Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dimulai sejak manusia itu ada. Dengan adanya pendidikan manusia akan memiliki bekal untuk membantu hidupnya dan membangun negaranya. Pendidikan bisa berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal. Manusia mendapatkan pendidikan formal dari suatu lembaga pembelajaran atau sekolah, sedangkan manusia mendapat pendidikan non formal dari kehidupan sehari- hari seperti sopan santun, sikap dalam kehidupan sehari- hari dalam masyarakat.
Pendidikan itu sendiri adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).
A. KONSEP DASAR PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan usaha untuk membimbing anak agar menyerupai orang dewasa akan tetapi bagi Jean Piaget (1896) pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan lain. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umunya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Gambar : Logo Tut Wuri Handayani
Ilmu disebut juga pedagogik, yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu ”Pedagogics”. Pedagogics berasal dari bahasa Yunani yaitu ”pais” yang berarti anak, dan ”again” yang berarti membimbing. Poerbakwatja dan Harahap (1982 : 254) mengemukakan pedagogik mempunyai dua arti yaitu: (1) peraktek, cara sesorang mengajar; dan (2) ilmu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran yang disebut juga pendidikan. Orang yang memberikan bimbingan kepada anak disebut pembimbing atau ”pedagog”, istilah pendidikan (pedagogy) berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan bertanggung jawab. Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan seumur hidup (lifelong education ), yang berarti pendidikan berlangsung sampai mati, yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukan para ahli yaitu :
B. FUNGSI PENDIDIKAN
Fungsi pendidikan adalah serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan (Drs. Dirto Hadisusanto, Pengantar Ilmu Pendidikan, 1995: 57). Ruang lingkup pendidikan sangat luas, hal ini dikarenakan pendidikan harus menyentuh segala segi kehidupan manusia, bangsa dan negara, nasional, internasional, bahkan dunia dan akhirat. Pendidikan mempunyai peran penting dalam suatu pembangunan negara dan bangsa. Dengan pendidikan maka manusia mempunyai bekal dan modal dalam menjalani kehidupan guna pembangunna negara dan bangsa.
Lembaga pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan di dalam keluarga mempunyai tugas untuk mengembangkan keyakinan beragama, nilai- nilai kebudayaan, nilai- nilai moral dan keterampilan. Pendidikan di sekolah mempunyai tugas memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan, serta mengembangkan berbagai nilai dan sikap. Pendidikan di luar jalur sekolah mempunyai tugas mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga masyarakat untuk dapat berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara produktif, efisien, dan efektif.
Di dalam Undang- undang No. 2 tahun 1989 pasal 3 dijelaskan fungsi pendidikan nasional di Indonesia adalah “Mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesiadalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”. Fungsi pendidikan nasional adalah berusaha memerangi segala kekurangan, keterbelakangan, dan kebodohan serta memantapkan ketahanan nasional, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuanberlandaskan kebudayaan bangsa dan ke Bhineka Tunggal Ika-an (penjelasan pasal 3 Undang- undang No. 2 tahun 1989). Yang dimaksud dengan “mewujudkan tujuan nasional” dalam rumusan tentang fungsi pendidikan ialah mewujudkan empat tujuan negara sebagaimana termaktub pada alinea 4 pembukaan undang- undang Dasar 1945 yaitu :
C. TUJUAN PENDIDIKAN
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu diarahkan. Wujud tujuan pendidikan dapat berupa pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap. Maka tujuan pendidikan merupakan suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran dan kepentingannya dan ingin dicapai melalui berbagai kegiatan, baik didalam jalur pendidikan sekolah maupun di jalur pendidikan luar sekolah (Drs. Dirto Hadisusanto, Pengantar Ilmu Pendidikan, 1995: 59).
Pendidilan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Bab VIII pada Undang- undang Dasar telah dijabarkan ke dalam Undang- undang No. 4 tahun 1950 junco No. 12 tahun 1954 dengan tujuan pendidikannya dalam Bab II pasal 3 sebagai berikut :
“Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyatrakatdan tanah air”.
