)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir (1383—1405)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultanah Nahrasiyah atau Sultanah Nahrisyyah (1420—1428) </span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Sallah Ad-Din (1402)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Abu Zaid Malik Az-Zahir 1455)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1455—1477)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Zain Al-Abidin (1477—1500)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Abdullah Malik Az-Zahir (1501—1513)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Zain Al-Abidin (1513—1524)</span></li>
</ol>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img class="imgFull" src="http://www.melayuonline.com/image/history/2009/samudra-pasai-rev-10.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Silsilah Sultan/Sultanah Kesultanan Samudera Pasai Menurut Hikayat Raja Pasai.</span></i></span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan
Malik Al Salih memimpin Kesultanan Samudera, sementara putranya, Sultan
Muhammad Malikul Zahir adalah penguasa Kesultanan Pasai. Ketika Sultan
Muhammad Malikul Zahir wafat, pemerintahan Kesultanan Pasai dipegang
oleh Sultan Malik Al Salih untuk sementara sembari menunggu kedua putra
Sultan Muhammad Malikul Zahir, yakni Malikul Mahmud dan Malikul Mansur,
beranjak dewasa. Setelah kedua putra Sultan Muhammad Malikul Zahir
tersebut dinilai mampu untuk menjadi pemimpin, Sultan Malik Al Salih
mengundurkan diri dari sebagai sultan dari kedua kerajaan yang
dipimpinnya tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Selanjutnya,
Sultan Malik Al Salih menyerahkan kendali pemerintahan kepada kedua
cucunya tersebut, masing-masing Kesultanan Pasai kepada Malikul Mahmud
serta Kesultanan Samudera kepada Malikul Mansur. Masa periode
pemerintahan ketiga sultan, yaitu Sultan Muhammad Malikul Zahir, Sultan
Malikul Mahmud, dan Sultan Malikul Mansur, sengaja tidak disebutkan
karena masih terdapat beberapa kejanggalan mengenai hal tersebut,
termasuk yang tercatat dalam <i>Hikayat Raja Pasai</i>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesimpang-siuran
mengenai periode pemerintahan masing-masing sultan/sultanah menjadi
kendala tersendiri, dan karena itulah kurun tahun yang dicantumkan dalam
daftar di atas merupakan interpretasi dari beberapa informasi yang
berhasil ditemukan. Demikian pula dengan penyebutan nama atau gelar dari
masing-masing sultan/sultanah yang ternyata ditemukan banyak sekali
versinya. Selain itu, ketidaklengkapan informasi mengenai siapa saja
sultan/sultanah yang pernah memerintah Kesultanan Samudera Pasai secara
urut dan runtut juga menimbulkan permasalahan lain karena belum tentu
apa yang ditulis dalam silsilah di atas mencatat semua penguasa yang
pernah bertahta di Kesultanan Samudera Pasai.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">3. Wilayah Kekuasaan</span></b><br />
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pada
kurun abad ke-14, nama Kesultanan Samudera Pasai sudah sangat terkenal
dan berpengaruh serta memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas.
Armada perang yang kuat sangat mendukung Kesultanan Samudera Pasai untuk
semakin melebarkan sayap kekuasaannya, baik dengan tujuan menguasai dan
menduduki wilayah kerajaan lain ataupun demi mengemban misi menyebarkan
agama Islam. Wilayah kekuasaan Kesultanan Samudera Pasai pada masa
kejayaannya terletak di daerah yang diapit oleh dua sungai besar di
Pantai Utara Aceh, yaitu Sungai Peusangan dan Sungai Pasai. Daerah
kekuasaan Kesultanan Samudera Pasai tersebut juga meliputi Samudera
Geudong (Aceh Utara), Meulaboh, Bireuen, serta Rimba Jreum dan
Seumerlang (Perlak).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sementara
itu, ada pula yang menganut pendapat bahwa wilayah Kesultanan Samudera
Pasai meliputi wilayah yang lebih luas lagi ke sebelah selatan, yaitu
hingga ke muara Sungai Jambu Ayer (Ismail, 1997:7). Yang jelas, luas
wilayah kekuasaan Kesultanan Samudera Pasai melingkupi sepanjang aliran
sungai yang hulu-hulunya berasal jauh di pedalaman Dataran Tinggi Gayo,
sekarang berada di dalam wilayah administratif Kabupaten Aceh Tengah,
Nanggroe Aceh Darussalam. Kesultanan Samudera Pasai juga berhasil
meluaskan wilayahnya ke luar dari bumi Aceh. Beberapa daerah luar yang
menjadi negeri taklukan Kesultanan Samudera Pasai antara lain
Minangkabau, Palembang, Jambi, Patani, Malaka, bahkan hingga mencapai
beberapa kerajaan di pesisir pantai di Jawa (Sufi & Wibowo,
2005:61).</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">4. Sistem Pemerintahan</span></b><br />
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Komposisi
masyarakat yang menjadi warga Kesultanan Samudera Pasai menunjukkan
sifat yang berlapis-lapis. Menurut Ayatrohaedi, lapisan itu terdiri atas
Sultan dan Orang-Orang Besar kerajaan pada lapisan atas sampai dengan
hamba sahaya pada lapisan yang paling bawah (Ayatrohaedi, 1992). Pada
lapisan kelompok birokrasi terlihat adanya kelompok Orang-Orang Besar,
perdana menteri, menteri, tentara, pegawai, dan kaum bangsawan kerajaan
yang lainnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Adanya
orang-orang yang bergerak dalam perdagangan, misalnya orang-orang yang
berniaga, orang berlayar, orang pekan, nahkoda, dan lain-lainnya.
Kendati jumlah populasi orang-orang Arab yang berdiam di Pasai tidak
sebanyak orang-orang dari India, namun kalangan orang Arab sangat
berpengaruh dalam jalannya pemerintahan kerajaan, bahkan atas kebijakan
Sultan Pasai sekalipun. Keadaan ini terlihat sejak masa awal
terbentuknya Kesultanan Pasai dan berlangsung lama hingga nama kerajaan
ini berubah menjadi Kesultanan Samudera Pasai. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pada
masa pemerintahan Sultan Malik Al Salih sebagai penguasa pertama di
Kesultanan Pasai, terdapat sejumlah Orang-Orang Besar di negeri itu,
antara lain Tun Sri Kaya dan Tun Baba Kaya. Nama-nama itu jelas
menunjukkan kedudukan mereka yang dinamakan Orang-Orang Besar tersebut.
Hal ini sesuai dengan penyebutan Orang-Orang Besar kerajaan di
Semenanjung Melayu dan Kesultanan Aceh Darussalam sebagai Orang Kaya
(Ismail, 1997:39). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kedua
Orang Besar yang ikut mengontrol jalannya pemerintahan di Kesultanan
Pasai itu masing-masing kemudian diberi gelar Sayid Ali Ghitauddin dan
Sayid Asmayuddin, seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada bagian
keislaman Marah Silu atau Sultan Malik Al Salih. Dalam hikayat
digambarkan dengan jelas bahwa Orang-Orang Besar itu disebutkan sebagai
perdana menteri, satu untuk Kesultanan Pasai dan seorang lagi untuk
Kesultanan Samudera. Kedudukan mereka yang sangat penting di sana
berlangsung sejak rezim Sultan Malik Al Salih sampai era pemerintahan
cucunya yaitu Malikul Mahmud dan Malikul Mansur. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di
masa kedua cucu Sultan Malik Al Salih itu berkuasa di masing-masing
kerajaannya, terjadi sengketa di antara keduanya, yakni ketika Malikul
Mansur melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap salah seorang
istri Malikul Mahmud. Mengetahui perbuatan hina saudaranya itu, Sultan
Malikul Mahmud sempat berucap bahwa sekiranya ia tidak menghormati Sayid
Asmayuddin, yang menjadi penasehat Sultan Malikul Mansur di Kesultanan
Samudera, niscaya Sultan Malikul Mahmud sudah membunuh saudaranya
sendiri atas perbuatan hina yang tidak termaafkan. Fragmen ini sudah
cukup membuktikan bahwa betapa kuatnya pengaruh Orang-Orang Besar
tersebut dalam ikut mengendalikan roda pemerintahan kerajaan, bahkan
sampai pada tingkat mempengaruhi kondisi personal dan psikis Sultan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pada
era kepemimpinan yang berikutnya, yakni di bawah rezim Sultan Ahmad
Malik Az-Zahir (1346-1383), pemerintahan Kesultanan Samudera Pasai
dikawal oleh empat orang perdana menteri, yang masing-masing bernama
Tulus Agung Tukang Sukara, Baba Mentuha, Sulaiman Dendang Air, dan Tun
Syah Alam Kota (Jones [ed.], 1999:36). Masih sama seperti pada masa-masa
sebelumnya, keempat perdana menteri tersebut menjalankan fungsinya
sebagai penasehat Sultan dan ikut mempengaruhi kebijakan kerajaan
kendati keputusan akhir masih tetap berada di tangan Sultan Samudera
Pasai. Kehidupan sosial dan politik warga Kesultanan Samudera Pasai
sangat diwarnai oleh unsur agama dan kebudayaan Islam. Pemerintahannya
bersifat teokrasi (berdasarkan ajaran Islam) dan sebagian besar
rakyatnya memeluk agama Islam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">(Iswara NR/Ker/01/10-2009)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Referensi:</span></b></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">-------. 25 Maret 2009. “Makam Perdana Menteri Samudera Pasai Ditemukan”, dalam http://indowarta.com. Data Diunduh pada 06 Oktober 2009.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">-------. 17 Maret 2009. “Stempel Usia 683 Tahun Milik Kerajaan Pasai Ditemukan”, dalam http://acehlong.com. Data Diunduh pada 06 Oktober 2009.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">-------. 20 Juni 2009. “Peneliti Temukan Makam Panglima Pasai”, dalam http://www.waspada.co.id. Data Diunduh pada 06 Oktober 2009.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">-------. 21 Agustus 2009. “LePSI Kaji Naskah Surat Sultan Samudera Pasai”, dalam http://www.waspada.co.id. Data Diunduh pada 06 Oktober 2009.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Alfian, T. Ibrahim. 1973. <i>Kronika Pasai: Sebuah Tinjauan Sejarah. </i>Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. </span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ayatrohaedi.
1992. “Struktur Masyarakat Pasai”, dalam Makalah yang Disampaikan pada
Diskusi mengenai Pasai dalam Sejarah, Cisarua, 25-28 September 1992.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Azwar, Pocut Haslinda Hamid. 2009. “Sultanah Nahrasiyah”, dalam <i>http://www.modusaceh-news.com</i>,28 April 2009.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ismail, Muhammad Gade. 1997. <i>Pasai dalam Perjalanan Sejarah: Abad ke-13 sampai Awal Abad ke 16. </i>Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Jones, Russell. 1999. <i>Hikayat Raja Pasai. </i>Kuala Lumpur: Yayasan Karyawan dan Penerbit Fajar Bakti.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Mansoer, M.D. "Beberapa Tjatatan tentang Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Pesisir Sumatera Utara", dalam <i>Risalah Seminar Sedjarah Masuknya Islam ke Indonesia.</i> 1963. Medan: Panitia Seminar Sedjarah Masuknya Islam Ke Indonesia. </span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Muljana, Slamet. 2005. <i>Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara. </i>Yogyakarta: LKiS.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ruslan, Heri. 2009. “Samudera Pasai Khilafah Islam Nusantara”, dalam <i>Republika</i>, 18 Maret 2009 </span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Said, Mohammad, H. 1963. "Mentjari Kepastian tentang Daerah Mula dan Cara Masuknya Agama Islam ke Indonesia", dalam<i> Risalah Seminar Sedjarah Masuknya Islam ke Indonesia. </i>Medan: Panitia Seminar Sedjarah Masuknya Islam Ke Indonesia. </span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">_______. 1981. <i>Aceh Sepanjang Abad (Jilid Pertama). </i>Medan: PT Percetakan dan Penerbitan Waspada Medan. </span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Soeratno,
Siti Chamamah. 2002. “Islamisasi sebagai Pembina Kebesaran Melayu:
Analisis Kontekstual Data Islamisasi Nusantara dalam Sejarah Melayu dan
Hikayat Raja-Raja Pasai”, dalam Sunaryo Purwo Sumitro. 2002. <i>Dari Samudera Pasai ke Yogyakarta: Persembahan Kepada Teuku Ibrahim Alfian. </i>Jakarta: Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sufi, Rusdi. “Mata Uang Kerajaan-Kerajaan Aceh”, dalam Rusdi Sufi & Agus Budi Wibowo. 2004. <i>Ragam Sejarah Aceh</i>. Banda Aceh: Badan Perpustakaan NAD.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sufi, Rusdi & Wibowo, Agus Budi. 2006. <i>Kerajaan-kerajaan Islam di Aceh</i>. Banda Aceh: Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Zainuddin, H.M. 1961. <i>Tarikh Aceh dan Nusantara</i>. Medan: Pustaka Iskandar Muda.</span></li>
</ul>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-348801323899169262013-01-15T06:20:00.000-08:002013-01-15T06:21:09.562-08:00KERAJAAN ACEH DARUSSALAM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h3 class="post-title" style="font-weight: normal; text-align: justify;">
KERAJAAN ACEH DARUSSALAM 407 TAHUN ( 1496 - 1903 M )</h3>
<h3 class="post-title" style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Kerajaan Aceh Darussalam berdiri menjelang keruntuhan Samudera Pasai.
Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pada tahun 1360 M, Samudera Pasai
ditaklukkan oleh Majaphit, dan sejak saat itu, kerajaan Pasai terus
mengalami kemudunduran. Diperkirakan, menjelang berakhirnya abad ke-14
M, kerajaan Aceh Darussalam telah berdiri dengan penguasa pertama Sultan
Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H
(1511 M) . Pada tahun 1524 M, Mughayat Syah berhasil menaklukkan Pasai,
dan sejak saat itu, menjadi satu-satunya kerajaan yang memiliki
pengaruh besar di kawasan tersebut. Bisa dikatakan bahwa, sebenarnya
kerajaan Aceh ini merupakan kelanjutan dari Samudera Pasai untuk
membangkitkan dan meraih kembali kegemilangan kebudayaan Aceh yang
pernah dicapai sebelumnya.<span id="fullpost"><a name='more'></a><br />
<br />
Pada awalnya, wilayah kerajaan Aceh ini hanya mencakup Banda Aceh dan
Aceh Besar yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Ketika Mughayat
Syah naih tahta menggantikan ayahnya, ia berhasil memperkuat kekuatan
dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya, termasuk menaklukkan
kerajaan Pasai. Saat itu, sekitar tahun 1511 M, kerajaan-kerajaan
kecil yang terdapat di Aceh dan pesisir timur Sumatera seperti Peurelak
(di Aceh Timur), Pedir (di Pidie), Daya (Aceh Barat Daya) dan Aru (di
Sumatera Utara) sudah berada di bawah pengaruh kolonial Portugis.
Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis, karena itu, untuk
menghambat pengaruh Portugis, kerajaan-kerajaan kecil tersebut kemudian
ia taklukkan dan masukkan ke dalam wilayah kerajaannya. Sejak saat
itu, kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan
wilayah yang luas, hasil dari penaklukan kerajaan-kerajaan kecil di
sekitarnya.<br />
<br />
Sejarah mencatat bahwa, usaha Mughayat Syah untuk mengusir Portugis
dari seluruh bumi Aceh dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang
sudah berada di bawah Portugis berjalan lancar. Secara berurutan,
Portugis yang berada di daerah Daya ia gempur dan berhasil ia kalahkan.
