Banda Aceh, 18/9 (ANTARA) - Masyarakat di Provinsi Aceh masih terus menjaga dan melestarikan tradisi melukis inai (berinai) di jari tangan, kaki dan telapak tangan hingga telapak kaki calon pengantin wanita yang akan duduk dipelaminan.
Tokoh adat Aceh Jauhari (48) di Banda Aceh, di Banda Aceh, Minggu, mengatakan, melukis inai dari daun pacar yang telah dihaluskan merupakan budaya Aceh dan dilakukan seorang calon pengantin wanita.
"Sudah menjadi tradisi bagi calon pengantin wanita di Aceh untuk berinai (Boeh Gaca) sebelum acara resepsi perkawinan, ini adalah budaya yang diwariskan leluhur kami yang hingga saat ini masih dijaga dan dilestarikan," kata Jauhari.
Berinai bagi masyarakat Aceh merupakan tradisi yang berlangsung selama tiga hari. pada hari pertama upacara berinai tersebut diawali dengan memisahkan daun pacar yang merupakan bahan baku utama inai dari tangkainya.
Jauhari mengatakan memisahkan dan membersihkan daun pacar tersebut dilakukan oleh masyarakat dan sanak keluarga calon pengantin wanita secara gotong royong kemudian dilanjutkan penggilingan yang dimulai oleh pemuka adat, tokoh masyarakat dan keluarga dekat.
Setelah penggilingan dilanjutkan dengan acara tepung tawar kepada calon pengantin wanita yang juga dilakukan tokoh adat, tokoh masyarakat dan sanak famili serta para tetangga.
"Selama upacara tepung tawar dan hias inai itu berlangsung diiringi dengan pertunjukan kesenian seperti tari rabana atau marhaban," katanya.
Menurutnya, prosesi adat perkawinan di Aceh terutama tahapan berinai berbeda-beda, ada beberapa kabupaten/kota yang juga melukis inai pada calon pengantin pria.
Tokoh masyarakat Gampong Pango Raya Kecamatan Ulee Kareng itu juga mengatakan bagi masyarakat Aceh perkawinan merupakan sesuatu yang sangat sakral dan berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan serta mempunyai serangkaian tahapan upacara mulai pemilihan jodoh, pertunangan, mandi calon pengantin (seumano pucok), pernikahan, berinai hingga upacara peresmian perkawinan (resepsi).
http://www.aceh.info/travel/budaya-a-seni/673-tradisi-berinai-pengantin-aceh-masih-dilestarikan.html