Dalam Laporan Komisi Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional tahun 1980 dibawah pimpinan Prof. Dr.Slamet Iman Sentosa, tujuan pendidikan sebagai berikut :
“Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Dalam GBHN tahun 1983, dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu :
“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Dalam UU no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dr. M.J. Langeveld (Belanda) mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam 6 macam, yaitu :
Di sekolah diperkenalkan hirarki tujuan pendidikan, yaitu :
D. ALIRAN–ALIRAN DALAM PENDIDIKAN
Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa aliran, aliran ini adalah :
1.Nativisme
Nativisme (aliran pembawaan) adalah aliran yang berpendapat bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Dalam aliran nativisme faktor lingkungan dianggap kurang memberi pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Seseorang akan menjadi ahli lukis, agama, dan lain-lain itu semua semata-mata karena pembawaan. Tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap aliran nativisme adalah Arthur Schopenhauer, Immanuel Kant, Gottfried Wilhemleibnitz.
•Arthur Schopenhauer
Dilahirkan di Danzig pada tanggal 22 Februari 1788. Schopenhauer dibesarkan oleh keluarga pembisnis. Ia merupakan seorang jenius dengan karyanya yang terkenal adalah The World as Will and Representation. Ia mempunyai pandangan bahwa Pembawaanlah yang maha kuasa, yang menentukan perkembangan anak. Lingkungan sama sekali tidak bisa mempengaruhi, apalagi membentuk kepribadian anak. Perkembangan ditentukan oleh faktor pembawaannya, yang berarti juga ditentukan oleh anak itu sendiri.
•Immanuel Kant
Di lahirkan di Konigsberg pada 22 April 1724. Ia merupakan filsof Jerman dan karyanya yang terkenal adalah Kritik der Reinen Vernunft. Ia berpendapat bahwa :
•Gottfried Wilhemleibnitz
Merupakan filsuf Jerman yang lahir di Leipzig, pada 1 Juli 1646. Gottfried mempunyai pandangan bahwa perkembangan manusia sudah ditentukan sejak lahir. Manusia hidup dalam keadaan yang sebaik mungkin karena dunian ini diciptakan oleh Tuhan.
2.Empirisme
Aliran empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa semua pengetahuan yang diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman manusia. Aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang bukanlah bawaan sejak lahir atau bukan merupakan faktor keturunan. Tokoh- tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah :
•Francis Bacon
Merupakan filsuf, negarawan, sekaligus penulis yang berasal dari Inggris. Francis Bacion berpendapat bahwa "Untuk memahami dunia ini, pertama orang mesti mengamatinya. Pertama, kumpulkan fakta-fakta. Kemudian ambil kesimpulan dari fakta-fakta itu dengan cara argumentasi induktif yang logis".
•Thomas Hobbes
Dilahirkan di Malmesbury (1588-1679). Hobbes berpendapat bahwa filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-akibat berupa fakta yang dapat diamati. Segala yang ada ditentukan oleh sebab tertentu, yang mengikuti hukum ilmu pasti dan ilmu alam. Yang nyata adalah yang dapat diamati oleh indera manusia, dan sama sekali tidak tergantung pada rasio manusia (bertentangan dengan rasionalisme).
•John Locke
John Locke lahir di Bristol Inggris pada tahun 1632. Jonh Lucke terkenal dengan teori tabularasanya. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu Essay Concerning Human Understanding (1600), Letters on Tolerantion (1689-1692), dan Two Treatises on Government (1690). John berpendapat bahwa anak yang baru dilahirkan dapat diumpamakan seperti kertas putih yang belum ditulisi (a sheet of white paper avoid of all characters).
•David Hume
David Hume lahir di Edinburgh pada 26 April 1711. Ia merupakan filosof Skotlandia, ekonom, dan seorang sejarawan. David Hume berpendapat bahwa seluruh pemikiran merupakan hasil dari pengalaman, yang disebut dengan istilah persepsi. Persepsi terdiri atas kesan-kesan (impressions), dan gagasan (ideas).
