Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Pariwisata itu tidak hanya ada sejak saat ini saja, tetapi pariwisata sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu sejak zaman nenek moyang tinggal di muka bumi ini. Kebiasaan sejak dahulu para nenek moyang yang suka berpindah-pindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya, guna untuk mencari air dan bahan-bahan makanan yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila bahan makanan ditempat tersebut telah habis, maka yang di lakukan mereka yaitu meninggalkan tempat tersebut dan mencari kembali tempat-tempat yang lainnya guna untuk menyambung kembali hidupnya, dan terus menerus mereka berpindah-pindah tempat. Bangsa pertama yang dianggap sebagai orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bersenang-senang adalah bangsa Romawi. Pada waktu itu mereka telah melakukan perjalanan beratus-ratus mil dengan menunggang kuda guna melihat candi-candi dan piramida peninggalan bangsa Mesir kuno.
A. WISATA PADA JAMAN ROMAWI
Bangsa pertama yang dianggap sebagai orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bersenang-senang adalah bangsa Romawi. Pada waktu itu mereka telah melakukan perjalanan beratus-ratus mil dengan menunggang kuda guna melihat candi-candi dan piramida peninggalan bangsa Mesir kuno. Kegiatan wisata untuk keperluan-keperluan yang bersifat pragmatis maupun rekreatif yang juga terjadi pada zaman Romawi Kuno sekitar 200 tahun SM hingga abad ke-5 M. Wilayah kekaisaran Romawi yang sangat luas, meliputi hampir seluruh benua Eropa, Inggris (kecuali Scotlandia dan Irlandia), bagian utara Afrika, dan sebagian wilayah Timur Tengah.
Wilayah kekuasaan yang sangat luas tersebut menimbulkan kebutuhan akan jaringan prasarana lalu lintas, sarana akomodasi, dan berbagai fasilitas yang mendukung agar para pejabat kekaisaran yang melakukan perjalanan dinas ke wilayah-wilayah jajahannya untuk kepentingan administrasi. Pada tahun 334 SM Ephesus, yakni daerah Turki sekarang telah di kunjungi oleh ribuan orang untuk menyaksikan akrobat, adu binatang buas, tukang sihir, tukang sulap dan sebagainya. Ephesus selain merupakan pusat perdagangan yang penting bagi kafilah dari Asia ke Eropa, juga merupakan tempat demokratis untuk pertama kalinya di kembangkan oleh Iskandar Zulkarnaen, yang menjadi raja.
Gambar : Romawi
B. SARANA DAN PRASARANA
Sarana pariwisata ialah fasilitas yang di berikan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan maju mundurnya sarana tersebut tergantung pada jumlah kunjungannyan. Dan keberadaan sarana pariwisata sangatlah penting dan mutlak untuk menyajikan pelayanan yang berkualitas kepada para wisatawan. Dengan adanya sarana pariwisata baik itu secara langsung ataupun tidak langsung, maka akan menarik wisatawan untuk melakukan wisata, di karenakan, mereka dapat lebih mudah dalam melakukan kegiatan berwisata.
Prasarana pariwisata yaitu semua fasilitas-fasilitas pariwisata yang ada, mulai dari yang paling dasar hinggga yang atas. Serta dapat memungkinkan sarana-sarana pariwisata tersebut dapat berkembang, serta dapat memberikan pelayanan yang baik kepada para wisatawan yang mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada.
Prasarana, sarana, dan fasilitas-fasilitas perjalanan wisata yang dibangun oleh orang-orang Romawi sangat baik sehingga perjalanan dapat dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Menurut catatan, Julius Caesar pernah melakukan perjalanan dari daerah Rhone (di Jerman sekarang) ke Rhoma dalam jangka waktu delapan hari. Kaisar Tiberius pernah melakukan perjalanan sepanjang 200 mill dari Tichinum ke Drunus dalam waktu 24 Jam.
