Jumat, 17 Februari 2012

PERANAN CHE GUEVARA DALAM REVOLUSI KUBA


(1956-1965)

 

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
MASWARDI
1.1  Latar Balakang Masalah
            Revolusi Kuba adalah revolusi yang pertama di Amerika Latin yang membebaskan bangsa itu dari kuk imperialisme dan melakukan tugas-tugas demokratik, yang secara historis, belum pernah terjadi. Revolusi Kuba mampu berbuat sesuatu yang sangat fundamental. Seperti pernah terjadi dalam Revolusi Rusia tahun 1917, Revolusi Kuba menggunakan kekuatan revolusioner yang konsisten dari kaum proletar dan massa rakyat.
            Pada tahun 1949 ia memulai perjalanan panjangnya yang pertama, menjelajahi Argentina Utara hanya dengan bersepeda motor. Itulah untuk pertama kalinya ia bersentuhan langsung dengan orang miskin dan sisa suku Indian. Selanjutnya pada tahun 1951 setelah menempuh ujian-ujian pertengahan semester Che mengadakan perjalanan yang lebih panjang didampingi dengan seorang teman dan untuk nafkah hidupnya dia bekerja sebagai pekerja paruh waktu. Ia mengunjungi Amerika Selatan, Chili di mana dia bertemu Salvador Allende, dan di Peru ia bekerja sama selama beberapa minggu di Leprasorium San Pablo, di Kolombia ia tiba pada saat La Violencia, di Venezuela ia ditangkap tetapi dilepaskan kembali, kemudian ia juga mengunjungi Miami. Che Guevara mengisahkan perjalanannya dalam buku harian yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul Buku Harian Sepeda Motor (The Motorcycle Diaries).
            Che Guevara kembali ke daerah asalnya dengan sebuah keyakinan bulat atas satu hal bahwa ia tidak mau menjadi profesional kelas menengah dikarenakan keahliannya sebagai seorang spesialis kulit. Kemudian pada masa revolusi nasional ia pergi ke La Paz, Bolivia di sana ia dituduh sebagai seorang oportunis. Dari situ ia melanjutkan perjalanan ke Guatemala dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menulis artikel arkeologi tentang reruntuhan Indian Maya dan Inca. Guatemala saat itu diperintah oleh Presiden Jacobo Arbenz Guzman yang seorang sosialis. Meskipun Che telah menjadi penganut paham marxisme dan ahli sosial Lenin ia tak mau bergabung dalam Partai Komunis. Hal ini mengakibatkan hilangnya kesempatan baginya untuk menjadi tenaga medis pemerintah, oleh karena itu ia menjadi miskin. Ia tinggal bersama Hilda Gadea, penganut paham Marxis keturunan Indian lulusan pendidikan politik. Orang inilah yang memperkenalkannya kepada Nico Lopez, salah satu Letnan Fidel Castro. Di Guatemala dia melihat kerja agen CIA sebagai agen kontrarevolusi dan semakin yakin bahwa revolusi hanya dapat dilakukan dengan jaminan persenjataan. Ketika Presiden Arbenz turun jabatan, Guevara pindah ke Kota Mexico (September 1954) dan bekerja di Rumah Sakit Umum, diikuti Hilda Gadea dan Nico Lopez.
            Che Guevara bergabung dengan pengikut Castro di rumah-rumah petani tempat para pejuang revolusi Kuba dilatih perang gerilya secara keras dan profesional oleh kapten tentara Republik Spanyol Alberto Bayo, seorang pengarang "Ciento cincuenta preguntas a un guerilleo" (Seratus lima puluh pertanyaan kepada seorang gerilyawan) di Havana, tahun 1959. Bayo tidak hanya mengajarkan pengalaman pribadinya tetapi juga ajaran Mao Ze Dong dan Che (dalam bahasa Italia berarti teman sekamar dan teman dekat) menjadi murid kesayangannya dan menjadi pemimpin di kelas. Latihan perang di tanah pertanian membuat polisi setempat curiga dan Che beserta orang-orang Kuba tersebut ditangkap namun dilepaskan sebulan kemudian.
            Pada bulan Juni 1956 ketika mereka menyerbu Kuba, Che pergi bersama mereka, pada awalnya sebagai dokter namun kemudian sebagai komandan tentara revolusioner Barbutos. Ia yang paling agresif dan pandai dan paling berhasil dari semua pemimpin gerilya dan yang paling bersungguh-sungguh memberikan ajaran Lenin kepada anak buahnya. Ia juga seorang yang berdisiplin kejam yang tidak sungkan-sungkan menembak orang yang ceroboh dan di arena inilah ia mendapatkan reputasi atas kekejamannya yang berdarah dingin dalam eksekusi massa pendukung fanatik presiden yang terguling Batista. Pada saat revolusi dimenangkan, Guevara merupakan orang kedua setelah Fidel Castro dalam pemerintahan baru Kuba dan yang bertanggung jawab menggiring Castro ke dalam komunisme yang menuju komunisme merdeka bukan komunisme ortodoks ala Moskwa yang dianut beberapa teman kuliahnya. Che mengorganisasi dan memimpin "Instituto Nacional de la forma Agraria", yang menyusun hukum agraria yang isinya menyita tanah-tanah milik kaum feodal (tuan tanah), mendirikan Departemen Industri dan ditunjuk sebagai Presiden Bank Nasional Kuba dan menggusur orang orang komunis dari pemerintahan serta pos-pos strategis. Ia bertindak keras melawan dua ekonom Perancis yang beraliran Marxis yang dimintai nasehatnya oleh Fidel Castro dan yang menginginkan Che bertindak lebih perlahan. Che pula yang melawan para penasihat Uni Soviet. Dia mengantarkan perekonomian Kuba begitu cepat ke komunisme total, menggandakan panen dan mendiversifikasikan produksi yang ia hancurkan secara temporer.
            Sikap Che yang tidak kenal kompromi pada dua negara kapitalis mendorong negara komunis untuk memaksa Castro memberhentikan Che (1965, bukan secara resmi tetapi secara nyata. Untuk beberapa bulan tempat tinggalnya dirahasiakan dan kematiannya santer diisukan. Ia berada di berbagai Negara Afrika terutama Kongo di mana dia mengadakan survei akan kemungkinan mengubah pemberontakan Kinshasa menjadi sebuah revolusi komunis dengan taktik gerilya Kuba. Ia kembali ke Kuba untuk melatih para sukarelawan untuk proyek ini dan mengirim kekuatan 120 orang Kuba ke Kongo. Anak buahnya bertempur dengan sungguh-sungguh tetapi tidak demikian halnya dengan para pemberontak Kinshasa. Mereka sia-sia saja melawan kekejaman Belgia dan ketika musim gugur 1965 Che meminta Castro untuk menarik mundur saja bantuan Kuba.
1.2. Rumusan Masalah                                                                     
            Berdasarkan latar belakang, yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut :                          
1.2.1        Bagaiman Proses terjadi  Revolusi Kuba?
1.2.2        Bagaimana Peran Che Guevara terhadap Revolusi Kuba?