Ketika Portugis mundur ke Pidie, Mughayat juga menggempur Pidie,
sehingga Portugis terpaksa mundur ke Pasai. Mughayat kemudian
melanjutkan gempurannya dan berhasil merebut benteng Portugis di Pasai.<br />
<br />
Kemenangan yang berturut-turut ini membawa keuntungan yang luar biasa,
terutama dari aspek persenjataan. Portugis yang kewalahan menghadapi
serangan Aceh banyak meninggalkan persenjataan, karena memang tidak
sempat mereka bawa dalam gerak mundur pasukan. Senjata-senjata inilah
yang digunakan kembali oleh pasukan Mughayat untuk menggempur Portugis.<br />
<br />
<span style="color: #3333ff;">Ketika benteng di
Pasai telah dikuasai Aceh, Portugis mundur ke Peurelak. Namun, Mughayat
Syah tidak memberikan kesempatan sama sekali pada Portugis. Peurelak
kemudian juga diserang, sehingga Portugis mundur ke Aru. Tak berapa
lama, Aru juga berhasil direbut oleh Aceh hingga akhirnya Portugis
mundur ke Malaka. Dengan kekuatan besar, Aceh kemudian melanjutkan
serangan untuk mengejar Portugis ke Malaka dan Malaka berhasil direbut.
Portugis melarikan diri ke Goa, India. Seiring dengan itu, Aceh
melanjutkan ekspansinya dengan menaklukkan Johor, Pahang dan Pattani.
Dengan keberhasilan serangan ini, wilayah kerajaan Aceh Darussalam
mencakup hampir separuh wilayah pulau Sumatera, sebagian Semenanjung
Malaya hingga Pattani.</span><br />
<br />
Demikianlah, walaupun masa kepemimpinan Mughayat Syah relatif singkat,
hanya sampai tahun 1528 M, namun ia berhasil membangun kerajaan Aceh
yang besar dan kokoh. Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar
politik luar negeri kerajaan Aceh Darussalam, yaitu: (1) mencukupi
kebutuhan sendiri, sehingga tidak bergantung pada pihak luar; (2)
menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di
Nusantara; (3) bersikap waspada terhadap negara kolonial Barat; (4)
menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar; (5) menjalankan dakwah
Islam ke seluruh kawasan nusantara. Sepeninggal Mughayat Syah,
dasar-dasar kebijakan politik ini tetap dijalankan oleh penggantinya.<br />
<br />
<span style="color: red;">Dalam sejarahnya, Aceh Darussalam mencapai
masa kejayaan di masa Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam
(1590-1636). Pada masa itu, Aceh merupakan salah satu pusat perdagangan
yang sangat ramai di Asia Tenggara. Kerajaan Aceh pada masa itu juga
memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani di Turki, Inggris
dan Belanda. Pada masa Iskandar Muda, Aceh pernah mengirim utusan ke
Turki Usmani dengan membawa hadiah. Kunjungan ini diterima oleh
Khalifah Turki Usmani dan ia mengirim hadiah balasan berupa sebuah
meriam dan penasehat militer untuk membantu memperkuat angkatan perang
Aceh.</span><br />
<br />
<span style="color: #3333ff;">Hubungan dengan Perancis juga terjalin
dengan baik. Pada masa itu, Perancis pernah mengirim utusannya ke Aceh
dengan membawa hadiah sebuah cermin yang sangat berharga. Namun, cermin
ini ternyata pecah dalam perjalanan menuju Aceh. Hadiah cermin ini
tampaknya berkaitan dengan kegemaran Sultan Iskandar Muda pada
benda-benda berharga. Saat itu, Iskandar Muda merupakan satu-satunya
raja Melayu yang memiliki Balee Ceureumeen (Aula Kaca) di istananya
yang megah, Istana Dalam Darud Dunya. Konon, menurut utusan Perancis
tersebut, luas istana Aceh saat itu tak kurang dari dua kilometer. Di
dalam istana tersebut, juga terdapat ruang besar yang disebut Medan
Khayali dan Medan Khaerani yang mampu menampung 300 ekor pasukan gajah,
dan aliran sungai Krueng yang telah dipindahkan dari lokasi asal
alirannya.</span><br />
<br />
<span style="color: #ff6600;">Sebelum Iskandar Muda berkuasa,
sebenarnya juga telah terjalin hubungan baik dengan Ratu Elizabeth I
dan penggantinya, Raja James dari Inggris. Bahkan, Ratu Elizabeth
pernah mengirim utusannya, Sir James Lancaster dengan membawa
seperangkat perhiasan bernilai tinggi dan surat untuk meminta izin agar
Inggris diperbolehkan berlabuh dan berdagang di Aceh. Sultan Aceh
menjawab positif permintaan itu dan membalasnya dengan mengirim
seperangkat hadiah, disertai surat yang ditulis dengan tinta emas. Sir
James Lancaster sebagai pembawa pesan juga dianugerahi gelar Orang Kaya
Putih sebagai penghormatan. Berikut ini cuplikan surat Sulta Aceh pada
Ratu Inggris bertarikh 1585 M:</span><br />
<br />
<span style="color: #993399;">I am the mighty ruler of the Regions
below the wind, who holds sway over the land of Aceh and over the land
of Sumatra and over all the lands tributary to Aceh, which stretch from
the sunrise to the sunset.</span><br />
<br />
<span style="color: #993399;">(Hambalah Sang Penguasa Perkasa
Negeri-negeri di bawah angin, yang terhimpun di atas tanah Aceh, tanah
Sumatera dan seluruh wilayah yang tunduk kepada Aceh, yang terbentang
dari ufuk matahari terbit hingga matahari terbenam).</span><br />
<br />
Ketika Raja James berkuasa di Inggris, ia pernah mengirim sebuah meriam
sebagai hadiah kepada sultan Aceh. Hubungan ini memburuk pada abad ke
18, karena nafsu imperialisme Inggris untuk menguasai kawasan Asia
Tenggara. Selain itu, Aceh juga pernah mengirim utusan yang dipimpin
oleh Tuanku Abdul Hamid ke Belanda, di masa kekuasaan Pangeran Maurits,
pendiri dinasti Oranye. Dalam kunjungan tersebut, Abdul Hamid
meninggal dunia dan dimakamkan di pekarangan sebuah gereja dengan penuh
penghormatan, dihadiri oleh para pembesar Belanda. Saat ini, di makam
tersebut terdapat sebuah prasasti yang diresmikan oleh Pangeran
Bernhard, suami Ratu Juliana.<br />
<br />
Ketika Iskandar Muda meninggal dunia tahun 1636 M, yang naik sebagai
penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani Ala‘ al-Din Mughayat Syah
(1636-1641M). Di masa kekuasaan Iskandar Thani, Aceh masih berhasil
mempertahankan masa kejayaannya. Penerus berikutnya adalah Sri Ratu Safi
al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M), putri Iskandar Muda dan permaisuri
Iskandar Thani. Hingga tahun 1699 M, Aceh secara berturut-turut dipimpin
oleh empat orang ratu. Di masa ini, kerajaan Aceh sudah mulai memasuki
era kemundurannya. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya konflik
internal di Aceh, yang disebabkan penolakan para ulama Wujudiyah
terhadap pemimpin perempuan. Para ulama Wujudiyah saat itu berpandangan
bahwa, hukum Islam tidak membolehkan seorang perempuan menjadi pemimpin
bagi laki-laki. Kemudian terjadi konspirasi antara para hartawan dan
uleebalang, dan dijustifikasi oleh pendapat para ulama yang akhirnya
berhasil memakzulkan Ratu Kamalat Syah. Sejak saat itu, berakhirlah era
sultanah di Aceh.<br />
<br />
Memasuki paruh kedua abad ke-18, Aceh mulai terlibat konflik dengan
Belanda dan Inggris yang memuncak pada abad ke-19. Pada akhir abad
ke-18 tersebut, wilayah kekuasaan Aceh di Semenanjung Malaya, yaitu
Kedah dan Pulau Pinang dirampas oleh Inggris. Pada tahun 1871 M,
Belanda mulai mengancam Aceh atas restu dari Inggris, dan pada 26 Maret
1873 M, Belanda secara resmi menyatakan perang terhadap Aceh. Dalam
perang tersebut, Belanda gagal menaklukkan Aceh. Pada tahun 1883, 1892
dan 1893 M, perang kembali meletus, namun, lagi-lagi Belanda gagal
merebaut Aceh. Pada saat itu, Belanda sebenarnya telah putus asa untuk
merebut Aceh, hingga akhirnya, Snouck Hurgronye, seorang sarjana dari
Universitas Leiden, menyarankan kepada pemerintahnya agar mengubah
fokus serangan, dari sultan ke ulama. Menurutnya, tulang punggung
perlawanan rakyat Aceh adalah para ulama, bukan sultan. Oleh sebab itu,
untuk melumpuhkan perlawanan rakyat Aceh, maka serangan harus
diarahkan kepada para ulama. Saran ini kemudian diikuti oleh pemerintah
Belanda dengan menyerang basis-basis para ulama, sehingga banyak
masjid dan madrasah yang dibakar Belanda.<br />
<br />
Saran Snouck Hurgronye membuahkan hasil: Belanda akhirnya sukses
menaklukkan Aceh. J.B. van Heutsz, sang panglima militer, kemudian
diangkat sebagai gubernur Aceh. Pada tahun 1903, kerajaan Aceh berakhir
seiring dengan menyerahnya Sultan M. Dawud kepada Belanda. Pada tahun
1904, hampir seluruh Aceh telah direbut oleh Belanda. Walaupun
demikian, sebenarnya Aceh tidak pernah tunduk sepenuhnya pada Belanda.
Perlawanan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh masyarakat tetap berlangsung.
Sebagai catatan, selama perang Aceh, Belanda telah kehilangan empat
orang jenderalnya yaitu: Mayor Jenderal J.H.R Kohler, Mayor Jenderal
J.L.J.H. Pel, Demmeni dan Jenderal J.J.K. De Moulin.<br />
Kekuasaan Belanda berlangsung hampir setengah abad, dan berakhir
seiring dengan masuknya Jepang ke Aceh pada 9 Februari 1942. Saat itu,
kekuatan militer Jepang mendarat di wilayah Ujong Batee, Aceh Besar.
Kedatangan mereka disambut oleh tokoh-tokoh pejuang Aceh dan masyarakat
umum. Hubungan baik dengan Jepang tidak berlangsung lama. Ketika
Jepang mulai melakukan pelecehan terhadap perempuan Aceh dan memaksa
masyarakat untuk membungkuk pada matahari terbit, maka, saat itu pula
mulai timbul perlawanan. Di antara tokoh yang dikenal gigih melawan
Jepang adalah Teungku Abdul Jalil. Kekuasaan para penjajah berakhir
ketika Indonesia merdeka dan Aceh bergabung ke dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).<br />
<br />
2. Silsilah<br />
<br />
Berikut ini daftar para sultan yang pernah berkuasa di kerajaan Aceh Darussalam:<br />
1. Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M)<br />
2. Sultan Salahuddin (1528-1537).<br />
3. Sultan Ala‘ al-Din al-Kahhar (1537-1568).<br />
4. Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575)<br />
5. Sultan Muda (1575)<br />
6. Sultan Sri Alam (1575-1576).<br />
7. Sultan Zain al-Abidin (1576-1577).<br />
8. Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589)<br />
9. Sultan Buyong (1589-1596)<br />
10. Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604).<br />
11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607)<br />
12. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636).<br />
13. Iskandar Thani (1636-1641).<br />
14. Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675).<br />
15. Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678)<br />
16. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688)<br />
17. Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699)<br />
18. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702)<br />
19. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703)<br />
20. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726)<br />
21. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726)<br />
22. Sultan Syams al-Alam (1726-1727)<br />
23. Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735)<br />
24. Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760)<br />
25. Sultan Mahmud Syah (1760-1781)<br />
26. Sultan Badr al-Din (1781-1785)<br />
27. Sultan Sulaiman Syah (1785-…)<br />
28. Alauddin Muhammad Daud Syah.<br />
29. Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815) dan (1818-1824)<br />
30. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818)<br />
31. Sultan Muhammad Syah (1824-1838)<br />
32. Sultan Sulaiman Syah (1838-1857)<br />
33. Sultan Mansur Syah (1857-1870)<br />
34. Sultan Mahmud Syah (1870-1874)<br />
35. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903)<br />
<br />
Catatan: Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (sultan ke-29) berkuasa pada
dua periode yang berbeda, diselingi oleh periode Sultan Syarif Saif
al-Alam (1815-1818).<br />
<br />
3. Periode Pemerintahan<br />
<br />
Kerajaan Aceh Darussalam berdiri sejak akhir abad ke-15 hingga awal
abad ke-20 M. Dalam rentang masa empat abad tersebut, telah berkuasa 35
orang sultan dan sultanah.<br />
<br />
4. Wilayah kekuasaan<br />
<br />
Di masa kejayaannya, wilayah kerajaan Aceh Darussalam mencakup sebagian pulau Sumatera, sebagian Semenanjung Malaya dan Pattani.<br />
<br />
5. Struktur pemerintahan<br />
<br />
Pada masa Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589) berkuasa,
kerajaan Aceh sudah memiliki undang-undang yang terangkum dalam kitab
Kanun Syarak Kerajaan Aceh. Undang-undang ini berbasis pada al-Quran
dan hadits yang mengikat seluruh rakyat dan bangsa Aceh. Di dalamnya,
terkandung berbagai aturan mengenai kehidupan bangsa Aceh, termasuk
syarat-syarat pemilihan pegawai kerajaan. Namun, fakta sejarah
menunjukkan bahwa, walaupun Aceh telah memiliki undang-undang, ternyata
belum cukup untuk menjadikannya sebagai sebuah kerajaan konstitusional.<br />
<br />
Dalam struktur pemerintahan Aceh, sultan merupakan penguasa tertinggi
yang membawahi jabatan struktural lainnya. Di antara jabatan struktural
lainnya adalah uleebalang yang mengepalai unit pemerintahan nanggroe
(negeri), panglima sagoe (panglima sagi) yang memimpin unit pemerintahan
Sagi, Kepala Mukim yang menjadi pimpinan unit pemerintahan mukim yang
terdiri dari beberapa gampong, dan keuchiek atau geuchiek yang menjadi
pimpinan pada unit pemerintahan gampong (kampung). Jabatan struktural
ini mengurus masalah keduniaan (sekuler). Sedangkan pemimpin yang
mengurus masalah keagamaan adalah tengku meunasah, imam mukim, kadli dan
para teungku.<br />
<br />
6. Kehidupan Sosial Budaya<br />
<br />
a. agama<br />
<br />
Dalam sejarah nasional Indonesia, Aceh sering disebut sebagai Negeri
Serambi Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke Indonesia melalui
kawasan paling barat pulau Sumatera ini. Sesuai dengan namanya, Serambi
Mekah, orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka
sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu,
para ulama merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Selain
dalam keluarga, pusat penyebaran dan pendidikan agama Islam
berlangsung di dayah dan rangkang (sekolah agama). Guru yang memimpin
pendidikan dan pengajaran di dayah disebut dengan teungku. Jika ilmunya
sudah cukup dalam, maka para teungku tersebut mendapat gelar baru
sebagai Teungku Chiek. Di kampung-kampung, urusan keagamaan masyarakat
dipimpin oleh seseorang yang disebut dengan tengku meunasah.<br />
<br />
Pengaruh Islam yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan
sastra Aceh. Manuskrip-manuskrip terkenal peninggalan Islam di
Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh, seperti
Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan karangan Nuruddin
ar-Raniri pada awal abad ke-17; kitab Tarjuman al-Mustafid yang
merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf Singkel
tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya Hamzah Fansuri. Peninggalan
manuskrip tersebut merupakan bukti bahwa, Aceh sangat berperan dalam
pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra
lainnya, seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah
Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, merupakan bukti lain
kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh.<br />
<br />
b. Struktur sosial<br />
<br />
Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural,
kualitas keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki
jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri,
lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah.
Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk
pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan
keagamaan. Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku
sebagai keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa
dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan yang
perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang
peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai
perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang
terpenting adalah lada.<br />
<br />
c. Kehidupan sehari-hari<br />
<br />
Sebagai tempat tinggal sehari-hari, orang Aceh membangun rumah yang
sering disebut juga dengan rumoh Aceh. Untuk mencukupi kebutuhan hidup,
mereka bercocok tanam di lahan yang memang tersedia luas di Aceh. Bagi
yang tinggal di kawasan kota pesisir, banyak juga yang berprofesi
sebagai pedagang. Senjata tradisional orang Aceh yang paling terkenal
adalah rencong, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat dari
dekat menyerupai tulisan kaligrafi bismillah. Senjata khas lainnya
adalah Sikin Panyang, Klewang dan Peudeung oon Teubee.<br />
<br />
Sumber :http://history.melayuonline.com</span> </h3>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-77694170980164496342013-01-15T06:05:00.003-08:002013-01-15T06:05:34.866-08:00Kerajaan Pedir / Poli<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejarawan Aceh, M. Junus Jamil di dalam bukunya yang berjudul “<b>Silsilah Tawarick Radja-Radja Kerajaan Aceh</b>”,
berisi tentang sejarah Negeri Pidie / Sjahir Poli. Kerajaan ini
digambarkan sebagai daerah dataran rendah yang luas dengan tanah yang
subur, sehingga kehidupan penduduknya makmur. Batas-batas kerajaan ini
meliputi, sebelah timur dengan Kerajaan Samudra/Pasai, sebelah barat
dengan Kerajaan Aceh Darussalam, sebelah selatan dengan pegunungan,
serta dengan selat Malaka di sebelah utara. <a name='more'></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman';"></span>Sementara
dalam kisah pelayaran bangsa Portugal, Mereka menyebut Pidie sebagai
Pedir, Sedangkan dalam kisah pelayaran bangsa Tiongkok disebut sebagai
Poli. Asumsinya, orang Tiongkok tidak dapat menyebut kata “Pidie”
seperti yang kita ucapkan. Dalam catatan pelayat Tiongkok itu
disebutkan, bahwa Kerajaan Pedir luasnya sekitar seratus kali dua ratus
mil, atau sekitar 50 hari perjalanan dari timur ke barat dan 20 hari
perjalanan dari utara ke selatan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU3DSD-J0_redeFBu3G1h8M2VvsGD_1Sz39xu36YUMQxBLuz4VxM3_kuJU4k-PCLLRqsF_536BQujiBeFyu3vM-JhlFhKXuoKaXU_fVu6vKn9PlIZkvuD5U_JuLXcit0mzW6pvQ-xmSUc/s1600/sej107_16.png" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU3DSD-J0_redeFBu3G1h8M2VvsGD_1Sz39xu36YUMQxBLuz4VxM3_kuJU4k-PCLLRqsF_536BQujiBeFyu3vM-JhlFhKXuoKaXU_fVu6vKn9PlIZkvuD5U_JuLXcit0mzW6pvQ-xmSUc/s1600/sej107_16.png" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menurut M. Junus Jamil, Suku yang mendiami kerajaan ini berasal dari <i>Mon Khmer</i> yang datang dari Asia Tenggara yakni dari Negeri <i>Campa</i>.
Suku Mon Khmer itu datang ke Poli beberapa abad sebelum masehi.
Rombongan ini dipimpin oleh Sjahir Pauling yang kemudian dikenal sebagai
Sjahir Poli. Mereka kemudian berbaur dengan masyarakat sekitar yang
telah lebih dahulu mendiami kawasan tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah
berlabuh dan menetap di kawasan itu (Pidie-red), Sjahir Poli mendirikan
sebuah kerajaan yang dinamai Kerajaan Sama Indra. Waktu itu mereka
masih menganut agama Budha Mahayana atau Himayana. Oleh M Junus Djamil
diyakini dari agama ini kemudian masuk pengaruh Hindu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lama kelamaan Kerajaan Sama Indra pecah mejadi beberapa kerajaan kecil. Seperti pecahnya Kerajaan Indra Purwa (<i>Lamuri</i>)
menjadi Kerajaan Indrapuri, Indrapatra, Indrapurwa dan Indrajaya yang
dikenal sebagai kerajaan Panton Rie atau Kantoli di Lhokseudu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kala
itu Kerajaan Sama Indra menjadi saingan Kerajaan Indrapurba (Lamuri) di
sebelah barat dan kerajaan Plak Plieng (Kerajaan Panca Warna) di
sebelah timur. Kerajaan Sama Indramengalami goncangan dan perubahan yang
berat kala itu,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menurut
M Junus Djamil, pada pertengahan abad ke-14 masehi penduduk di Kerajaan
SamaIndra beralih dari agama lama menjadi pemeluk agama Islam, setelah
kerajaan itu diserang oleh Kerajaan Aceh Darussalam yang dipimpin Sultan
Mansyur Syah (1354 – 1408 M). Selanjutnya, pengaruh Islam yang dibawa
oleh orang-orang dari Kerajaan Aceh Darussalam terus mengikis ajaran
hindu dan budha di daerah tersebut. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah
kerajaan Sama Indra takluk pada Kerajaan Aceh Darussalam, makan sultan
Acehselanjutnya, Sultan Mahmud II Alaiddin Johan Sjah mengangkat Raja
Husein Sjah menjadi sultan muda di negeri Sama Indra yang otonom di
bawah Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan Sama Indra kemudian berganti
nama menjadi Kerajaan Pedir, yang lama kelamaan berubah menjadi Pidie
seperti yang dikenal sekarang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Meski
sebagai kerajaan otonom di bawah Kerajaan Aceh Darussalam, peranan raja
negeri Pidie tetap dipererhitungkan. Malah, setiap keputusan Majelis
Mahkamah Rakyat KerajaanAceh Darussalam, sultan tidak memberi cap
geulanteu (stempel halilintar) sebelum mendapat persetujuan dari
Laksamana Raja Maharaja Pidie. Maha Raja Pidie beserta uleebalang syik
dalam Kerajaan Aceh Darussalam berhak mengatur daerah kekuasaannya
menurut putusan balai rakyat negeri masing-masing.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sementara <b>Prof. D. G. E Hall</b> dari Inggris, dalam bukunya <i>"</i><b><i>A History of South East Asia",</i></b>
mengambarkan Pidie sebagai sebuah negeri yang maju pada akhir abad ke
15. Hal itu berdasarklan catatan seorang pelawat Portugal, Ludovico di
Varthema, yang pernah singgah di Pidie pada akhir abad 15.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam catatan Varthema, sebagaimana dikutip Muhammad Said (Pengarang Buku Aceh Sepanjang Abad) dalam “<i><b>Wajah Aceh dalam Lintasan Sejarah</b></i>”
pada abad tersebut Pedir, yang masih disebut sebagai negeri Pedir
merupakan sebuah negeri maju yang setiap tahunnya disinggahi
sekurang-kurangnya 18 sampai 20 kapal asing, untuk memuat lada yang
selanjutnya diangkut ke Tiongkok, Cina.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari
pelabuhan Pedir juga diekspor kemenyan dan sutra produksi masyarakat
Pidie dalam jumlah besar. Karena itu pula, banyak pendatang dari bangsa
asing yang berdagang ke pelabuhan Pedir. Hal ini mengakibatkan
pertumbuhan ekonomi warga pelabuhan waktu itu meningkat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bahkan vartheme menggambarkan, disebuah jalan dekat pelabuhan Pedir, terdapat sekitar 500 orang penukar mata uang asing. “<i>So
extensive was its trade, and so great the number of merchants resorting
there, that one of its street contain about 500 honderd moneychanger</i>,” kata Varhtema.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Varthema
oleh Muhammad Said disebutkan sama seperti Snouck Horgronje, yang Islam
untuk sebuah tujuan penelitian tentan dunia muslim. Sebelum ke Pedir,
ia juga telah mempelajari Islam di Mekkah. Sesuatu yang kemudian juga
dilakukan Snouck Hourgronje dari Belanda, tapi Snouck lebih terkenal
ketimbang Varthema, karena berhasil menulis sejumlah buku tentang Aceh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam
catatannya Varthema mengatakan takjub terhadap negeri Pedir yang saat
itu sudah menggunakan uang emas, perak, dan tembaga sebagai alat jual
beli, serta aturan hukum yang sudah berjalan dengan baik, yang
disebutnya “Strict Administration of Justice,”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selain
itu Varthema juga menulis tentang kapal-kapal besar milik nelayan yang
disebut tongkang, yang menggunakan dua buah kemudi. Ia juga mengupas
secara terperinci tentang keahlian rakyat Pedir tentang perindustrian
kala itu, yang sudah mampu membuat alat-alat peletup atau senjata api.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam
sebuah riwayat Tiongkok (Cina) disebutkan, pada tahun 413 Masehi,
seorang musafir Tiongkok, Fa Hian melawat ke Yeep Po Ti dan singgah Poli
(Pidie-red). Fa Hian menyebutkan Poli sebagai sebuah negeri yang
makmur, yang rajanya berkenderaan gajah, berpakaian sutra dan bermahkota
emas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk
menjalin hubungan diplomatik dengan Cina, Raja Poli pada tahun 518
Masehi mengirim utusannya ke Tiongkok. Hubungan itu terus berlanjut.
Pada tahun 671 Masehi, I Tsing dari Tiongkok melawat ke Poli. Ia
disebut tinggal selama lima tahun singgah dan tingagl di enam kerajaan
di pesisir Sumatera, mulai dari Kerajaan Lamuri (Aceh Besar), Poli
(Pidie), Samudra dan Pasai (Aceh Utara), Pereulak (Aceh Timur) dan
kerjaan Dangroian (?).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Poli sebagai Pidie yang dikenal sekarang, menurut H. M Zainuddin dalam bukunya “<b>Tarikh Aceh dan Nusantara</b>”
disebutkan oleh ahli sejarawan kuno, Winster, sebagai sebuah negeri
yang makmur dan jaya. Menurutnya, setelah Sriwijaya dan Pasai, Poli lah
Bandar pelabuhan yang terkenal. Pelabuhan Poli disebut-sebut berbentu
genting, yang oleh H M Zainuddin kemudian diduga sebagai sebuah muara
yang kini dikenal sebagai Kuala Batee.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menurut
Varthema sumber Portugis mengatakan bahwa Sultan Ma’ruf Syah Raja
Pidie (Pedir, Sjir, Duli) itu pernah menaklukkan Aceh Besar dalam tahun
1479. Masa itu diangkat dua orang wakil di Aceh, seorang di Aceh sendiri
dan seorang di Daya. Mula-mula Pidie dikalahkan oleh Raja Aceh Besar
dan di dudukkan oleh Wali Negara (Gubernur) di Pidie, yaitu Raja Ali dan
adiknya, Ibrahim.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemudian
Raja Ibrahim yang menjadi Wali Negara Raja Aceh di Pidie atas Perintah
abangnya menyerbu Benteng Portugis yang baru didirikan di Kuala Gigieng.