3.Konvergensi
Konvergensi merupakan aliran pendidikan yang berpendapat bahwa kepribadian manusia tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan lingkungan. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah :
•William Strern
William Strern lahir pada 29 april 1871, ia merupakan penemu konsep intelligence quotient atau IQ. William berpendapat bahwa anak dilahirkan dengan pembawaan baik maupun buruk. Baik buruknya seseorang tergantung dari pembawaan dan lingkungan.
•Al Ghazali
Al Ghazali lahir pada tahun 450 H atau 1058 M di desa Thus. Al Ghazali berpendapat bahwa batas awal berlangsungnya pendidikan adalah sejak bersatunya sperma dan ovum sebagai awal kejadian manusia. Adapun mengenai batas akhir pendidikan adalah tidak ada karena selama hayatnya manusia dituntut untuk melibatkan diri dalam pendidikan sehingga menjadi insan kamil. Kemakmuran dan kejayaan suatu bangsa sangat bergantung pada sejauhmana keberhasilan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Selain itu, pengajaran dan pendidikan harus dilaksanakan secara step by step.
4.Behaviorisme
Behaviorisme merupakan aliran ilmu Jiwa yang berkembang di Amerika. Pelopor aliran ini adalah William James, Thorndike, dan Waston. Aliran behaviorisme memiliki ciri- ciri :
5.Taman Siswa
Taman siswa adalah perguruan nasional yang dipelopori oleh Tiga serangkai yaitu Ki Hajar Dewantara, Dr. Tjipto, dan Dr. Douwes Dekker. Taman siswa yang tersebar diseluruh Indonesia dipimpin oleh induk organisasi Majelis Luhur Taman Siswa, yang berkedudukan di Yogyakarta. Prinsip dasar dalam sekolah / pendidikan Taman Siswa antara lain : Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberi Dorongan), Ing Madya Mangun Karsa (Di Tengah Menciptakan Peluang Untuk Berprakarsa), dan Ing Ngarsa Sung Tuladha (Di Depan Memberi Teladan). Tokoh- tokoh yang berpengaruh pada aliran taman siswa adalah :
•Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pendidikan nasional, beliau lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889.menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan diartikan sebagai daya upaya untuk memberikan tuntutan pada segala kekuatan kodrat yang ada pada anak- anak, agar merekabaik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakatdapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin yang setinggi- tingginya (Aliran- aliran Pendidikan dan Pengajaran Dengan Tokoh- tokohnya, 1974 : 93).
•Danudirja Setyabudi (Ernest Douwes Dekker)
Douwes Dekker merupakan pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 8 Oktober 1879, di Pasuruan, Jawa Timur. Ia merupakan anggota dari Tiga Serangkai. Beliau merupakan penggagas nama “Nusantara”.
•Drs. Tjipto Mangoenkoesoemo
Drs. Tjipto Mangoenkoesoemo lahir pada tahun 1886 di Pecangakan, Ambarawa, Semarang. Beliau adalah tokoh pergerakan nasional. Berbeda dengan kedua rekannya dalam Tiga Serangkai yang mengambil jalur penddikan, beliau mengambil jalur politik, hal tersebut dikarenakan sikap radikal beliau.
6.Kayu Tanam
Kayu Tanam atau yang dikenal dengan Ruang Pendidikan INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatera Barat).
Tokoh yang berpengaruh dalam aliran Kayu Tanam adalah Mohammad Syafei, beliau lahir di Natan, Kalimantan Barat, pada tahun 1895.
7.Realisme
Realisme merupakan aliran pendidikan yang timbul pada tahun ± 1600, munculnya aliran ini disebabkan oleh kemanjuan- kemajuan ilmu pengetahuanalam yang dipelopori oleh Copernicus, Galilei dan kemrosotan sistem Humanisme sendiri. Tokoh- tokoh yang berpengaruh dalam aliran Realisme adalah Francis Bacon (Inggris) dan Rene Descartes (Perancis).