                                                                                                                        
1.3 Tujuan Penelitian 
 Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :                                                                                     
1.3.1        Untuk menganalisis Proses terjadi  Revolusi Kuba.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan Peran Che Guevara terhadap Revolusi Kuba.                                                                                                             

                                                                                                                   
1.4 Mamfaat Penelitian 
 Dari hasil penelitian nanti dapat di harapkan dapat memberikan kegunaannya sebagai berikut :                                                                                         
1.4.1        Secara Teoritis, berguna untuk memberikan pemahaman dan menambah wawasan bagi ilmu pengetahuan menyangkut latar belakang dan Peranan Che Guevara dalam Revolusi Kuba.
1.4.2        Secara Praktis, berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah Indonesia guna memahami betapa pentingnya Pengaruh Revolusi Kuba bagi terhadap dunia Internasional.
  
1.5 Anggapan Dasar
Yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah “Che Guevara tetap berperan dalam  Revolusi di Kuba sebagai tokoh pemimpin Gerakan Revolusi Kuba”. 

1.6 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode sejarah. Menurut Suryabrata dalam Metode Penelitian (1994: 16) tujuan penelitian historis untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat, semua upaya tersebut harus melelui proses pengumpulan data.
1.6.1        Teknik Pengumpulan Data
            Penelitian ini dilakukan secara library research atau kepustakaan. Adapun sumber-sumber yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber primer dan sumber skunder. Menyangkut dengan kajian sejarah, maka penulisan ini menggunakan penelitian historis. Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, menveritifikasikan serta mensistensikan bukti-bukti untuk menegahkan fakta dan menegahkan fakta dan memperoleh kesimpulan.
            Penulisan sejarah yang berkenaan dengan analisis yang kejadiannya telah berlangsung di masa lalu, penelitian tentang sejarah tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan diteliti. Sehingga penulisan ini berdasarkan atas sumber primer dan skunder, yang dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research). Sumber primer yang di gunakan dalam penulisan ini yaitu buku-buku yang di tulis oleh pelaku sejarah, dokumen-dokumen, laporan kegiatan, serta arsip peninggalannya yang dapat di proleh di perpustakaan  dan badan arsip maupun intansi yang berkaitan, sedangkan yang termasuk kedalam sumber skunder dalam penulisan sejarah yaitu buku-buku yang di karang oleh Indonesia dan Australia, dan data lainnya yang relevan dapat di jumpai pada perpustakaan.