Selain kondisi jalan yang sangat baik juga di sepanjang jalan dilengkapi dengan pos-pos guna menukar kuda yang telah lelah berlari. Di pos-pos tersebut juga dibangun tempat-tempat istirahat (hospice) bagi para penumpang dan pengendara kereta berkuda dan penunggang kuda yang lelah dan ingin beristirahat. Sebuah Hospice Romawi terdiri dari sebuah kuil untuk keperluan ibadah, sarana akomodasi termasuk restoran, terkadang juga di sediakan kuda, dan gudang untuk menyimpan bahan bakar dan bahan makanan. Terdapat juga Hospicwe yang tergolong istimewa. Ada kamar-kamar yang dilengkapi dengan pipa-pipa untuk menyalurkan uap atau udara panas melalui kamr-kamar tidur para tamu VIP.
Pola pembangunan dan pengembangan prasarana, sarana dan fasilitas wisata zaman Romawi dianut hingga abad 20 ini. Banyak hotel yang dibangun di dekat stasiun-stasiun kereta api, terminal-terminal bis, pelabuhan-pelabuhan dan bandar-bandar udara yang sekarang disebut hotel transit. Di negara-negara beriklim tropis dengan AC. Di samping itu, pemilik hotel juga memlengkapi hotelnya dengan berbagai fasilitas seperti restoran, shoping arcade dan drug store. Semua itu, pada hakekeatnya tidak berbeda dengan pola yang telah dikembangkan sejak jaman Romawi Kuno.
Mula-mula prasarana dan sarana serta fasilitas-fasilitas wisata itu, digunakan oleh para pejabat kerajaan Romawi untuk keperluan dinas, juga oleh para pedagang. Kemudian, dengan makin meningkatnya perekonomian pada zaman keemasan kerajaan Romawi, masyarakat luasa juga ikut memanfaatkannya untuk keperluan rekreatif. Terutama orang-orang kaya pejabat tinggi pemerintahan. Berbagai sarana akomodasi dan fasilitas-fasilitas lain makin mewah dibangun di sepanjang pantai Laut Tengah dan Laut Yunani sebagai tempat peristirahatan dan untuk keperluan-keperluan rekreatif.
Setelah Kerajaan Romawi runtuh pada abad ke-3 sesudah Masehi, segala prasarana dan sarana serta fasilitas kepariwisataan yang ada mulai tak terpelihara. Makin lama makin menurun kondisinya dan akhirnya banyak yang rusak. Kondisi keamanan di wilayah bekas kerajaan Romawi yang sangat luas itu makin memburuk. Perampokan dan penodongan terhadap orang-orang yang melakukan perjalanan sering terjadi, bahkan juga pembunuhan. Semua itu, mengakibatkan menurunnya segala bentuk kegiatan wisata sehingga akhirnya hampir terhenti, kecuali kegiatan wisata ziarah oleh orang-orang yang memiliki banyak uang dan mampu membayar pengawal-pengawal yang tangguh.
A. WISATA PADA JAMAN ROMAWI
Bangsa pertama yang dianggap sebagai orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bersenang-senang adalah bangsa Romawi. Pada waktu itu mereka telah melakukan perjalanan beratus-ratus mil dengan menunggang kuda guna melihat candi-candi dan piramida peninggalan bangsa Mesir kuno. Kegiatan wisata untuk keperluan-keperluan yang bersifat pragmatis maupun rekreatif yang juga terjadi pada zaman Romawi Kuno sekitar 200 tahun SM hingga abad ke-5 M. Wilayah kekaisaran Romawi yang sangat luas, meliputi hampir seluruh benua Eropa, Inggris (kecuali Scotlandia dan Irlandia), bagian utara Afrika, dan sebagian wilayah Timur Tengah.
Wilayah kekuasaan yang sangat luas tersebut menimbulkan kebutuhan akan jaringan prasarana lalu lintas, sarana akomodasi, dan berbagai fasilitas yang mendukung agar para pejabat kekaisaran yang melakukan perjalanan dinas ke wilayah-wilayah jajahannya untuk kepentingan administrasi. Pada tahun 334 SM Ephesus, yakni daerah Turki sekarang telah di kunjungi oleh ribuan orang untuk menyaksikan akrobat, adu binatang buas, tukang sihir, tukang sulap dan sebagainya. Ephesus selain merupakan pusat perdagangan yang penting bagi kafilah dari Asia ke Eropa, juga merupakan tempat demokratis untuk pertama kalinya di kembangkan oleh Iskandar Zulkarnaen, yang menjadi raja.