8.Rationalisme
Rationalisme merupakan aliran kejiwaan yang muncul pada abad ke 18. Aliran ini berpendapat bahwa akal (ratio) adalah sumber kebenaran, dan tidak mau mengakui bahwa kebenaran itu besumberkepada kepercayaan atau tradisi (Aliran- aliran Pendidikan dan Pengajaran dengan Tokoh- tokohnya, 1974 : 10). Beberapa tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah John Locke, Jean Jacques Rousseau.
9.Philantropinisme
Merupakan aliran pendidikan yang memuja akal manusia, jadi aliran ini termasuk rationalisme. Dengan pendidikan dan pengjaran mereka hendak membentuk manusia bahagia. Aliran ini terpengaruh oleh pandangan dari John Locke dan J.J. Rousseau. Kaum Philantropinisme mendapat julukan sebagai sahabat manusia. Tokoh yang berpengaruh pada aliran ini adalah Cristian Gotthilf Salzmann (1744-1811).
10.Aliran- aliran pendidikan pada abad 19
Pada abad 18 banyak orang yang mendewa- dewakan pengetahuan, sehingga orang beranggapan bahwa kemajuan- kemajuan Kerohanian hanya bisa dicapai dengan otak yang cerdas, hal tersebut menimbulkan zaman intelektualisme. Tokoh yang berpengaruh adalah John Friederich Herbart dan Freiderich Frobel.
11.Aliran- aliran pendidikan (Modern) pada abad 20
Pada abad ke 20 tedapat bermacam- macam aliran pendidikan yang simpang siur dan berbeda azasnya. Aliran- aliran pendidikan ini adalah :
12.Aliran- aliran didaktik Modern
Aliran ini lebih meniti beratkan pada pendekatan, contohnya penelitian yang dilakukan Dr. Maria Montessori, ia memimpin sebuah rumah sakit jiwa di Roma. Dari pengalamannya merawat anak- anak ia menyimpulkan bahwa anak- anak yang mengalami gangguan jiwa ternyata lebih membutuhkan pendidikan dari pada pengobatan.
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/konsep-fungsi-tujuan-dan-aliran-aliran.html
Pendidikan itu sendiri adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).
A. KONSEP DASAR PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan usaha untuk membimbing anak agar menyerupai orang dewasa akan tetapi bagi Jean Piaget (1896) pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan lain. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umunya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Ilmu disebut juga pedagogik, yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu ”Pedagogics”. Pedagogics berasal dari bahasa Yunani yaitu ”pais” yang berarti anak, dan ”again” yang berarti membimbing. Poerbakwatja dan Harahap (1982 : 254) mengemukakan pedagogik mempunyai dua arti yaitu: (1) peraktek, cara sesorang mengajar; dan (2) ilmu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran yang disebut juga pendidikan. Orang yang memberikan bimbingan kepada anak disebut pembimbing atau ”pedagog”, istilah pendidikan (pedagogy) berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan bertanggung jawab. Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan seumur hidup (lifelong education ), yang berarti pendidikan berlangsung sampai mati, yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukan para ahli yaitu :
1.Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).
2.Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (McLeod, 1989).
3.Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyahardjo, 2001:6).
4.Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibinsyah, 2003:10).
5.Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya (Dictionary of Psychology, 1972).
6.Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya (Poerbakawatja dan Harahap, 1981).
7.Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.
8.Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 Tahun 2003).
B. FUNGSI PENDIDIKAN
Fungsi pendidikan adalah serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan (Drs. Dirto Hadisusanto, Pengantar Ilmu Pendidikan, 1995: 57). Ruang lingkup pendidikan sangat luas, hal ini dikarenakan pendidikan harus menyentuh segala segi kehidupan manusia, bangsa dan negara, nasional, internasional, bahkan dunia dan akhirat. Pendidikan mempunyai peran penting dalam suatu pembangunan negara dan bangsa. Dengan pendidikan maka manusia mempunyai bekal dan modal dalam menjalani kehidupan guna pembangunna negara dan bangsa.