Cerita lain menyebutkan bahwa, Kuta Asan, Pidie, merupakan bekas kota
yang didirikan Portugis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selanjutnya
dengan sejata yang dirampas dari Portugis, Raja Pidie menyerang Raja
Aceh Besar pada tahun 1514 dan Sultan Salahuddin Ibnu Muzaffar Syah
diturunkan dari tahkta. Raja Ali naik menjadi raja dengan Gelar Sultan
Ali Mughayat Syah, sedang adiknya Raja Ibrahim menjadi Laksamana.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Adapun Silsilah Raja-Raja / Pemimpin Pemerintahan Pidier saat itu adalah Sebagai berikut :</span></div>
<blockquote>
<ol>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maharaja Sulaiman Noer: Anak Sultan Husein Syah.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maharaha Sjamsu Syah: Kemudian menjadi Sultan Aceh.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maharaja
Malik Ma’roef Syah: Putra dari Maharaja Sulaiman Noer. Mangkat pada
tahun 1511 M, dikuburkan di Klibeut di sisi kuburan ayahnya.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maharaja
Ahmad Sjah: Putra Maharaja Ma’roef Syah. Pernah berperang melawan
Sulthan Ali Mughayat Syah, tapi kalah. Mangkat pada tahun 1520 M,
dikuburkan di Klibeut di sisi kuburan ayahnya.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maharaja Husain Syah: Putra Sultan Riayat Syah II (Meureuhom Khaa), kemuian menggantikan ayahnya menjadi Sulthan Aceh.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maharaja
Saidil Mukamil: Putra dari Maharaja Firman Syah, kemudian menjadi
Sulthan Aceh dari 1589 sampai 1604 M. Ayah dari ibu Sulthan Iskandar
Muda.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maharaja Husain Syah: Putra dari Sulthan Saidil Mukamil</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maharaja
Meurah Poli: Meurah Poli Negri Keumangan dikenal sebagai Laksamana
Panglima Pidie yang terkenal dalam perang Malaka (Pran Raja Siujud).</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maharaja Po Meurah: Syahir Poli, Bentara IX Mukim Keumangan yang bergelar Pang Ulee Peunaroe. Pengatur negeri Pidie.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Meurah Po Itam : Bentara Kumangan bergelar Pang Ulee Peunaroe.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Meurah Po Puan : Bentara keumangan bergelar Pang Ulee peunaroe</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Meurah
Po Thahir : Bentara Keumangan yang terkenal dalam perang Pocut Muhammad
dengan Potue Djemaloiy (Sulthan Djamalul Alam Badrul Munir) pada tahun
1740 M. Ia mempunyai dua orang saudara: Meurah Po Doom dan Meurah Po
Djoho.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Meurah Po Seuman: Pang Ulee Peunaroe dengan nama asli Usman.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Meurah Po Lateh: Pang Ule peunaroe dengan nama asli Abdul Latif, terkenal dengan sebutan Keumangan Teungeut.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Teuku Keumangan Yusuf: Sudah masuk masa perang Aceh dengan Belanda.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Teuku Keumangan Umar: Uleebalang IX Mukim, Pidie.</span></li>
</ol>
</blockquote>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Referensi :</i> </span><br />
<br />
<ul>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a href="http://iskandarnorman.blogspot.com/">http://iskandarnorman.blogspot.com</a></span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a href="http://harian-aceh.com/">http://harian-aceh.com</a></span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a href="http://aweaceh.blogspot.com/">http://aweaceh.blogspot.com</a></span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a href="http://www.lintasberita.us/">http://www.lintasberita.us</a></span> </li>
<li><a href="http://www.atjehcyber.net/2011/05/kerajaan-pedir-poli.html#ixzz2I3LNaMt0" style="color: #003399;">http://www.atjehcyber.net</a></li>
</ul>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-73941960391488719802013-01-15T05:56:00.002-08:002013-01-15T05:59:44.913-08:00Kerajaan Samalanga<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Raja Pertama Negeri Samalanga</b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b> </b> </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kali ini kita akan berjalan-jalan ke sebuah negeri di pesisir utara Aceh, bernama <b>Samalanga</b>, Raja Pertama nya adalah seorang Permata dari Melayu Johor , dialah <b>Tun Sri Lanang</b>. Tun Sri Lanang sebenarnya dia dalah seorang Bendahara di Kerajaan Johor. Nama aslinya adalah <b>Tun Muhammad</b>. Dia diangkat menjadi Raja Pertama Samalanga pada tahun 1615. Kisah Tun Sri Lanang ini diambil dari rangkuman beberapa penulis.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kebesaran
Kesultanan Islam Malaka hancur setelah Portugis menaklukkannya tahun
1511. Banyak pembesar kerajaan yang menyelamatkan diri ke kerajaan
lainnya yang belum dijamah Portugis. Sebut saja Pahang, Johor, Pidie,
Aru (Pulau Kampai), Perlak, Daya, Pattani, Pasai dan Aceh. Portugis
berusaha menaklukkan kerajaan Islam yang kecil ini dan tanpa perlawanan
yang berarti. Perkembangan tersebut membuat gundah Sultan Ali Mughayat
Syah (1514-1530).</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img src="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/34421_124442364278301_106981376024400_128813_8011290_n.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sultan
berkeinginan untuk membebaskan negeri Islam di Sumatera dan Semenanjung
Tanah Melayu ini dari cengkeraman Portugis. Keinginan Sultan didukung
penuh oleh pembesar negeri Aceh dan para pencari suaka dari Melaka yang
menetap di Bandar Aceh. Sultan memproklamirkan Kerajaan Islam Aceh
Darussalam pada tahun 1512, dengan visi utamanya menyatukan negeri kecil
seperti Pedir, Daya, Pasai, Tamiang, Perlak dan Aru.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sultan
Alaidin Ali Mughayatsyah berprinsip. “Siapa kuat hidup, Siapa lemah
tenggelam”. Karenanya dalam pikiran Sultan untuk membangun negeri yang
baru diproklamirkannya perlu penguatan di bidang politik, luar negeri,
militer yang tangguh, ekonomi yang handal dan pengaturan
hukum/ketatanegaraan yang teratur. Dengan strategi inilah, menurut
pikiran Sultan, Kerajaan Islam Aceh Darussalam akan menjadi negara yang
akan diperhitungkan dalam percaturan politik global, sesuai dengan
masanya dan mampu mengusir Portugis dari negeri Islam di nusantara yang
telah didudukinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dasar
pembangunan kerajaan Islam Aceh Darussalam yang digagaskan Sultan
Alaidin Ali Mughayatsyah dilanjutkan oleh penggantinya Sultan Alaidin
Riayatsyah Alqahhar, Alaidin Mansyursyah, Saidil Mukammil dan Iskandar
Muda. Aliansi dengan negara-negara Islam di bentuk, baik yang ada di
nusantara maupun di dunia Internasional. Misalnya Turki, India,
Persia,Maroko. Pada zaman inilah Aceh mampu menempatkan diri dalam
kelompok “lima besar Islam” negara-negara Islam di dunia. Hubungan
diplomatik dengan negeri nonmuslim pun dibina sepanjang tidak mengganggu
dan bertentangan dengan asas-asas kerajaan (A. Hasyimy, Kebudayaan Aceh
Dalam Sejarah).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOmKFTZy0kwn1bytqoAVCNMBXwbD1nWsl1QFjvBZ_okRtkFNRvwA7f5UXEfyNejif5kGL1tzDiIBXjev3AxDdnI6rbZ9LSyXpXaanyGYsUKpn03mNX1Lvh6QVTTgaGzMeKQOWqbxm2TMM/s1600/66970_124446674277870_106981376024400_128843_5141617_a.jpg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOmKFTZy0kwn1bytqoAVCNMBXwbD1nWsl1QFjvBZ_okRtkFNRvwA7f5UXEfyNejif5kGL1tzDiIBXjev3AxDdnI6rbZ9LSyXpXaanyGYsUKpn03mNX1Lvh6QVTTgaGzMeKQOWqbxm2TMM/s1600/66970_124446674277870_106981376024400_128843_5141617_a.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tun Muhammad / Tun Sri Lanang</td></tr>
</tbody></table>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Perseteruan
kerajaan Aceh dengan Portugis terus berlangsung sampai tahun 1641.
Akibatnya banyak anak negeri yang syahid baik itu di Aceh sendiri, Aru,
Bintan, Kedah, Johor, Pahang danTrenggano. Populasi penduduk Aceh
menurun drastis. Sultan Iskandar Muda mengambil kebijakan baru dengan
menggalakkan penduduk didaerah takluknya untuk berimigrasi ke Aceh inti,
misalnya dari Sumatera Barat, Kedah, Pahang, Johor dan Melaka, Perak,
Deli.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sultan
Iskandar Muda menghancurkan Batu Sawar, Johor, pada tahun 1613. Seluruh
pendudukJohor, termasuk Sultan Alauddin Riayatshah III, adiknya Raja
Abdullah, Raja Raden dan pembesar- pembesar negeri Johor-Pahang seperti
Raja Husein (Iskandar Thani), Putri Kamaliah (Putroe Phang) dan
Bendaharanya (Perdana Mentri), Tun Muhammad kemudian dipindahkan ke
Aceh. Sultan Iskandar Muda kemudian menjadikan Tun SriLanang sebagai
raja pertama ke Samalanga atas saran dari Putri Kamaliah. (A.K. Yakobi,
Aceh Dalam Perang Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 1945-1949).
Rotasi pimpinan ini sering ditempuh guna mencegah terjadinya
pemberontakan raja-raja yang mendapat dukungan rakyat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b><i>Tun Sri Lanang Di Nobatkan Sebagai Raja Pertama Samalanga</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Penobatan
Tun Sri Lanang menjadi Raja Samalanga mendapat dukungan rakyat, karena
disamping dia ahli di bidang pemerintahan juga alim dalam ilmu agama.
Sultan Iskandar Mudamengharapkan dengan penunjukan tersebut akan
membantu pengembangan Islam di pesisir Timur Aceh. Namun penunjukkan Tun
Sri Lanang sebagai raja tidak serta merta berjalan mulus. Hal itu
karena adanya tentangan dari beberapa tokoh masyarakat yang dipimpin
oleh Hakim Peut Misei. Dia justru menginginkan kelompoknyalah yang
berhak menjadi raja pertama Samalanga.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/71798_124442047611666_106981376024400_128811_5594060_n.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/71798_124442047611666_106981376024400_128811_5594060_n.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menurut
kisah dan penuturan orang- orang tua di sana. Setelah Hakim Peut Misee
dan sebelas orang pemuka negeri lainnya bersama rakyat setempat selesai
membuka negeri Samalanga, lalu mereka bermusyawarah untuk menentukan
siapa diantara mereka yang berhak menjadi raja pertamaSamalanga.
Diantara panitia yang terlibat dalam persiapan pengukuhan
keuleebalanganSamalanga dan daerah takluknya,terjadi perselisihan dan
perbedaan pendapat. Demi mengatasi perselisihan tersebut,atas saran
masyarakat, keduabelas orang panitia tersebut kemudian menghadapSultan
Iskandar Muda. Mereka menyerahkan keputusan tersebut kepada sultan, yang
akan menentukan pilihan terbaiknya untuk memimpin negeri pusat
pendidikan Islam itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Rencana
dan kabar tersebut diam-diam sampai juga ketelinga Puteri Pahang. Dia
mengetahui rencana pertemuan duabelas tokoh masyarakat yang akan
menghadap sultan. Putri Pahang menginginkan ke-uleebalangan Samalanga
dan daerah takluknya diisi oleh Datok Bendahara, yang bergelar Tun Sri
Lanang, yang tak lain adalah saudaranya sendiri. Siasat pun diatur dan
berbagai cara juga ditempuh. Lalu Tun Sri Lanang diperintahkan berlayar
ke Samalanga, di sana dia harus berpura-pura sebagai seorang nelayan
yang kumuh tetapi ahli melihat bintang. Berdasarkan rencanaPutri Pahang,
Tun SriLanang harus sampai duluan di Samalanga dan ke dua belas tokoh
masyarakat tersebut diusahakan menggunakan jasa Tun Sri Lanang untuk
berlayar ke Kuala Acehmenghadap Sultan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada
hari yang telah di sepakati bersama, berangkatlah dua belas orang
panitia menghadap sultan dengan didampingi seorang pawang dari kuala
Samalanga menuju kuala Aceh. Ke dua belas orang itu kemudian bertemu
dengan Sultandan mengutarakan maksud dan tujuannya. Mereka lalu meminta
kepada Sultan agar salah satu dari mereka dinobatkan menjadi ulee balang
pertama Samalanga. Setelah meminta pendapat orang - orang besar
kerajaan dan Puteri Pahang, Sultan setuju menobatkan salah satu dari
mereka menjadi Raja pertama. Namun dengan satu syarat apabila cincin
kerajaan yang telah disiapkan oleh Puteri Pahang cocok di jari
kelingking mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mereka
lalu mecoba satu persatu di jari mereka, tetapi cincin kerajaan
tersebut terlalu besar untuk dipakai pada jari kedua belas orang
tersebut. Puteri Pahang menanyakan pada mereka apa ada orang lain yang
tidak dibawa ke balai rung Istana? Mereka dengan hati kesal menjawab
memang masih ada tukang perahu. Tun Sri Lanang pun kemudian dihadapkan
kehadapan Sultan. Dia mencoba cincin kerajaan itu, ternyata sangat cocok
untuk jari kelingkingnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Karena
itu kemudian Sultan Iskandar Muda menobatkan Tun Sri Lanang menjadi
Raja pertamaSamalanga. Namun sewaktu mereka pulang, Tun Sri Lanang
tiba-tiba dibuang di tengah laut di kawasan Laweung. Kejadian tersebut
kemudian dikenal dalam masyarakat Samalanga sebagaiPeristiwa Laut.
Beruntung, Tun Sri Lanang berhasil diselamatakan oleh Maha raja Lela
Keujroeun Tjoereh (Laweung).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah
menyelamatkan Tun Sri Lanang, Maharaja Lela Keujroeun Tjoereh bersama
T. Nek Meuraksa Panglima Nyak Doom menghadap Sultan. Mereka
memberitahukan penemuan Tun Sri Lanang di tengah laut. Mendengar berita
tersebut, Sultan sangat murka, dia kemudian memerintahkan Maharaja
Goerah bersama T. Nek Meuraksa Panglima Nyak Doom danMaharaja Lela Keu
jroeun Tjoereh menemani Tun Sri Lanang ke Samalanga. Hakim Peut Misee
dan sebelas orang panitia persiapan ke uleebalangan pun akhirnya dihukum
pancung oleh sultan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tun
Sri Lanang menjadi Uleebalang pertama Samalanga pada tahun 1615-1659 M.
Dia mangkat dan dimakamakan didesa Meunasah Leung Samalanga. Pada masa
pemerintahannya, dia berhasil menjadikan Samalanga sebagai pusat
pengembangan Islam di kawasan Timur Aceh. Tradisi itu terus berlanjut
sampai sekarang. Samalanga menjadi kubu kuat Sultan Aceh terakhir,
Sultan Muhammad Daud Syah menentang penjajahan Belanda.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/72414_124442297611641_106981376024400_128812_858263_a.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/72414_124442297611641_106981376024400_128812_858263_a.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Disamping
ahli pemerintahan, Tun Sri Lanang juga dikenal sebagai pujangga melayu.
Karyanya yang monumental adalah kitab Sulalatus Salatin. Menurut
Winstedt, kitab ini dikarang mulai bulan Februari 1614 dan selesai
Januari 1615 sewaktu menjadi tawanan di kawasan Pasai. Ketika di Batu
Sawar,Tun Sri Lanang sudah mulai menyusun penulisan sejarah Melayu
berasaskan kitab Hikayat Melayu yang diberikan oleh Yang Dipertuan di
Hilir, Raja Abdullah. Dia kembali menyambung pekerjaanya menyusun dan
mengarang kitab sejarah Melayu tersebut di Aceh sampai lengkap.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Apabila
kita baca mukaddimah kitab ini, tidak jelas disebutkan siapa pengarang
yang sebenarnya. Dan ini biasa dilakukan oleh pengarang – pengarang
dahulu yang berusaha menyembunyikan penulis aslinya terhadap hasil
karangannya. Bahkan menyebutkan dirinya sebagai fakir. Kalimat aslinya
sebagai berikut : “Setelah fakir allazi murakkabun ‘a;a jahlihi maka
fakir perkejutlah diri fakir pada mengusahakan dia, syahadan mohonkan
taufik ke hadrat Allah, Tuhan sani’il - ‘alam, dan minta huruf kepada
nabi sayyidi’l ‘anam, dan minta ampun kepada sahabat yang akram; maka
fakir karanglah hikayat ini kamasami’ tuhu min jaddi wa abi, supaya akan
menyukakan duli hadrat baginda". Maka fakir namai hikayaat ini “
Sulalatus Salatin” yakni “pertuturan segala Raja-Raja”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Keturunan
Tun Sri Lanang di Aceh yaitu Tun Rembau yang lebih dikenal dengan
panggilan T. Tjik Di Blang Panglima Perkasa menurunkan keluarga Ampon
Chik Samalanga sampai saat ini dan tetap memakai gelar Bendahara diakhir
namanya seperti Mayjen T. Hamzah Bendahara. Sedangkan sebagian
keturunannya kembali ke Johor dan menjadi bendahara (Perdana Menteri)
disana sepertiTun Abdul Majid yang menjadi Bendahara Johor, Pahang Riau,
Lingga (1688- 1697). KeturunanTun Abdul Majid inilah menjadi zuriat
Sultan Trenggano, Pahang, Johor dan Negeri Selangor Darul Ihsan hingga
sekarang ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana,sans-serif;"><a href="http://www.atjehcyber.net/2011/04/raja-pertama-negeri-samalanga.html">ATJEHCYBER.NET </a></span></div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
</div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
</div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
</div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
</div>
<br />
<h2>
</h2>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-8617422846220086582013-01-15T05:49:00.002-08:002013-01-15T05:49:53.005-08:00Kerajaan Benua Tamiang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana;">1. Sejarah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesultanan
Benua Tamiang merupakan kerajaan Islam tertua di Aceh, Indonesia,
setelah Kesultanan Perlak. Belum ditemukan data dan sumber yang pasti
tentang kapan masuknya Islam, proses perkembangannya, hingga mulai
terbentuk Kesultanan Benua Tamiang yang telah dipengaruhi oleh sistem
politik yang berasaskan Islam. Berikut ini akan dijelaskan terlebih
dahulu masa awal pembentukan Negeri Tamiang sebagai cikal bakal
berdirinya Kesultanan Benua Tamiang. </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana;">A. Masa Awal Pembentukan Tamiang</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Bukti adanya Negeri Tamiang adalah bersumber dari data-data sejarah, seperti dalam Prasasti Sriwijaya, buku <i>Wee Pei Shih</i> yang mencatat Negeri Kan Pei Chiang (Tamiang), dan buku <i>Nagarakretagama</i> yang menyebut "Tumihang", serta benda-benda peninggalan budaya yang terdapat pada situs Tamiang.<a name='more'></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pada
tahun 960, di wilayah Aceh Timur telah berkuasa seorang raja di Negeri
Tamiang bernama Tan Ganda. Negeri ini berpusat di Bandar Serangjaya.