1.6.2        Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
            Untuk menghasilkan suatu karya/kisah sejarah seseorang harus berpegangan pada metode Historis, ada beberapa langkah perlu di patuhi oleh seorang peneliti yaitu: Heuristik (pengumpulan data), kritik, interpresentasi, dan pengkisahan. (Nugroho Notosusanto, 1978:11).                                              
 Setelah data penelitian terkumpul kemudian penulis melakukan kritik sumber yaitu mempersoalkan otentik tidaknya suatu sumber yang telah didapatkan. Mengenai asli tidaknya suatu sumber harus dilakukan analisis sumber. Yaitu mencoba mengetahui apakah suatu sumber itu primer ataukah skunder. Sedangkan untuk mengetahui utuh tidaknya suatu sumber harus di atasi dengan melakukan kritik teks. Kemudian melakukan kritik ekstern dan kritik intern. Kritik atau sumber dilakukan pada sumber hasil studi kepustakaan. Hal ini di sebabkan tidak semua keterangan sumber mengenai peristiwa yang diamati mutlak diterima, sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut dan perbandingan antara sumber tersebut, untuk menegakkan fakta sehingga penulisan tetang topik pembahasan bersifat netral. Setelah melakukan kritik, dapat menghimpun banyak sekali informasi mengenai suatu periode sejarah yang kita pelajari. Berdasarkan semua keteragan itu dapat disusun fakta-fakta sejarah yang dapat di buktikan kebenarannya. Tidak semua fakta dapat di maksukkan karena yang di ambil hanyalah fakta yang relevan dan sesuai dengan topik yang ingin penulis paparkan. Pada tahap akhir penulis melakukan penulisan dengan  merangkaikan sejumlah fakta yang relevan, sehingga terwujudlah suatu tulisan sejarah sebagai cerita yang menyangkut tentang Peran Che Guevara terhadap Revolusi Kuba.