Lembaga pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan di dalam keluarga mempunyai tugas untuk mengembangkan keyakinan beragama, nilai- nilai kebudayaan, nilai- nilai moral dan keterampilan. Pendidikan di sekolah mempunyai tugas memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan, serta mengembangkan berbagai nilai dan sikap. Pendidikan di luar jalur sekolah mempunyai tugas mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga masyarakat untuk dapat berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara produktif, efisien, dan efektif.
Di dalam Undang- undang No. 2 tahun 1989 pasal 3 dijelaskan fungsi pendidikan nasional di Indonesia adalah “Mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesiadalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”. Fungsi pendidikan nasional adalah berusaha memerangi segala kekurangan, keterbelakangan, dan kebodohan serta memantapkan ketahanan nasional, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuanberlandaskan kebudayaan bangsa dan ke Bhineka Tunggal Ika-an (penjelasan pasal 3 Undang- undang No. 2 tahun 1989). Yang dimaksud dengan “mewujudkan tujuan nasional” dalam rumusan tentang fungsi pendidikan ialah mewujudkan empat tujuan negara sebagaimana termaktub pada alinea 4 pembukaan undang- undang Dasar 1945 yaitu :
1.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2.Memajukan kesejahteraan umum.
3.Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4.Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
C. TUJUAN PENDIDIKAN
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu diarahkan. Wujud tujuan pendidikan dapat berupa pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap. Maka tujuan pendidikan merupakan suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran dan kepentingannya dan ingin dicapai melalui berbagai kegiatan, baik didalam jalur pendidikan sekolah maupun di jalur pendidikan luar sekolah (Drs. Dirto Hadisusanto, Pengantar Ilmu Pendidikan, 1995: 59).
Pendidilan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Bab VIII pada Undang- undang Dasar telah dijabarkan ke dalam Undang- undang No. 4 tahun 1950 junco No. 12 tahun 1954 dengan tujuan pendidikannya dalam Bab II pasal 3 sebagai berikut :
“Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyatrakatdan tanah air”.
Dalam Laporan Komisi Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional tahun 1980 dibawah pimpinan Prof. Dr.Slamet Iman Sentosa, tujuan pendidikan sebagai berikut :
“Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Dalam GBHN tahun 1983, dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu :
“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Dalam UU no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dr. M.J. Langeveld (Belanda) mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam 6 macam, yaitu :
1.Tujuan umum, total atau akhir
Tujuan ini merupakan tujuan yang paling jauh dan yang paling akhir dicapai, dan merupakan keseluruhan / kebulatan tujuan yang ingin dicapai, misalnya kedewasaan, manusia muslim sejati, manusia Indonesia seutuhnya dan sebagainya.
2.Tujuan khusus
Tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan umum yaitu pengkhususan berdasarkan usia, jenis kelamin, intelegensi (anak super normal, normal, di bawah normal), bakat atau minat.
3.Tujuan tak lengkap
Tujuan ini hanya meliputi sebagian kehidupan manusia, misalnya segi psikologis, biologis atau sosiologis saja.
4.Tujuan sementara
Tujuan ini hanya berlaku sementara, kalau sudah tercapai tujuan yang di inginkan, maka tujuan sementara itu lalu ditinggalkan, contohnya memasukan anak ke pesantren.
5.Tujuan intermedier
Tujuan ini merupakan tujuan perantara untuk mencapai tujuan yang pokok, contohnya memasukan anak pada pusat pelatihan kerja.
6.Tujuan insidental
Merupakan tujuan yang ingin dicapai pada saat-saat tertentu, misal memberi tahu cara-cara makan yang sopan pada saat makan bersama.