Bandar ini pernah diserang oleh Raja Indra Cola I yang menyebabkan Raja
Tan Ganda meninggal. Anak Raja Tan Ganda, Tan Penuh berhasil melarikan
diri dari serangan itu. Ketika kondisi Negeri Tamiang telah aman, ia
memindahkan pusat pemerintahan ke daerah pedalaman, yaitu Bandar Bukit
Karang, di dekat Sungai Simpang Kanan. Sejak saat pemindahan itu, maka
mulai berdirilah Kerajaan Bukit Karang dengan raja-rajanya sebagai
berikut: Tan Penuh (1023-1044); Tan Kelat (1044-1088); Tan Indah
(1088-1122); Tan Banda (1122-1150); dan Tan Penok (1150-1190).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sepeninggalan
Tan Penok, karena tidak mempunyai anak kandung, maka anak angkatnya
bernama Pucook Sulooh diangkat sebagai raja yang menggantikan dirinya.
Sejak saat itu, Kerajaan Bukit Karang dikuasai oleh Dinasti Sulooh,
dengan rara-rajanya sebagai berikut: Raja Pucook Sulooh (1190-1256);
Raja Po Pala (1256-1278); Raja Po Dewangsa (1278-1300); dan Raja Po
Dinok (1300-1330).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pada
akhir pemerintahan Raja Po Dinok (1330), sebuah rombongan para da‘i
yang dikirim oleh Sultan Ahmad Bahian Syah bin Muhammad Malikul Thahir
(1326-1349) dari Samudera Pasai tiba di Tamiang. Kedatangan para da‘i
itu tidak mendapat respon positif oleh Raja Po Dinok. Ia menyerang
rombongan tersebut yang menyebabkan dirinya tewas di medan perang.
Sejak saat itulah, Islam mulai berkembang di Tamiang. </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: Verdana;">B. Masa Kesultanan Benua Tamiang</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixBHeMEtLs84Lv1cnmVKkM6ohD1VsQAXiCKV0s8wufLZ5eVUB3VWLyg2d55wsAnKNN34ExAKkX6W1d8dy8u7SmVaLby9AO_9qIdiF3SAGCNKnvOyLPPyveIqsy5lHwYt13YUchnCbdEHc/s1600/S5001336.JPG" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixBHeMEtLs84Lv1cnmVKkM6ohD1VsQAXiCKV0s8wufLZ5eVUB3VWLyg2d55wsAnKNN34ExAKkX6W1d8dy8u7SmVaLby9AO_9qIdiF3SAGCNKnvOyLPPyveIqsy5lHwYt13YUchnCbdEHc/s320/S5001336.JPG" /></a></div>
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: x-small;"></span>Proses
islamisasi di Tamiang berlangsung relatif singkat. Setelah masuknya
rombongan da‘i ke Tamiang dan melakukan dakwah keagamaan, banyak rakyat
Tamiang yang kemudian memeluk Islam. Berdasarkan kesepakatan antara
Sultan Ahmad Bahian Syah dengan para bangsawan dan rakyat Tamiang yang
telah memeluk Islam, maka ditunjuklah Sultan Muda Setia sebagai Sultan I
di Kesultanan Benua Tamiang (1330-1352). Dengan demikian, kesultanan
ini mulai berdiri pada tahun 1330. Pusat pemerintahan kesultanan ini
letaknya kini di Kota Kualasimpang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di
akhir pemerintahan Sultan Muda Setia (1352), Kesultanan Benua Tamiang
diserang oleh Kerajaan Majapahit. Mangkubumi Muda Sedinu ternyata mampu
mengatasi serangan tersebut, meski kondisi Kesultanan Benua Tamiang
sempat porak-poranda. Atas kemampuannya tersebut, Mangkubumi Muda
Sedinu dipercaya menggantikan kedudukan Sultan Muda Sedia pada tahun
1352, namun bukan dalam kedudukannya sebagai sultan, hanya sebagai
pemangku sultan saja. Pada masa pemerintahan Muda Sedinu ini, pusat
pemerintahan kesultanan dipindahkan ke Pagar Alam (kini letaknya sekitar
daerah Simpang Jenih) karena alasan keamanan dan pertahanan.
Pemerintahan Muda Sedinu berakhir pada tahun 1369.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Tahta
kekuasaan kesultanan kemudian beralih ke Sultan Po Malat sebagai
Sultan II (1369-1412). Pada masanya, serangan Majapahit masih berlanjut
hingga menyebabkan kegiatan penyebaran Islam di kesultanan ini tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Penggantinya, Sultan Po Tunggal atau
Sultan III (1412-1454) juga tidak dapat berbuat banyak. Kegiatan yang
dapat dilakukan oleh Sultan Po Tunggal hanya mengkoordinir kekuatan baru
dan menyusun pemerintahan kembali.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Keadaan
baru dapat kembali stabil pada masa pemerintahan Sultan Po Kandis atau
Sultan IV (1454-1490). Pada masanya, pusat pemerintahan kesultanan
dipindahkan dari Pagar Alam ke Kota Menanggini (kini bernama Karang
Baru). Kegiatan penyiaran Islam kembali dapat dilakukan pada masa ini.
Sultan Po Kandis memprioritaskan kegiatan pendidikan Islam dan
pembinaan seni budaya yang bernafaskan Islam sebagai program utama
pemerintahannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan
Po Kandis digantikan oleh anaknya sendiri, Sultan Po Garang sebagai
Sultan V (1490-1528). Oleh karena tidak mempunyai anak, ia kemudian
digantikan oleh menantunya Po Kandis, ipar Po garang, yang bernama
Pendekar Sri Mengkuta (1528-1558). Peristiwa penting yang terjadi pada
masa Sultan VI ini adalah penggabungan Tamiang menjadi bagian dari
Kesultanan Aceh Darussalam pada masa Sultan Ali Mughayat Syah
(1514-1530). Ketika itu Sultan Ali Mughayat Syah gencar mempersatukan
kerajaan-kerajaan kecil di Aceh dalam satu federasi yang kokoh, yang
tujuannya adalah sebagai strategi penting untuk menghadapi serangan
Portugis. Masa pemerintahan Sultan VI ini dapat dikatakan sebagai masa
berakhirnya Kesultanan Benua Tamiang. </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana;">2. Silsilah <span class="Apple-style-span" style="font-size: 9pt;"></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Urutan sultan-sultan yang berkuasa di Kesultanan Benua Tamiang adalah sebagai berikut: </span></div>
<ol>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Muda Setia (1330-1352)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Mangkubumi Muda Sedinu (1352-1369)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Po Malat (1369-1412)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Po Kandis (1454-1490)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sultan Po Garang (1490-1528)</span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pendekar Sri Mengkuta (1528-1558)</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana;">3. Periode Pemerintahan<span class="Apple-style-span" style="font-size: 9pt;"></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesultanan
Benua Tamiang dapat eksis selama dua abad lebih (1320-1558). Selama
rentang waktu yang panjang itu, kesultanan ini pernah mengalami masa
pasang surut. Kesultanan ini kini telah masuk ke dalam sistem
pemerintahan masa modern, yaitu Kabupaten Aceh Tamiang. Terbentuknya
kabupaten ini didasarkan pada Undang-Undang No. 4 Tahun 2002, tertanggal
10 April 2002. Pada tanggal 2 Juli 2002, kabupaten ini resmi menjadi
kabupaten otonom yang terpisah dari Kabupaten Aceh Timur.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana;">4. Wilayah Kekuasaan<span class="Apple-style-span" style="font-size: 9pt;"></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Wilayah
kekuasaan Kesultanan Benua Tamiang mencakup daerah-daerah yang kini
masuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, yaitu: Bendahara,
Karangbaru, Kejuruan Muda, Kuala Simpang, Manyak Payed, Rantau,
Seruway, dan Tamiang Hulu.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana;">5. Struktur Pemerintahan<span class="Apple-style-span" style="font-size: 9pt;"></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kesultanan
Benua Tamiang diperintah oleh seorang sultan. Dalam kegiatan
pemerintahan sehari-harinya, ia dibantu oleh seorang mangkubumi yang
bertugas mengawasi jalannya pemerintahan dan bertanggung jawab
sepenuhnya kepada sultan. Dalam bidang hukum, diangkat seorang Qadhi
Besar yang bertugas mengawasi pelaksanaan hukum, baik oleh pemerintah
sendiri maupun oleh lembaga-lembaga penegak hukum.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di
tingkat pemerintahan daerah, sultan dibantu oleh tiga sistem
kepemimpinan, yaitu: (1) Datuk-datuk Besar yang memimpin daerah-daerah
kedatuan; (2) Datuk-datuk Delapan Suku yang memimpin daerah-daerah suku
perkauman; (3) Raja-raja Imam yang memimpin para imam di daerah-derah
dan sekaligus bertindak sebagai penegak hukum di daerah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dalam
bidang keamanan dan pertahanan kesultanan, juga dibentuk laskar-laskar
rakyat yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab seorang panglima.
Panglima ini juga membawahi tujuh panglima daerah, yaitu Panglima
Birin, Panglima Gempal Alam, Panglima Nayan, Panglima Kuntum Menda,
Panglima Ranggas, Penglima Megah Burai, dan Panglima Nakuta Banding
(khusus untuk di laut). Tingkat kepemimpinan yang paling bawah di
kelaskaran ini adalah Pang yang ada di setiap kampung di daerah-daerah
kekuasaan Kesultanan Benua Tamiang.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana;">6. Kehidupan Sosial-Budaya<span class="Apple-style-span" style="font-size: 9pt;"></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Data
kehidupan sosio-budaya berikut ini merupakan data pada masa modern,
yaitu pada masa Kabupaten Aceh Tamiang. Kabupaten ini merupakan
satu-satunya kawasan di Aceh yang dikuasai oleh etnis Melayu. Di
samping etnis Melayu, di kabupaten ini juga terdiri dari etnis Aceh,
Gayo, Jawa, Karo, dan lain sebagainya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sektor
pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat
Tamiang sebab penduduk di kabupaten ini mayoritas berprofesi sebagai
petani. Sekitar 29.201 rumah tangga petani menggeluti dunia bercocok
tanam, yang terbanyak berada di Kecamatan Kejuruan Muda (7.093 rumah
tangga). Tanaman pangan yang biasa ditanam penduduk adalah padi,
palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sedangkan tanaman perkebunan
yang dibudidayakan di antaranya adalah karet, kelapa sawit, kopi,
kelapa, kakao, dan jeruk. Dalam beberapa tahun terakhir ini, sumbangan
sektor pertanian terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar
40 persen lebih, dan kontribusi terbesarnya adalah dari tanaman bahan
pangan, yaitu sekitar 20 persen.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Wilayah
Aceh Tamiang dialiri dua cabang sungai besar, yaitu Sungai Tamiang
(yang terbagi menjadi Sungai Simpang Kiri dan Sungai Simpang Kanan) dan
Sungai/Krueng Kaloy. Keberadaan sungai-sungai ini bagi masyarakat
Tamiang sangat penting karena di samping dapat digunakan sebagai
pengairan tanaman pangan juga dapat digunakan sebagai alat
transportasi, seperti untuk mengangkut produksi pertanian, perkebunan,
maupun untuk mengangkut bahan-bahan kebutuhan konsumsi, dagang, dan
konstruksi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">(HS/sej/35/12-07).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Sumber:</span></b></div>
<ul>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">“Kabupaten
Aceh Tamiang”, dalam
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0403/02/otonomi/883110.htm, diakses
tanggal 4 Desember 2007. </span></li>
<li><span lang="IN" style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Sufi, Rusdi dan Agus Budi Wibowo. 2006. <i>Kerajaan-Kerajaan Islam di Aceh</i>. Banda Aceh: Badan Perpustakaan Provinsi Naggroe Aceh Darussalam.</span></li>
</ul>
<br /><a href="http://www.atjehcyber.net/2011/05/kerajaan-benua-tamiang.html#ixzz2I3HTvR00" style="color: #003399;"></a></div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-31955896420752832032013-01-15T05:44:00.005-08:002013-01-15T05:46:08.170-08:00Kerajaan Trumon dan Benteng Kuta Batee<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Memiliki cap sikureng (cap sembilan)
dan mata uang sendiri yang di akui dunia, membuat kerajaan Trumon
dikenal bangsa Asia dan Eropa. Bahkan mempunyai armada dagang bernama
Diana dan Le-Xemie yang membawa lada ke Penang, India dan Timur Tengah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Henurut H. Muhammad Said, dalam
bukunya Aceh Sepanjang Abad, dijelaskan, kerajaan Trumon didirikan
Tengku Djakfar atau lebih dikenal dengan sebutan Teuku Raja Singkil
sekitar abad ke - 18. Beliau putra dari Ja Johan, salah satu keturunan
Ja Thahir dari Bagdad yang menetap di Batee, Pidie. Tengku Djakfar
adalah murid dari Tengku di Anjong Peulanggahan.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-QbhilFGW4SE8uoSbMy4UeuwZxLRvxuTmnn8X8FccDPzmMevWWQHF9XmzuDG3LfW9Zk74iYvpGOmcHEY39WJWPK4kZD-sIm2xa49dDuSgLSqBQap1mwsHCrQgCouItbs_xK3cPk0Chsg/s1600/243_BENTENG_KUTA_BATEE_TRUMON_1c.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-QbhilFGW4SE8uoSbMy4UeuwZxLRvxuTmnn8X8FccDPzmMevWWQHF9XmzuDG3LfW9Zk74iYvpGOmcHEY39WJWPK4kZD-sIm2xa49dDuSgLSqBQap1mwsHCrQgCouItbs_xK3cPk0Chsg/s320/243_BENTENG_KUTA_BATEE_TRUMON_1c.jpg" width="320" /></a></div>
Setelah
belajar dan memperdalam agama Islam, beliau di utus gurunya untuk
berangkat ke sebelah Barat Aceh. Tengku Djakfar, memilih Ujong
Serangga, Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya, sebagai tempat mengembangkan
ilmunya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di Ujong Serangga, Tengku
Djakfar mengajar agama Islam, hingga pada akhirnya memperoleh gelar
labai (tengku atau ulama). Beberapa tahun di Ujong Serangga, labai
Djakfar, begitu dia dipanggil, melanjutkan perjalannya ke Singkil dan
menetap di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar tahun 1780, Tengku
Djakfar mulai menata dan membangun Trumon. Beliaulah yang menjadi
penguasa dan raja pertama di daerah yang terkenal dengan penghasil lada
pada saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nama Trumon, konon bermula
sewaktu Tengku Djakfar membuka perkebunan lada di daerah sebelah utara
Singkil. Pada saat itu, beliau menemukan sebuah sumur tua dan ditepinya
terdapat sebatang terung, yang dalam bahasa Aceh disebut “ Trueng
Bineimon”. Sejak itulah, daratan tersebut terkenal dengan nama Trumon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Puncak kejayaan kerajaan Trumon,
dicapai dibawah pemerintahan Teuku Raja Fansury Alamsyah atau lebih
dikenal dengan Teuku Raja Batak. Beliau merupakan raja ketiga,
menggantikan ayahnya, Teuku Raja Bujang, yang sebelumnya menerima tahta
dari kakeknya ( Tengku Djakfar), yang tak lain adalah pendiri kerajaan
Trumon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut beberapa sumber, pada
masa Teuku Raja Batak inilah Benteng Kuta Batee dibangun. Benteng ini,
selain berfungsi sebagai pertahanan ketika diserang musuh (penjajah),
juga digunakan sebagai pusat pengendalian pemerintahan oleh raja. Di
dalamnya juga terdapat istana raja dan sebuah gudang tempat menyimpan
barang-barang penting milik kerajaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Luas benteng tersebut, sekitar
60x60 meter dengan tinggi sekitar empat meter.Tebal dindingnya mencapai
satu meter dengan tiga lapisan. Bagian luar terbuat dari batu bata,
kemudian pasir setebal 30 senti meter dan bagian dalam dari batu bata
tanah liat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sekeliling benteng, juga
terdapat balai sidang. Balai ini biasanya digunakan untuk rapat atau
sidang-sidang adat kerajaan yang dipimpin langsung oleh raja. Selain
itu, juga terdapat rumah sula (penjara) sebagai tempat bagi yang divonis
hukuman mati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukti lain yang membuat kerajaan
Trumon terkenal, karena salah satu diantara sembilan kerajaan di Aceh
yang memiliki cap sikureng (sembilan). Di samping itu, kerajaan Trumon
juga memiliki mata uang sendiri sebagai alat tukar yang sah, bukan saja
di akui di Aceh, tapi juga diakui dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9P39rNBzlPO3xjEc3PwxawGjm-K1fkcjOoKaGj8id4fqhf1UJ177Mi1tQu-lJWY-v2VlPGNN9uYHrjdpeptUC7MNZB1vDpaUVHTTMA_Dmg7VC7HJF2t8-CUM-PhtY6yHX1z840nO9Pv4/s1600/236_KUTA_DIANJONG_1c.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9P39rNBzlPO3xjEc3PwxawGjm-K1fkcjOoKaGj8id4fqhf1UJ177Mi1tQu-lJWY-v2VlPGNN9uYHrjdpeptUC7MNZB1vDpaUVHTTMA_Dmg7VC7HJF2t8-CUM-PhtY6yHX1z840nO9Pv4/s320/236_KUTA_DIANJONG_1c.jpg" width="320" /></a>Di
mata dunia, Asia dan Eropa, Trumon sangat dikenal. Ini disebabkan
perdagangan lada yang berkembang pesat saat itu. Bahkan kerajaan Trumon
mempunyai armada dagang yang diberi nama Diana dan La-Xemie yang membawa
lada ke Penang, India dan Timur Tengah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesultanan Trumon, merupakan
bagian dari kerajaan Batak yang di akuisisi oleh kesultanan Aceh setelah
rajanya masuk Islam.Itu dapat dilihat dari bendera kerajaan Trumon yang
menjadi cikal bakal bendera yang dipakai Sisingamangaraja XII (dua
belas).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Batak Sisingamangaraja
VII, diduga masih memiliki hubungan dengan kerajaaan di Singkil,
khusunya kerajaan Trumon. Sebelum di akui oleh kerajaan Aceh, kerajaan
Trumon merupakan provinsi dari Kesultanan Barus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika bencana tsunami melanda
Aceh, 26 Desember 2004 lalu, meluluhlantakkan sebagian wilayah Aceh.