1.7 Tinjauan Pustaka
            Tulisan-tulisan sejarah di dalam buku dan artikel adalah salah satu cara untuk memberikan informasi mengenai sebuah penelitian dalam hal penulisan sejarah atau histografi, tentu banyak unsur-unsur interen dan eksteren dari sumber sejarah tersebut yang sangat dipertimbangkan dari yang autentik dan non autentik. Banyak hal yang telah di bukukan mengenai Revolusi Kuba dan banyak pula tulisan mengenai kemerdekaan Kuba dari Kedekatan dan pandangan penulis sendiri terhadap Revolusi Kuba. Peran Che Guevara terhadap Revolusi Kuba  dalam bidang politik dan ekonomi.
            Dalam buku Julia E. Sweig yang berjudul “nside The Cuban Revolution: Fidel Castro and The Urban Underground” sejarah revisionis atas peran Fidel Castro dan Che Guevara dalam Revolusi Kuba. Dengan data-data yang sangat lengkap dari arsip-arsip yang sebelumnya tak terakses, Julia E. Sweig membedah bagaimana sebenarnya yang lebih berperan (atau sama besar perannya) dalam Revolusi Kuba adalah kelompok-kelompok mahasiswa dan urban underground kelas menengah di Havana, dan bukan pasukan gerilya Gerakan 27 Juli-nya Castro itu semata. Sebenarnya bisa dipertanyakan pula mengapa akhirnya pemerintah Kuba membuka akses kepada seorang peneliti AS terhadap arsip-arsip itu. Terbukti tokoh-tokoh mahasiswa dan kelas menengah itu ikut membentuk jalannya revolusi dan menduduki pos-pos strategis. Tokoh mahasiswa Ricardo Alarcón, yang menjadi ketua Dewan Nasional meskipun sering berbeda pandangan dengan Che Guevara mengenai bagaimana perekonomian nasional seharusnya dikelola.
            Dalam buku Jean Paul Sartre yang berjudul “Che Guevara adalah manusia paling lengkap pada masanya” yang menjelaskan ejak kematiannya pada tahu 1967, Ernesto “Che” Guevara telah menjadi ikon dan figur dengan citra sangat terkenal di dunia. Gambar Che terpampang di mana-mana; poster, buku, topi, pin, kotak rokok, sampul kaset, dan yang paling banyak, T-shirt. Tapi kenyataannya, banyak orang yang memakai kasor bergambar Che tidak mengetahui siapa sebenarnya Che Guevara.Yang digambar dan ditulis berdasarkan riset oleh Spain Rodriguez ini memberi nafas baru pada sejarah dan perjuangan Che. Buku ini menyoroti kehidupan Che serta pengalaman yang membentuk karakternya. Dari perjalanan naik sepeda motor ke Amerika Latin, saat menduduki posisi penting sebagai pimpinan di gerakan revolusioner Fidel Castro, perjalan di Afrika, keterlibatan dengan pemberontakan di Bolivia yang berujung pada kematiannya, hingga warisan luar biasa yang ia tinggalkan untuk dunia.
            Dalam buku Peter McLaren yang berjudul “Che Guevara, Paulo Freire dan Politik Harapan; Tinjauan Kritis Pendidikan” Anak-anak muda yang sedang mencari jalan kemanusiaan yang baru mempunyai contoh dari Che Guevara dan Paulo Freire untuk direnungkan, untuk menjadi ilham, dan untuk berusaha menyamai  atau melebihinya. Bagi anak-anak  muda sekarang ini yang hidup di tengah ruang publik yang sempit, tidak adanya bentuk dan relasi komunal, dan kesesakan diri hampa yang tergencet serpihan-serpihan ekonomi berbasis konsumen, maka panutan yang diberikan Che dan Freire tentang solidaritas kolektif akan memberikan alternatif yang menjanjikan.Pada saat kelahiran, kita menerima tiket Kematian. Pemesanan tidak diperlukan dan takdir telah ditentukan. Apa yang tetap terbuka bagi nasib ialah apa yang kita pilih untuk kita lakukan sepanjang perjalanan itu. Che dan Freire memahami bahwa kita dapat melawan nasib kita tetapi kita tidak dapat mencederai keabadian. Mereka memilih untuk tidak meratapi takdir tetapi menghargai perjalanan hidup. Menghargai kehidupan selalu menuntut pengorbanan keamanan ontologis kita, karena sebagaimana ditegaskan Che dan Freire, sungguh mustahil untuk menghargai kehidupan di bawah kondisi-kondisi yang tidak memberikan hasil bagi semua, yang tidak memungkinkan hasil bagi semua, yang tidak memungkinkan bagi semua orang untuk menikmati buah dari perjuangan dan kerja mereka. Selama orang lain menderita, perayaan terasa hampa. Tetapi ketika perjuangan kolektif menang, ini akan menjadi sebab lahirnya kegembiraan.
            Dalam buku Mike Gonzales yang berjudul “Revolusi Kuba” menjelaskan Che’ Guevara meninggal dunia pada usia muda. Doktor dari Argentina ini, yang meninggalkan tanahair dan kerjayanya untuk menyertai Revolusi Kuba, dibunuh di sebuah kampung pergunungan di Bolivia sewaktu dia tercedera. Tarikh bulan itu adalah Oktober 1967, dan Ernesto Guevara belum berusia 40 tahun. Di Kuba, di mana Che merupakan seorang pemimpin revolusi tahun 1959 yang berwibawa dan berkuasa, wajahnya yang disinari oleh lampu neon menghiasi beberapa tingkat bangunan di Dataran Revolusi, di Havana. Dan pada poster dan papan tanda, imej Che berdiam diri di sisi laungan untuk menyokong kerajaan Kuba. Sambil anda menjelajahi bandar-bandar Kuba, ia adalah wajah Che yang memenuhi tempat-tempat awam, dan bukannya wajah lelaki yang telah menguasai kehidupan politik Kuba sejak revolusi tersebut – Fidel Castro.

 1.6 Sistematika Penulisan                                                                                                          Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi pembahasan ini, terlebih dahulu penulis menguraikan sistematika penulisan. Adapun sistematika Penulisan adalah sebagai berikut :
Bab I, Merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar, dan sistematika penulisan.
Bab II, Merupakan Tinjauan Pustaka yang mengulas berbagai tulisan yang pernah diterbitkan mengenai permasalahan serta sudut pandang permasalahan yang akan penulis bahas.
Bab III, Metode Penelitian yang berisikan pendekatan dan pembahasan mengenai jenis penelitian terhadap pegumpulan data sejarah.
Bab IV, Merupakan Hasil Penelitian dari permasalahan mengenai Peranan Che Guevara dalam Revolusi Kuba dan Proses terjadi  Revolusi Kuba.
Bab V,  Merupakan Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.


DAFTAR PUSTAKA
Peter McLaren, 2004, Revolusi Kuba, Amerika Serikat, Art adu ru.
Peter McLaren, 2004, Che Guevara, Paulo Freire dan Politik Harapan; Tinjauan Kritis   Pendidikan, Jakarta, Diglossia.
Julia E. Sweig, 2002, Nside The Cuban Revolution: Fidel Castro and The Urban    Underground, Harvard University
Jean Paul Sartre, 2005, Che Guevara adalah manusia paling lengkap pada             masanya. Bandung,    Petras

JANGAN LUPA