B. SARANA DAN PRASARANA
Sarana pariwisata ialah fasilitas yang di berikan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan maju mundurnya sarana tersebut tergantung pada jumlah kunjungannyan. Dan keberadaan sarana pariwisata sangatlah penting dan mutlak untuk menyajikan pelayanan yang berkualitas kepada para wisatawan. Dengan adanya sarana pariwisata baik itu secara langsung ataupun tidak langsung, maka akan menarik wisatawan untuk melakukan wisata, di karenakan, mereka dapat lebih mudah dalam melakukan kegiatan berwisata.
Prasarana pariwisata yaitu semua fasilitas-fasilitas pariwisata yang ada, mulai dari yang paling dasar hinggga yang atas. Serta dapat memungkinkan sarana-sarana pariwisata tersebut dapat berkembang, serta dapat memberikan pelayanan yang baik kepada para wisatawan yang mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada.
Prasarana, sarana, dan fasilitas-fasilitas perjalanan wisata yang dibangun oleh orang-orang Romawi sangat baik sehingga perjalanan dapat dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Menurut catatan, Julius Caesar pernah melakukan perjalanan dari daerah Rhone (di Jerman sekarang) ke Rhoma dalam jangka waktu delapan hari. Kaisar Tiberius pernah melakukan perjalanan sepanjang 200 mill dari Tichinum ke Drunus dalam waktu 24 Jam.
Selain kondisi jalan yang sangat baik juga di sepanjang jalan dilengkapi dengan pos-pos guna menukar kuda yang telah lelah berlari. Di pos-pos tersebut juga dibangun tempat-tempat istirahat (hospice) bagi para penumpang dan pengendara kereta berkuda dan penunggang kuda yang lelah dan ingin beristirahat. Sebuah Hospice Romawi terdiri dari sebuah kuil untuk keperluan ibadah, sarana akomodasi termasuk restoran, terkadang juga di sediakan kuda, dan gudang untuk menyimpan bahan bakar dan bahan makanan. Terdapat juga Hospicwe yang tergolong istimewa. Ada kamar-kamar yang dilengkapi dengan pipa-pipa untuk menyalurkan uap atau udara panas melalui kamr-kamar tidur para tamu VIP.
Pola pembangunan dan pengembangan prasarana, sarana dan fasilitas wisata zaman Romawi dianut hingga abad 20 ini. Banyak hotel yang dibangun di dekat stasiun-stasiun kereta api, terminal-terminal bis, pelabuhan-pelabuhan dan bandar-bandar udara yang sekarang disebut hotel transit. Di negara-negara beriklim tropis dengan AC. Di samping itu, pemilik hotel juga memlengkapi hotelnya dengan berbagai fasilitas seperti restoran, shoping arcade dan drug store. Semua itu, pada hakekeatnya tidak berbeda dengan pola yang telah dikembangkan sejak jaman Romawi Kuno.
Mula-mula prasarana dan sarana serta fasilitas-fasilitas wisata itu, digunakan oleh para pejabat kerajaan Romawi untuk keperluan dinas, juga oleh para pedagang. Kemudian, dengan makin meningkatnya perekonomian pada zaman keemasan kerajaan Romawi, masyarakat luasa juga ikut memanfaatkannya untuk keperluan rekreatif. Terutama orang-orang kaya pejabat tinggi pemerintahan. Berbagai sarana akomodasi dan fasilitas-fasilitas lain makin mewah dibangun di sepanjang pantai Laut Tengah dan Laut Yunani sebagai tempat peristirahatan dan untuk keperluan-keperluan rekreatif.
Setelah Kerajaan Romawi runtuh pada abad ke-3 sesudah Masehi, segala prasarana dan sarana serta fasilitas kepariwisataan yang ada mulai tak terpelihara. Makin lama makin menurun kondisinya dan akhirnya banyak yang rusak. Kondisi keamanan di wilayah bekas kerajaan Romawi yang sangat luas itu makin memburuk. Perampokan dan penodongan terhadap orang-orang yang melakukan perjalanan sering terjadi, bahkan juga pembunuhan. Semua itu, mengakibatkan menurunnya segala bentuk kegiatan wisata sehingga akhirnya hampir terhenti, kecuali kegiatan wisata ziarah oleh orang-orang yang memiliki banyak uang dan mampu membayar pengawal-pengawal yang tangguh.
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/09/kegiatan-wisata-jaman-romawi.html