Trumon, juga menjadi salah satu sasaran dari bencana tersebut. Namun,
benteng Kuta Batee selamat dari ancaman tsunami. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal, benteng tersebut hanya
terletak sepuluh meter dari bibir pantai. Menurut sumber masyarakat di
sana, konon, beredar kabar ini sebuah keajaiban dan tidak masuk akal.
Karena, disaat air laut naik setinggi dua meter, justeru tidak masuk ke
dalam benteng tersebut. Bisa saja air masuk lewat pintu atau jendela
benteng.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sisi lain, rumah dan bangunan
toko yang berada di sekitar benteng hancur porak-poranda dihamtam
gelombang tsunami. Masyarakat beranggapan, benteng tersebut luput dari
bencana, disebabkan berkat do’a raja-raja Trumon yang terkenal alim dan
heroik.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.atjehcyber.net/2011/06/kerajaan-trumon-dan-benteng-kuta-batee.html">ATJEHCYBER.NET </a></div>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-52071313247027930152013-01-14T08:47:00.003-08:002013-01-14T08:49:38.801-08:00Kerajaan Linge Gayo<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Umah Pitu Ruang Linge
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">PENDAHULUAN </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Fhoto
di atas adalah sebagian bukti yang tidak jelas keberadaannya, yang
merupakan "peninggalan Kerajaan Linge", ada lagi peninggalan Kerajaan
Linge konon orang desa setempat mengatakan bahwa rumah adat pitu ruang
(tujuh ruang) itu adalah tempat tinggal Kerajaan Linge dari Raja Linge
I-XIII, tapi ini semua di dapatkan berdasarkan hasil wawancara saja.
Pertanyaan yang mungkin timbul salah satu dari kita adalah, siapakah
raja yang I, II, III dan seterusnya sampai ke XIII tersebut yang pernah
menjadi raja di kerajaan linge itu sendiri? Kemudian dalam hal ini juga
ada sedikit yang belum jelas, yaitu tentang Silsilah dari Kerajaan Linge
itu sendiri, yang konon kata penjaga rumah itu ada sampai 13 Raja yang
berkuasa di Kerajaan Linge pada saat itu, tapi apakah benar adanya ini
semua? atau mungkin hanya cerita belaka saja, atau juga mungkin
referensi tentang menyangkut silsilah ini belum ditemukan.</span><br />
<a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Siapa
yang harus di salahkan? Pemerintah, Sejarawan, Tokoh Masyarakat, atau
orang tua terdahulu? Semua benar, mengapa demikian? Buktinya: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pemerintah
kurang memperhatikan sejarah, bisa dilihat dari tempat kantor kerja
pemerintah Aceh Tengah, contohnya di kantor Bupati Aceh Tengah, di
kantor ini hampir setiap sudut ruangan tidak ada yang bercorak bangunan
Gayo, Misal Kerawang Gayo. Di daerah Pematang Siantar, setiap kantornya
itu ada corak dari pada adat bangunan kantor tempat mereka kerja. Sebab
itulah kota Pematang Siantar menjadi terjaga dan banyak di minati oleh
wisata-wisatawan asing datang kesana, Pertanyaannya adalah mengapa kita
tidak bisa?.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejarawan
juga kurang spesifik dalam hal ini, pasalnya sejarawan kurang mengkaji
lebih dalam tentang Kerajaan Linge, akibat dari pada hal tersebut, semua
orang yang ingin mengkaji tentang Kerajaan Linge ini menjadi tidak
berminat, ini lah yang terjadi pada saat sekarang ini, semua generasi
penerus tidak sedikit yang mau meneliti lebih dalam tentang hal ini,
tapi referensi dari Kerajaan Linge ini minim, kalaupun ada, itu tidak
dijadikan sumber utama, karena bukti-bukti dari referensi atau sumber
itu hanya kebanyakan dari hasil wawancara saja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tokoh
masyarakat, terkadang kita harus selalu menanyakan tentang apa saja
yang terjadi di masyarakat kita, yang selalu harus di korelasikan dengan
tokoh masyarakat kita. Misalnya saja dalam hal adat, ada pesta
pernikahan, yang selalu di hadiri oleh tokoh masyarakat dimana dia
berdomisili, tetapi akankah tokoh masyarakat itu mengerti bagaimana
dengan adat gayo yang sebenarnya? Akankah Tokoh masyarakat itu mengerti
sejarah adat pernikahan gayo? Inilah yang seharusnya dilakukan oleh
tokoh masyarakat kita, yang mampu memperkenalkan sejarah lebih banyak
kepada masyarakatnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada
hakikatnya suatu negara, atau suku bangsa itu maju dengan mengerti akan
jati diri mereka. Dewasa ini kita sering mendengar dari kalangan ilmuan
sains yang mengatakan bahwa sejarah tidak memiliki arti penting dalam
ilmu manapun, mereka membuktikan dengan tidak adanya manfaat yang
diberikan oleh ilmu sejarah di dalam berbagai bidang ilmu pada saat ini,
terlebih lagi jaman sekarang telah mengikuti perkembangannya dengan
ilmu pengetahuan yang serba canggih melalui media dunia maya yang banyak
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan perkembangan jaman itu
sendiri. Hal ini di akibatkan oleh kurangnya peranan dari kalangan
sejarawan atau orang-orang terdahulu yang mengimplementasikan sejarah
itu sendiri. Padahal, apabila kita tinjau dari beberapa pandangan
mengenai arti pentingnya ilmu sejarah itu sendiri adalah : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ilmu
sejarah dapat menyadarkan kita kepada jaman terdahulu yang sangat maju
dan berkembang dari berbagai bidang, contohnya saja pada jaman
penjajahan kolonial Belanda, bangsa Belanda sendiri sangat sulit
menguasai daerah Aceh sendiri, hal ini di sebabkan oleh orang-orang Aceh
sendiri yang memegang erat agamanya sendiri, hal itulah yang
menyebabkan penajajahan kolonial Belanda lama menguasai Aceh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">di nasional sendiri kita pernah menguasai sebagian Asia, yaitu dengan kerajaan Majapahit, yang dengan semboyan palapa-nya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari
kedua contoh diatas kita seharusnya mengikuti jejak-jejak dari pada
sejarah tersebut. Yang mana seyogiayanya kita mengeratkan agama kita
agar kita tidak dapat lagi di kuasai oleh penjajahan yang tidak nampak
jelas jika di pandang melalui pandangan kasat mata. Karena dengan agama
lah kita dapat menghambat datangnya penguasa-penguasa yang memandang
sebelah mata kepada kita. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemudian
dari kerajaan Majapahit kita selayaknya selalu membuat semboyan atau
“visi-misi” istilah sekarang yang membuat kita berpegang teguh dengan
tujuan tersebut untuk mencapai suatu tujuan dalam berbagai hal, baik
dalam hal pendidikan, maupun dalam hal politik dan lainnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk
mencoba membuat referensi yang "detail" mengenai Kerajaan Linge itu
sangatlah sulit, karena amat sedikitnya referensi atau sumber mengenai
Kerajaan Linge itu sendiri. Kemudian timbul pertanyaan "Mengapa hal itu
bisa terjadi hal seperti itu? Sehingga membuat binggung generasi penerus
dalam memberikan penjelasan tentang jati diri dari suku Gayo itu
sendiri!".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Suatu
titipan bagi generasi muda yang harus mengungkap bagaimana sejarah
Kerajaan Linge itu sebenarnya, apakah benar dengan adanya Kerajaan Linge
itu? Semua kalangan harus mengupas tuntas yang menyangkut hal ini,
karena masalah ini adalah masalah jati diri suku bangsa gayo itu
sendiri. Dalam hal ini kembali kita ingat akan kata pahlawan kita
Jenderal Sudirman,"Tidak ada kemenangan kalau tidak ada kekuatan, tidak
ada kekuatan kalau tidak ada persatuan dan persatuan itu harus disertai
dengan silaturrahmi. Maka dari pernyataan tersebut, bisa dikutip, untuk
membuat suatu pernyataan, kita harus menyatukan perbedaan pendapat dalam
konteks Kerajaan Linge ini, tidak boleh mengutamakan pendapat suatu
individu untuk di jadikan referensi atau sumber yang utama. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sangat
sulit untuk membuat suatu referensi tentang Kerajaan Reje Linge,
pasalya semua ini di akibatkan oleh kurangnya sumber-sumber tentang
Kerajaan Linge itu sendiri. Sampai saat ini orang-orang gayo sendiri
sangat kurang dalam menulis tentang Kerajaan Linge itu sendiri. Jika
berbicara lebih luas mengenai Kerajaan Linge, maka harus banyak juga
melakukan penelitian, baik penelitian secara kualitatif, maupun
kuantitatif. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejarah
kerajaan linge ini adalah salah satu hasil penipuan yang dilakukan oleh
penguasa-penguasa yang secara turun temurun mengelapkan kita untuk
bangkit dalam mendalami asal kejadian dari kerajaan linge itu sendiri
yang merupakan juga asal dari pada suku gayo itu sendiri.</span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-bottom: 0.5em; margin-left: auto; margin-right: auto; padding-bottom: 6px; padding-left: 6px; padding-right: 6px; padding-top: 6px; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicPKaJLqZ6bVARahLnJmDcR6Y4glB9QgQJGSTQ2P7EtrC3zbLdlj3Y99MPP1zHzKUkyVlOBgSWLGbq6TU-gZQuJ-9wrIpAeWtdxrd5DYfT-5utDHYDfDLzy1maA1F29hB-nQHHtCx-p4I/s320/cap+reje+linge.JPG" style="cursor: move; margin-left: auto; margin-right: auto;" /></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px; padding-top: 4px; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">"Cap Stempel Reje Linge"</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Adanya
Kerjaan Linge itu betul ada, tapi yang diragukan sekarang adalah
sejarah dari pada Kerjaan Linge itu simpang siur. Dengan adanya beberapa
bukti yang sampai saat ini masih ada, kita mempercayai dinasti Kerjaan
Linge itu ada, salah satu pecahanya adalah samudra pasai (pase) yang
merupakan keturunan Raja Lingga (linge). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk
membicarakan suatu kenyataan sejarah, maka tidak terlepas dengan
bukti-bukti yang harus dikaitkan dalam penulisan. Dari referensi di atas
menurut dapat disimpulkan adanya Kerajaan Linge itu sekitar 60%,
mengapa demikian? Karena ilmu sejarah itu bisa di buktikan dengan 4 hal,
1) Fakta (bukti Peninggalan), 2) Waktu, 3) dimana terjadinya kejadian
tersebut? 4) Wawacara dengan orang yang berhubungan dengan kejadian
tersebut. Dengan demikian Semua kejadian sejarah, di perlukan bukti yang
kuat untuk menjadikannya suatu sejarah yang sah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kerajaan
Linge hingga saat ini memang masih di masukkan dalam kemisteriusan
dunia sejarah, terutama di daerah Aceh Tengah sebagai asal dari Kerajaan
Linge itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan belum di resmikannya
hingga saat ini Kerajaan Linge sebagai Kerajaan yang permanen di Aceh
Tengah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk
mempersatukan bangsa Indonesia, masing-masing individu dari suku bangsa
tersebut harus mengetahui jati diri mereka itu sendiri, tentunya semua
itu harus dengan mengerti sejarah dari suku bangsa itu sendiri. Dengan
dimengertinya sejarah dari pada suku bangsa itu, maka individu tersebut
akan bersatu, itu semua di sebabkan oleh mengerti dengan apa-apa yang
harus mereka lakukan di dalam kehidupan lingkungan masyarakat mereka
sendiri. Mengetahui dan mengenal asal usul suku bangsa sendiri maupun
suku bangsa orang lain merupakan bentuk kepedulian terhadap bangsa yang
sedang di duduki ini. Dengan demikian, individu dapat menghargai dan
mempelajari lebih tentang dari suku sendiri maupu suku orang lain, yang
tujuannya adalah mempererat kebudayaan Indonesia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>ASAL KATA LINGE </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kata
linge terdiri dari dua kata; "ling" dan "nge". "Ling" dalam bahasa
Indonesia artinya adalah suara, sedangkan "nge" dalam bahasa Indonesia
artinya adalah nya, Jadi, apabila di gabungkan antara dua kata tersebut
adalah suaranya. Yang maknanya adalah suaranya ada, tetapi manusia-nya
tidak jelas, begitulah makna Kerjaan Linge sekarang ini. Artinya suara
orang atau masyarakat setempat bahwa mengatakan Kerjaan Linge itu ada,
tetapi Bukti-Bukti peninggalannya tidak ada. Kalaupun ada, itu semua
berarti hanya sedikit dari yang diharapkan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Latar Belakang Kerajaan Linge </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kerajaan
Linge adalah sebuah Kerjaaan kuno di Aceh. Kerajaan ini terbentuk pada
tahun 1025 M (416 H) dengan raja pertamanya adalah Adi Genali. Adi
Genali (Kik Betul) mempunyai empat orang anak yaitu: Empu Beru, Sibayak
Linge, Merah Johan, Reje Linge I mewariskan kepada keturunannya sebilah
pedang dan sebentuk cincin permata yang berasal dari sultan Peureulak
Makhdum Berdaulat Mahmud Syah (1012-1038 M). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada
saat Adi Genali membangun Negeri Linge, maka pada saat bersamaan juga
diberikan pusaka tersebut kepadanya yang diberikan gelar "Cik Serule
(Paman Serule)". Nama serule disini adalah salah satu perkampungan yang
ada di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pusaka
ini diberikan saat Adi Genali membangun Negeri Linge pertama di Buntul
Linge bersama dengan seorang perdana menteri yang bernama Syekh
Sirajuddin yang bergelar Cik Serule". Menjadi suatu perselisihan dan