Di sekolah diperkenalkan hirarki tujuan pendidikan, yaitu :
1.Tujuan umum
Tujuan umum adalah tujuan terkhir atau tertinggi yang berlaku bagi semua lembaga dan kegiatan pendidikan. Tujuan ini di tuangkan ke dalam GBHN (Tap MPR No. II/MPR/1988) atau ke dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989.
2.Tujuan institusional
Merupakan tujuan tiap- tiap lembaga pendidikan.
3.Tujuan kurikuler
Disebut juga tujuan bidang study, misalnya tujuan pengajaran matematika yang secara langsung diacu oleh guru dalam melaksanakan tugasnya (mengajar).
4.Tujuan instruksional
Merupakan tujuan yang dipegang oleh guru waktu mengajar di muka kelas. Tujuan ini dibedakan menjadi 2, yaitu :
•Tujuan Instruksional Umum (TIU)
•Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
D. ALIRAN–ALIRAN DALAM PENDIDIKAN
Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa aliran, aliran ini adalah :
1.Nativisme
Nativisme (aliran pembawaan) adalah aliran yang berpendapat bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Dalam aliran nativisme faktor lingkungan dianggap kurang memberi pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Seseorang akan menjadi ahli lukis, agama, dan lain-lain itu semua semata-mata karena pembawaan. Tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap aliran nativisme adalah Arthur Schopenhauer, Immanuel Kant, Gottfried Wilhemleibnitz.
•Arthur Schopenhauer
Dilahirkan di Danzig pada tanggal 22 Februari 1788. Schopenhauer dibesarkan oleh keluarga pembisnis. Ia merupakan seorang jenius dengan karyanya yang terkenal adalah The World as Will and Representation. Ia mempunyai pandangan bahwa Pembawaanlah yang maha kuasa, yang menentukan perkembangan anak. Lingkungan sama sekali tidak bisa mempengaruhi, apalagi membentuk kepribadian anak. Perkembangan ditentukan oleh faktor pembawaannya, yang berarti juga ditentukan oleh anak itu sendiri.
•Immanuel Kant
Di lahirkan di Konigsberg pada 22 April 1724. Ia merupakan filsof Jerman dan karyanya yang terkenal adalah Kritik der Reinen Vernunft. Ia berpendapat bahwa :
1)Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indra. Lain daripada itu merupakan “ilusi” saja, hanyalah ide.
2)Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif kategoris”. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan.
3)Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia.
•Gottfried Wilhemleibnitz
Merupakan filsuf Jerman yang lahir di Leipzig, pada 1 Juli 1646. Gottfried mempunyai pandangan bahwa perkembangan manusia sudah ditentukan sejak lahir. Manusia hidup dalam keadaan yang sebaik mungkin karena dunian ini diciptakan oleh Tuhan.
2.Empirisme
Aliran empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa semua pengetahuan yang diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman manusia. Aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang bukanlah bawaan sejak lahir atau bukan merupakan faktor keturunan. Tokoh- tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah :
•Francis Bacon
Merupakan filsuf, negarawan, sekaligus penulis yang berasal dari Inggris. Francis Bacion berpendapat bahwa "Untuk memahami dunia ini, pertama orang mesti mengamatinya. Pertama, kumpulkan fakta-fakta. Kemudian ambil kesimpulan dari fakta-fakta itu dengan cara argumentasi induktif yang logis".
•Thomas Hobbes
Dilahirkan di Malmesbury (1588-1679). Hobbes berpendapat bahwa filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-akibat berupa fakta yang dapat diamati. Segala yang ada ditentukan oleh sebab tertentu, yang mengikuti hukum ilmu pasti dan ilmu alam. Yang nyata adalah yang dapat diamati oleh indera manusia, dan sama sekali tidak tergantung pada rasio manusia (bertentangan dengan rasionalisme).
•John Locke
John Locke lahir di Bristol Inggris pada tahun 1632. Jonh Lucke terkenal dengan teori tabularasanya. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu Essay Concerning Human Understanding (1600), Letters on Tolerantion (1689-1692), dan Two Treatises on Government (1690). John berpendapat bahwa anak yang baru dilahirkan dapat diumpamakan seperti kertas putih yang belum ditulisi (a sheet of white paper avoid of all characters).