kebinggungan yang mendalam dari diri saya yang timbul, disebabkan oleh
banyaknya perbedaan-perbedaan pendapat dari semua apa yang telah saya
dapatkan dan saya baca. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari
situs
http://kenigayo.wordpress.com/2010/02/21/didong-dimulai-sejak-jaman-reje-linge-xiii/,
saya membaca tentang didong gayo yang menurut Ismuha, (13/7), Kabid
kebudayaan Pemkab Bener Meriah, kesenian didong dimulai sejak Reje Linge
ke 13. Kemudian, di sini timbul pertanyaan yang besar bagi kita, lantas
kapan Reje Linge I-XII itu terjadi?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di
situs lain dikatakan juga oleh Fajri, Kokasih Bakar dan Uwein
mengatakan bahwa Reje Linge itu merupakan kekeberen istilah gayo dan
berita rakyat dalam bahasa Indonesia, yang langsung mereka wawancarai
dengan A. Djamil seorang Sejarawan Gayô.Dalam kekeberen ini diceritakan 2
Kerajaan yang merupakan asal dari Gayô yaitu Kerajaan Lingë dan
Kerajaan Malik Ishaq. Kerajaan Lingë berdiri pada abad ke 10, sedangkan
Kerajaan Malik Ishaq pada saat adanya Kerajaan Pérlak (abad ke 8 s.d. 12
M) dan Sri Wijaya (abad ke 6 s.d. 13, sedangkan masa kejatuhannya pada
abad 12 M atau 13 M).Kerajaan Lingë berasal dari Kerajaan Rum atau
Turki, asal kata Lingë berasal dari bahasa Gayô yang berarti Léng Ngé
yang artinya suara yang terdengar. Raja Lingë I ini beragama Islam
bernama Réjé Genali atau Tengku Kawe Tepat (Pancing yang lurus dalam
bahasa Acih).Agama Islam yang dianut bisa dililhat dari bendera Kerajaan
Lingë tersebut, dimana ada Syahadat di atas benderanya dan di bawahnya
bernama 4 sahabat nabi, sedangkan warnanya belum diketahui karena sudah
kusam, antara merah dan putih (bendera ini masih bisa dilihat dan
disimpan di daerah Karô, sebagai pusaka dari anak salah satu Raja Lingë
yang pergi ke Karô).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Raja
Lingë mempunyai 4 anak, 3 laki-laki dan satu perempuan. seorang
perempuan bernama Datu Beru, dan ketiga anak laki-lakinya bernama Djohan
Syah, Ali Syah dan Malam Syah.Ketika besar khusus anak laki-lakinya
akan disunat seperti halnya ajaran Islam, anak yang ke-3 bernama Ali
Syah tidak bisa disunat karena kemaluannya tidak dimakan pisau. Hal ini
tentu saja membuat malu. Hal ini menyebabkan ia meminta ijin kepada Raja
Lingë untuk pergi ke daerah Karô.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Walau
pada mulanya Raja tidak mengijinkan namun akhirnya dengan berat hati
sebelum kepergian mereka dibagikan pusaka untuk anak laki-lakinya yaitu
Kôrô Gônôk, Bawar, Tumak Mujangut, Mérnu dan élém (Bendera Pusaka).
Sedangkan Datu Béru memegang kunci khajanah Kerajaan Lingë.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Ali Syah, anak ke-3 Raja Lingë I</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ali
Syah bersama rombongan berangkat menuju Karô menuju daerah yang disebut
Blang Munté. Pada daerah tersebut Ali Syah bersama rombongannya
memutuskan untuk berhenti dan menetapkan bahwa tempat itu sebagai tempat
ia terakhir bersama rombongan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tinggallah
Ali Syah seorang diri selama berbulan-bulan tinggal disitu, dalam
sebuah kesempatan ketika kemudian mencari ikan di Uih Kul Renul, bertemu
dengan gadis dan bujang sedang menyekot (mencari ika) yang kemdian
diketahui berasal dari negeri Pak-Pak. kemudian menjadi teman dan
bergaul, akhirnya menikah dengan beberu pak-pak tersebut sampai
berketurunan. Ali Syah pun akhirnya belajar bahasa dan hidup disana.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Terdapat
sebuah kisah yang menarik yaitu ketika suatu saat Bélah dari Ali Syah
yang sudah tua tersebut akan pergi bersawah yang sebelumnya diadakan
kenduri (dinamai kenduri Mergang merdem). Acara kenduri tersebut
diadakan agak jauh dari tempat Ali Syah tinggal sehingga keturunannya
atau cucunya ditugaskan untuk memberikan nasi beserta ikan kepadanya.
Ternyata ketika sampai di sana didapatinya ikannya hanya tinggal tulang
belulang saja karena telah dihabisi oleh anak cucunya, mendengar ini ia
amat murka dan mengutuk semua (kélém-lémén) anak cucu keturunannya
menjadi batu semua, semua nya masih bisa dilihat buktinya disana di
Blang Munté perbatasan Karô dan Alas.Namun, ternyata ada yang lolos dari
kutukkannya seorang aman mayak (pengantin Pria), inén mayak (Pengantin
Wanita) yang sedang hamil dan satu lagi adiknnya inén mayak tersebut.
Melihat tersebut Aman Mayak pergi meninggalkan daerah tersebut untuk
menceritakan hal ini kepada Raja Lingë. Mendengar hal tersebut segera
dikirimkan rombongan kesana untuk mencari tahu atau menguburkan bila ada
yang meninggal.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah
lantas diketemukan pohon kelapa yang menandakan ada kampông, yang
disebut dengan Kampung Bakal, mereka ingin kesana karena lapar. Saat itu
di pinggir sungai tersebut terlihat Giôngén (Kijang) yang sedang minum,
mereka mecoba menangkap Giôngén tersebut untuk kemudian membantu mereka
berdua melewati sungai tersebut. Dalam suatu ketika mereka hampir
terlepas dari pegangan kepada Giôngen tersebut, sehingga Inen Mayak yang
sedang mengandung tersebut mengucapkan dalam bahasa Karô ‘ngadi ko
lao’, atau ‘berhentilah kau air’, sehingga sampai sekarang ada pusaran
air disana. Dan karena ada kejadian inilah orang-orang Gayô disana
dilarang memakan daging Giôngén.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sesampai
diseberang sungai Inén Mayak tersebut melahirkan, karena kelelahan iya
dibawa arus air sungai (Wih Kul) tersebut. Sedangkan anaknya
diselamatkan oleh adiknya di pinggir sungai. Pada saat anak tersebut
kehausan datanglah seekor Kerbau atau Kôrô Jégéd, yang kemudian adiknya
membiarkan anak kakaknya untuk menyusu terhadap kerbau tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Akhirnya
mereka berdua ditangkap oleh orang kampông tersebut, saat itu mereka
sedang mencari Kôrô jégéd (Kerbau berwarna putih Krim) punya Raja yang
hilang. Ketika menemukan kerbaunya sedang menyusui seorang anak manusia
maka orang-orang Kampung tersebut menganggap bahwa Kerbau keramat
tersebut telah melahirkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mereka
lantas melaporkan kepada Raja Bakal, lantas oleh Sang Raja anak
tersebut dianggp sebagai penerusnya, karena ia sampi saat itu tidak
mempunyai seorang anakpun. Adik dari Inen Mayak tersebut di tahan
sekaligus memelihara anak kakaknya yang sudah tiada.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam
keadaan tersebut sampai rombongan Réjé Lingë. Ketika sampai di
kampungnya Aman Mayak mereka sudah tidak menemukan siapa-siapa lagi,
maka mereka pun berusaha mencari istri dan adik istri dari Aman Mayak
tersebut.Mereka pun akhirnya sampai di perkampungan Bakal tersebut,
lantas merekapun mendengar berita tentang keganjilan-keganjilan yang
terjadi saat itu. Mereka memutuskan untuk dapat menunggu lebih lama
untuk mencari informasi. Sampai akhirnya bertemu dengan adik dari
istrinya dan bercerita tentang desas-desus tersebut serta kebenaran
bahwa sesungguhnya anak dari anak Kôrô jégéd sebagai anak Aman Mayak
atau keturunan Raja Lingë.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mengetahui
hal tersebut rombongan dari Lingë menghadap Réjé Bakal, menyampaikan
tujuan ke kampông di sini, kemudian menceritakan bahwa anaknya Kôrô
Jégéd itu adalah anaknya atau cucunya Réjé Lingë, bahkan mengatakan ada
saksi dari adiknnya istrinya. Untuk mengambil keputusan maka diambil
keputusan akan ada perkelahian antara Pang untuk bersitengkahan
(bacok-bacokan). Pang Sikucil, dan Pang Réjé Bakal bertengkah, panglima
Réjé Bakal selalu bergeser bila ditengkah. Sedangakan Pang Sikucil dari
Lingë tidak bergeser sedikit pun. Zaman terebut setelah bertengkah maka
bersesebutan antara Réjé Bakal dan Réjé Lingë. Akhirnya anaknya
ditinggal di Kerajaan Bakal tersebut dengan syarat nama Lingë tersebut
jangan ditinggalkan, pagi hari pelaksanaannya. Dukun Kul (Paranormal
Hebat), mengeturunkan si Bayak Lingë Karô. Inilah yang menyebabkan
adanya hubungan antara Réjé Lingë Di Gayô dan Réjé Lingë (Lingga) di
Karô.Djohan Syah, Anak ke 2 Réjé Lingë</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sepeninggal
adiknya Djohan Syah juga ingin pergi mengaji ke Pérlak,Weh Ben, atau
Bayeun (dalam bahasa Aceh) di Kuala Simpang. Ingin belajar kepada Tengku
Abdullah Kan’an dari Arab, seorang Tengku yang terkenal. Cukup lama
Djohan Syah menuntut ilmu hingga mencapai gelar Mualim.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika
jumlah muridnya cukup 300 orang muridnya Ia menanyakankepada
murid-muridnya bahwa ia berencana akan mencoba mengembangkan Agama Islam
ke Kuté Réjé, yang pada waktu itu masih belum Islam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika
rombongan Tengku tersebut sampai di sana Kutéréjé sedang dalam
peperangan antara Raja-Raja Besar yang ada dengan utusan dari Nan King
atau China yang bernama Nian Niu Lingkë , Pétroneng. Namun kekuatan dari
Puteri Cina tersebut tidak terlawan karena ada ilmu sihir, sehingga
banyak Raja yang berhasil dikuasai dan takluk kepada mereka, sampai
akhirnya sampai kesebuah Kerajaan di Langkrak Sibreh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika
tiba rombongan tersebut ke daerah tersebut Tengku menawarkan bantuannya
kepada ke Réjé Lamkrak dengan syarat mereka diberikan tempat khusus
serta meminta syahadat dari Raja Langkrak. Dengan alasan tersebut
akhirnya masuk Islam Raja Langkra.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah
itu akhirnya ia melihat siapa yang akan diangkat menjadi Panglima
Perang, satu per satu dilihat hingga akhirnya sampai kepada Djohan Syah,
yang akhirnya menjadi Panglima Perang saat itu. Lantas diberi bekal
oleh Tengku bekalnya, juga kepada semua murid-muridnya untuk berperang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ke 300 orang ini kelak disebut sebagai marga Suke Leretuh atau suku 300, asal mulanya dari salah satu Bangsa Aceh ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah
itu Djohan Syah memimpin peperangan dengan berbekalkan ilmu Al quran
sehingga akhirnya Puteri dari Cina tersebtu akhirnya berhasil
dikalahkan, Ratu Petromenk kalah, sehingga ia mundur pada basis
pertahannya terakhir di Lingkë.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Melihat
hal tersebut Djohan Syah merubah strateginya dalam memenangkan
peperangan dengan memblockade saja benteng terakhir ini, hingga Putri
Neng meminta damai. Dalam perjanjian damainya Tengku Abdullah megatakan
mau berdamai dengan syarat Putri Neng mengucapkan syahadat.Putri Neng
mengatakan sanggup akan tetapi dilakukan secara rahasia. Akhirnya di
tengah laut mereka berdamai, ntah kenapa setelah pedamaian terjadi dan
sudah memandikan Puteri Cina tersebut Tengku menangis, ia merasa belum
sempurna perdamaian sebelum dilangsungkan pernikahan antara Djohan Syah
dengan Putri Neng. Lalu dinikahkan Keduanya Oleh Tengku Kan’an.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemenangan
tersebut megah sampai dengan kerajaan Melayu manapun sehingga diangkat
menjadi Sultan Aceh yang pertama bergelar Djohan Syah. Sehingga
Raja-raja yang bergabung disana mengangkat menjadi Raja Kutéréjé I
Djohan Syah, dan menjadikan Agama Islam berkembang dengan pesat disana.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Malam
Syah dan Datu Beru tetap bersama Raja Lingë I, Malim Syah akan
meneruskan Pemerintahan Kerajaan Lingë sedangkan Datu Beru akan menjadi
pemegang kunci rahasia Kerajaan Lingë.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Kerajaan Malik Ishaq</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Islam
pertama kali datang dari Ghujarat dan Arab yang singgah di Perlak,
sehingga menjadi salah satu Kerjaan Islam di Pesisir Utara Sumatera.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sewaktu
terjadi perangan Kerajaan Perlak dengan Sriwijaya dari Palembang sampai
20 tahun. Sultan Malik Ishaq waktu itu ia menyuruh mengungsikan
perempuan dan anak-anak, ada suatu negeri yang ada Kuté-kuté yang
akhirnya bernama dengan Ishaq, daerah Ishaq sekarang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Anak
Malik Ishaq adalah Malik Ibrahim, anaknya kemudian adalah lantas Muyang
Mersah. Kuburannya sampai sekarang tempatnya masih ada akan tetapi
tidak bisa diketahui lagi kuburannya karena sudah diratakan dengan
tanah, namun telaga muyang mérsah masih ada.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Muyang
Mérsah menpunyai 7 orang anaknya yaitu Mérah Bacang, Mérah Jérnah,
Mérah Bacam, Mérah Pupuk, Mérah Putih, Mérah Itém, Mérah Silu dan yang
bungsu Mérah Mégé. Namun Mérah Mégé adalah anak kesayangan dari kedua
orang tuanya yang kerap kali membuat iri dari adik-adiknya, sehingga
mereka merencanakan akan membunuhnya.Kesempatan itu datang pada saat
merayakan Maulid Nabi di Ishaq maka pihak perempuannya menyiapkan kreres
(lemang) sedangkan laki-lakinya mungarô (berburu) untuk lauk dari
kreres tersebut. Akhirnya si bengsu diajak ngarô untuk kemudian dibunuh,
namun kakak-kakaknya ternyat tidak sampai hati membunuh adiknya
tersebut sehingga hanya dimasukkan ke Loyang datu. Mengetahui bahwa anak
bungsunya hilang membuat marah orang tuanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika
Mérah Mégé ada di Loyang Datu ia ternyata mendapatkan makanan dari
anjingnya yang bernama ‘Pase’. Melihat tuannya dimasukkan kedalam lubang
oleh abang-abangnya anjing tesebut kemudian selalu mencarikan makanan
untuk Mérah Mégé. Bahkan makanan yang diberikan kepadanya. Dibawanya ke
Loyang Datu untuk kemudian diberikan kepada Mérah Mégé.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keanehan
atau keganjilan dari Pase ini tentunya akhirnya mendapat perhatian dari
Muyang Mérsah, hingga akhirnya ia memutuskan untuk dapat mengikuti
anjing tesebut dengan berbagai upaya, yaitu ketika memberikan makanan
kepada anjing tersebut ia juga menaruh dedak sehingga kemanapun anjing
tersebut akan meninggalkan jejaknya. Hingga akhirnya diketemukan Mérah
Mégé tersebut. Yang kemudian dirayakan dengan besar-besaran oleh Muyang
Bersah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemudian
Mérah Mégé menjagai pusaka, dan keturunannya tersebar diseluruh Aceh,
Meulaboh, Aceh Selatan daerah Kluet, seluruh perairan diseluruh Aceh,
didahului dengan nama Mérah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Keenam Anak Muyang Mérsah</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keenam
Saudara Mérah Mégé akhirnyua lari, pertama kali lari ke Ishaq karena
malu. Namun begitu diketahui Raja dan kemudian akan disusul mereka lari
kembali ke Tukél kemudian membuka daerah yang bernama Jagong, dikejar
kembali sampai akhirnya ke Sérbé Jadi (Serbajadi Sekarang). Dikejar
terus anaknya, karena rasa sayang, setelah rasa marahnya Raja tersebut
hilang. Namun mereka sudah amat malu kepada ayahnya akhirnya mereka
sepakat untuk berpisah dengan catatan akan menyebarkan Agama Islam pada
daerah yang akan ditempatinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mérah
Bacang, si sulung, pergi ke batak untuk mengembangkan Islam ke daerah
Barus, Tapanuli.Yang ke-2 Mérah Jérnang ke Kala Lawé, Meulaboh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang ke-3 Mérah Pupuk Mengembangkan agama Islam ke Lamno Déyé antara Meulaboh dan Kutéréjé.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang ke- 4 dan 5 Mérah Pôtéh Dan Mérah Itém di Bélacan, di Mérah Dua (sekarang Meureudu) masih ada kuburannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang ke-6 Mérah Silu ke Gunung Sinabung, Blang Kéjérén</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Mérah Sinabung</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mérah
Silu mempunyai seorang anak yang bernama Mérah Sinabung (Dalam bahasa
Gayô Mérah Sinôbông). Mérah Sinambung ternyata lebih berwatak sebagai
Panglima, sehingga hoby adalah mengembara. Sampai ia berada pada suatu
daerah yang sedang berperang. Perang yang terjadi antaran Kerajaan Jémpa
dan Samalanga. Kerajaan Jémpa waktu itu sudah beragama Islam, hingga
akhirnya ia menawarkan bantuan kepada Raja Jempa tersebut dan berhasil
memenangkan peperangan dengan Kerajaan Samalanga. Jasa baiknya tersebut
akhirnya membuat Raja Jémpa menikahkan putrinya kepada Mérah Sinabung.,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keduanya
mempunya 2 orang anak yang bernama Malik Ahmad dan Mérah Silu. Setelah
Mérah Sinabung wafat maka naiklah Malik Ahmad menjadi Raja Jempa, akan
tetapi ada syak wasangka terhadapa Mérah Silu, karena ia lebih berbakat
dan lebih alim serta lebih dicintai rakyatnya maka timbul kecemburuan
yang terjadi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan maka Mérah Silu akhirnya pergi
ke daerah Arun, Blang Sukun, untuk menghabiskan waktunya ia bekerja
sebagai pande emas, besi dan barang logam lainnya sedangkan malamnya ia
mengajar mengaji.Lama kelamaan orang sekitar menjadi mengenal Mérah Silu
sebagai Mualim, tokoh masyarakat, akhirnya menjadi Réjé di Lhoksmawé.
Sehingga kemudian ia diangkat menjadi Sultan Pase pertama atau disebut
dengan Sultan Malikus Saleh. Sebutan daerahnya Pase merupakan sebutan
yang diambil dari nama anjing yang telah menyelahamatkan Datunya, Mérah
Mégé.</span></div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
</div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
http://www.atjehcyber.net</div>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-54953058799581903302013-01-14T08:09:00.001-08:002013-01-14T08:22:08.630-08:00SILABUS DAN RPP SEJARAH SMP / SMA BERKARAKTER<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="post-header">
</div>
<b>DOWNLOAD GRATIS SILABUS DAN RPP BERKARAKTER SEJARAH SMP DAN SMA</b><b> </b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Silabus dan RPP Sejarah Berkarakter SMP</b> <b>dan SMA</b> - Akhirnya
saya bisa juga <a href="http://leser-aceh.blogspot.com/">memberikan</a> silabus dan rpp berkarakter sma dan smp. Sebelumnya saya sudah memposting beberapa rpp
maupun silabus berkarakter yang dapat anda jadikan co<a href="http://leser-aceh.blogspot.com/">ntoh untuk m</a>enyusun rpp dan silabus anda</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
SILABUS DAN RPP SEJARAH SMP BERKARAKTER</div>
<div style="text-align: justify;">
KELAS IX</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.ziddu.com/download/21341528/SILABUSDANRPPBERKARAKTERSMPIX.zip.html">DOWNLOAD</a></div>
<div style="text-align: justify;">
KELAS VII</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.ziddu.com/download/21341526/SILABUSDANRPPBERKARAKTERSMPVII.zip.html">DOWNLOAD</a></div>
<div style="text-align: justify;">
KELAS VIII</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.ziddu.com/download/21341527/SILABUSDANRPPBERKARAKTERSMPVIII.zip.html">DOWNLOAD</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
SILABUS DAN RPP SEJARAH SMA BERKARAKTER</div>
<div style="text-align: justify;">
KELAS X</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.ziddu.com/download/21340858/SILABUSDANRPPBERKARAKTERSMAX.zip.html">DOWNLOAD </a></div>
<div style="text-align: justify;">
KELAS XII</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.ziddu.com/download/21340903/SILABUSDANRPPBERKARAKTERSMAXII.zip.html">DOWNLOAD</a></div>
<div style="text-align: justify;">
KELAS XIII</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.ziddu.com/download/21340910/SILABUSDANRPPBERKARAKTERSMAXIII.zip.html">DOWNLOAD</a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Bila hasil download tidak terbaca install software di bawah ini</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.ziddu.com/download/21341580/wrar393.exe.html">DOWNLOAD </a></div>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3272328199185456846.post-64661310602904771012012-11-20T23:45:00.003-08:002012-11-20T23:47:29.321-08:00Bendera Kerajaan Aceh Menurut Catatan Sejarah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="text-align: justify;">
Bendera Kerajaan Aceh Menurut Catatan Sejarah
</h3>
<div class="post-header" style="text-align: justify;">
</div>
<h6 class="dateline" style="text-align: justify;">
Senin, 19 November 2012 18:45 WIB
</h6>
<h6 class="byline" style="text-align: justify;">
BOY NASHRUDDIN AGUS </h6>
<div style="text-align: justify;">
RANCANGAN Qanun Aceh mengenai Bendera Aceh menimbulkan silang pendapat
setelah DPRA merilis bendera yang akan dijadikan sebagai salah satu
identitas Aceh, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Gedung AAC
Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Senin 19 November 2012.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan usulan eksekutif, bendera Aceh yang akan dipakai sebagai
bendera daerah adalah bendera Bulan Bintang strip hitam putih dengan
latar belakang berwarna merah.<br />
<a name='more'></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3272328199185456846" name="more"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara beberapa peserta RDPU DPR Aceh mengusulkan agar bendera
Aceh disesuaikan dengan bendera kerajaan tempo dulu. Bendera yang
dimaksud adalah bendera Alam Peudeung atau kerap disebut pada masanya
sebagai Alam Zulfikar.
</div>
<div style="text-align: justify;">
Bendera ini bermotif pedang tunggal dan bulan bintang yang dibuat oleh
Ali Mughayat Syah, Sultan Aceh pertama yang memimpin Aceh dari tahun
916-936 H atau sekitar tahun 1511-1530 M.</div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu catatan yang menguatkan keberadaan bendera tersebut turut dirangkum dalam salah satu hadist maja Aceh;</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Di Aceh na Alam Peudeung//Cap sikureung bak jaroe raja//dari Aceh
sampoe u Pahang// Hana soe tentang Iskandar Muda// Iskandar Tsani duk
keu geulanto// Lako Putro Tajul Mulia.</i>"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6SIGEuOWsuVcN_zW4xHo3W1zYwLfhTgkv563IMV6PuVbLuAxlsTdjcJiC_qGYkM_uvVjP2t9_oyqNIbupBdipzZ6pqNj8KHsH2ReBklcMkftPHS4s4i4MhAZpjK0CNaAWXRuTTepMpHY/s1600/alam+peudeung.png.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="254" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6SIGEuOWsuVcN_zW4xHo3W1zYwLfhTgkv563IMV6PuVbLuAxlsTdjcJiC_qGYkM_uvVjP2t9_oyqNIbupBdipzZ6pqNj8KHsH2ReBklcMkftPHS4s4i4MhAZpjK0CNaAWXRuTTepMpHY/s400/alam+peudeung.png.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut
keterangan salah satu alumni FKIP Sejarah, Azwar AG, S.Pd, mengatakan,
bendera Alam Peudeung merupakan bendera yang telah dipakai sejak
Kerajaan Aceh diperintah oleh Ali Mughayat Syah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bendera tersebut, kata dia, juga sudah diresmikan sebagai bendera
kerajaan sejak tahun 1412 M sejak kerajan-kerajaan Aceh bersatu. Namun,
Azwar mengatakan, ada beberapa pendapat mengenai penggunaan perdana
bendera tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ada pula yang mengatakan bendera Alam Peudeung dipakai sejak tahun
1412, ada yang menuliskan tahun 1413 dan 1415 Masehi," ujar dia, Senin
19 November 2012.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kata dia, sementara bendera yang diusulkan dalam rancangan qanun Aceh
terkait Bendera Aceh tersebut oleh DPRA, merupakan bendera perjuangan
yang pernah dideklarasikan Wali Nanggroe Hasan Muhammad di Tiro, medio
tahun 1960-an. Dia mengatakan, jika merujuk kepada sejarah, maka bendera
tersebut bukan bendera Kerajaan Aceh yang pernah dipakai beberapa abad
lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Bendera bulan bintang dengan strip hitam putih berlatar belakang warna
merah merupakan bendera GAM. Bendera tersebut dipakai semasa
perjuangan. Sama halnya seperti bendera Darul Islam (DI) Tentara Islam
Indonesia (TII) yang pernah menggunakan dasar merah sebagai bendera
perjuangan dan bendera berlatar belakang hijau sebagai bendera negara,"
tutur dia.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLXeYXP9_GFhPKeyjE7isuaKvKIlmqHHfm5nmNKiSiX5R6UilhZvstCM8Q7xWJxEHN77i0lo5DNKADAHAdW0weTTuuKb5HexCZBffpn1pWSxdn-AnR8E0KpwXEEmjnXUXWkxFLmfUZois/s1600/Alam+peudeung1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLXeYXP9_GFhPKeyjE7isuaKvKIlmqHHfm5nmNKiSiX5R6UilhZvstCM8Q7xWJxEHN77i0lo5DNKADAHAdW0weTTuuKb5HexCZBffpn1pWSxdn-AnR8E0KpwXEEmjnXUXWkxFLmfUZois/s320/Alam+peudeung1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di
Aceh, kata dia, juga ada beberapa bendera lainnya yang kerap
dipergunakan pada masa kerajaan. Seperti bendera dengan motif pedang
tegak berdiri di samping gambar bulan yang disusun rapi dalam bentuk
kaligrafi arab yang ditulis dengan tinta. Menurut Azwar, bendera
tersebut merupakan bendera Kerajaan Pasai yang dipergunakan sebelum
menggabungkan diri dengan Kerajaan Aceh.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2kiZ8ao8cZXh0xEG2txF-HJqooSSrYnCPfwf4NVcKHJzDoNFM3nZcQw9TTZewYTPuNOV-GKel0HPzOsF19YK4b859LMr_aoRU8-YiGwr7y5TvJPK2s5XfoaUOmQPc6XyOjyvaSa7fB7g/s1600/bendera+pasai.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="159" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2kiZ8ao8cZXh0xEG2txF-HJqooSSrYnCPfwf4NVcKHJzDoNFM3nZcQw9TTZewYTPuNOV-GKel0HPzOsF19YK4b859LMr_aoRU8-YiGwr7y5TvJPK2s5XfoaUOmQPc6XyOjyvaSa7fB7g/s320/bendera+pasai.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bendera
tersebut, masih tersimpak rijksmuseum yang memiliki catatan lengkap
tentang perlawanan rakyat Aceh melawan tentara Belanda. Bendera tersebut
disita oleh Belanda pada tahun 1840 dalam penyerbuan ke benteng Malay
saat melawan Kerajaan Aceh.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, beberapa akademisi Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Sejarah Universitas Syiah Kuala yang dihubungi
ATJEHPOSTcom, terkait hal ini tidak bisa memberikan tanggapannya karena
sedang beraktivitas di luar daerah.<b>(bna)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-weight: normal;">http://atjehpost.com/read/2012/11/19/28357/0/39/Bendera-Kerajaan-Aceh-Menurut-Catatan-Sejarah</span></b></div>
</div>
MASWARDIhttp://www.blogger.com/profile/06613454621001938614noreply@blogger.com