•David Hume
David Hume lahir di Edinburgh pada 26 April 1711. Ia merupakan filosof Skotlandia, ekonom, dan seorang sejarawan. David Hume berpendapat bahwa seluruh pemikiran merupakan hasil dari pengalaman, yang disebut dengan istilah persepsi. Persepsi terdiri atas kesan-kesan (impressions), dan gagasan (ideas).
3.Konvergensi
Konvergensi merupakan aliran pendidikan yang berpendapat bahwa kepribadian manusia tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan lingkungan. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah :
•William Strern
William Strern lahir pada 29 april 1871, ia merupakan penemu konsep intelligence quotient atau IQ. William berpendapat bahwa anak dilahirkan dengan pembawaan baik maupun buruk. Baik buruknya seseorang tergantung dari pembawaan dan lingkungan.
•Al Ghazali
Al Ghazali lahir pada tahun 450 H atau 1058 M di desa Thus. Al Ghazali berpendapat bahwa batas awal berlangsungnya pendidikan adalah sejak bersatunya sperma dan ovum sebagai awal kejadian manusia. Adapun mengenai batas akhir pendidikan adalah tidak ada karena selama hayatnya manusia dituntut untuk melibatkan diri dalam pendidikan sehingga menjadi insan kamil. Kemakmuran dan kejayaan suatu bangsa sangat bergantung pada sejauhmana keberhasilan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Selain itu, pengajaran dan pendidikan harus dilaksanakan secara step by step.
4.Behaviorisme
Behaviorisme merupakan aliran ilmu Jiwa yang berkembang di Amerika. Pelopor aliran ini adalah William James, Thorndike, dan Waston. Aliran behaviorisme memiliki ciri- ciri :
•Aliran ini mempelajari perbuatan manusia dari perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan.
•Semua perbuatan dikembalikan pada reflek. Reflek adalah reaksi yang tidak disadari terhadap suatu rangsang.
•Pada dasarnya manusia itu dilahirkan sama. Manusia merupakan makhluk yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat mempengaruhi kehidupannya.
5.Taman Siswa
Taman siswa adalah perguruan nasional yang dipelopori oleh Tiga serangkai yaitu Ki Hajar Dewantara, Dr. Tjipto, dan Dr. Douwes Dekker. Taman siswa yang tersebar diseluruh Indonesia dipimpin oleh induk organisasi Majelis Luhur Taman Siswa, yang berkedudukan di Yogyakarta. Prinsip dasar dalam sekolah / pendidikan Taman Siswa antara lain : Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberi Dorongan), Ing Madya Mangun Karsa (Di Tengah Menciptakan Peluang Untuk Berprakarsa), dan Ing Ngarsa Sung Tuladha (Di Depan Memberi Teladan). Tokoh- tokoh yang berpengaruh pada aliran taman siswa adalah :
•Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pendidikan nasional, beliau lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889.menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan diartikan sebagai daya upaya untuk memberikan tuntutan pada segala kekuatan kodrat yang ada pada anak- anak, agar merekabaik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakatdapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin yang setinggi- tingginya (Aliran- aliran Pendidikan dan Pengajaran Dengan Tokoh- tokohnya, 1974 : 93).
•Danudirja Setyabudi (Ernest Douwes Dekker)
Douwes Dekker merupakan pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 8 Oktober 1879, di Pasuruan, Jawa Timur. Ia merupakan anggota dari Tiga Serangkai. Beliau merupakan penggagas nama “Nusantara”.
•Drs. Tjipto Mangoenkoesoemo
Drs. Tjipto Mangoenkoesoemo lahir pada tahun 1886 di Pecangakan, Ambarawa, Semarang. Beliau adalah tokoh pergerakan nasional. Berbeda dengan kedua rekannya dalam Tiga Serangkai yang mengambil jalur penddikan, beliau mengambil jalur politik, hal tersebut dikarenakan sikap radikal beliau.
6.Kayu Tanam
Kayu Tanam atau yang dikenal dengan Ruang Pendidikan INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatera Barat).
Tujuan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam adalah :
•Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
•Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
•Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
•Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab
•Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan
Tokoh yang berpengaruh dalam aliran Kayu Tanam adalah Mohammad Syafei, beliau lahir di Natan, Kalimantan Barat, pada tahun 1895.
Asas-Asas Pendidikan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam adalah:
•Berpikir logis dan rasional
•Keaktifan atau kegiatan
•Pendidikan masyarakat
•Memperhatikan pembawaan anak
•Menentang intelektualisme
7.Realisme
Realisme merupakan aliran pendidikan yang timbul pada tahun ± 1600, munculnya aliran ini disebabkan oleh kemanjuan- kemajuan ilmu pengetahuanalam yang dipelopori oleh Copernicus, Galilei dan kemrosotan sistem Humanisme sendiri. Tokoh- tokoh yang berpengaruh dalam aliran Realisme adalah Francis Bacon (Inggris) dan Rene Descartes (Perancis).
8.Rationalisme
Rationalisme merupakan aliran kejiwaan yang muncul pada abad ke 18. Aliran ini berpendapat bahwa akal (ratio) adalah sumber kebenaran, dan tidak mau mengakui bahwa kebenaran itu besumberkepada kepercayaan atau tradisi (Aliran- aliran Pendidikan dan Pengajaran dengan Tokoh- tokohnya, 1974 : 10). Beberapa tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah John Locke, Jean Jacques Rousseau.
9.Philantropinisme
Merupakan aliran pendidikan yang memuja akal manusia, jadi aliran ini termasuk rationalisme. Dengan pendidikan dan pengjaran mereka hendak membentuk manusia bahagia. Aliran ini terpengaruh oleh pandangan dari John Locke dan J.J. Rousseau. Kaum Philantropinisme mendapat julukan sebagai sahabat manusia. Tokoh yang berpengaruh pada aliran ini adalah Cristian Gotthilf Salzmann (1744-1811).
10.Aliran- aliran pendidikan pada abad 19
Pada abad 18 banyak orang yang mendewa- dewakan pengetahuan, sehingga orang beranggapan bahwa kemajuan- kemajuan Kerohanian hanya bisa dicapai dengan otak yang cerdas, hal tersebut menimbulkan zaman intelektualisme. Tokoh yang berpengaruh adalah John Friederich Herbart dan Freiderich Frobel.
11.Aliran- aliran pendidikan (Modern) pada abad 20
Pada abad ke 20 tedapat bermacam- macam aliran pendidikan yang simpang siur dan berbeda azasnya. Aliran- aliran pendidikan ini adalah :
•Pendidikan individu, aliran ini beranggapan bahwa individu sebagai objek pendidikan.
•Pendidikan sosial, aliran ini menitih beratkan perhatian pada masyarakat sebagai suatu kebulatan yang mempunyainilai yang tinggi.
•Pendidikan normatif, aliran ini beranggapan bahwa pendidika itu harus dikuasai oleh norma yang tepat, yaitu ketentuan yang absolut yang berasal dari agama dan filsafat.
•Pendidikan discriptif, merupakan lawan dari pendidikan yang normatif yaitu bagaimana terjadinya bukan bagaimana seharusnya.
12.Aliran- aliran didaktik Modern
Aliran ini lebih meniti beratkan pada pendekatan, contohnya penelitian yang dilakukan Dr. Maria Montessori, ia memimpin sebuah rumah sakit jiwa di Roma. Dari pengalamannya merawat anak- anak ia menyimpulkan bahwa anak- anak yang mengalami gangguan jiwa ternyata lebih membutuhkan pendidikan dari pada pengobatan.
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/konsep-fungsi-tujuan-dan-aliran-aliran.html